part 2

1.9K 202 7
                                    


Jnhwan masih setia duduk bersandar di belakang pintu kamarnya. Mendengar hal mengerikan yang terjadi di dalam kamar. Dan setia menangisi Hanbinya yang pastinya sekarang, tubuhnya dipenuhi banyak luka.

Setelah beberapa jam, ia merasa situasi di dalam kamar berangsur tenang. Tidak ada suara saat ini. Jinhwan merasa sedikit tenang dengan keadaan ini.

Hanbin pasti sedang tertidur sekarang

Jinhwan membuka kunci pintu kamarnya. Ia diam beberapa saat, berharap bahwa ia tidak akan melihat Hanbinya terluka parah. Ia menghembuskan nafas panjang dan kemudian membuka pintu itu perlahan.

Perlahan ia masuk ke kamar itu dan tanganya meraih saklar lampu yang terletak di tembok sebelah kanan pintu.

Klek

Lampu menyala. Jinhwan dapat melihat betapa kacaunya ruangan itu. Semuanya berserakan seperti telah dilanda gempa bumi. Dan yang lebih mengejutkan lagi, terdapat bercak - bercak darah di lantai, beberapa barang yang berserakan, dan juga di tembok. Ia mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan untuk mencari Hanbin di tengah kekacauan kamarnya.

Ketemu. Jinhwan kembali mengeluarkan air matanya ketika melihat Hanbin. Hanbin terkulai lemah di atas sebuah meja yang tingginya selutut. Dengan posisi miring membelakangi Jinhwan. Punggung dan kepala tidak pas berada di atas meja, sehingga kepalanya di bawah menyentuh lantai. Posisi yang sangat menyakitkan.

Jinhwan segera berlari menghampiri Hanbin. Ia membenarkan posisi Hanbin yang awalnya miring menjadi telentang.

Deg

Jinhwan benar - benar terkejut. Ia kembali melihat Hanbinya seperti ini sejak beberapa minggu yang lalu. Ia mulai terisak dan dadanya terasa sakit. Seakan ada kawat beduri yang mengikat hatinya hingga terluka dan mengeluarkan darah.

Hanbin. Ia terlihat seperti mayat yang mati karena dianiaya. Banyak luka lebam dan sayatan di sana - sini. Jinhwan menyeret tubuh Hanbin yang awalnya diatas meja menjadi di lantai. Kemudian, dengan susah payah ia menyeret dan mengangkat tubuh Hanbin hingga diatas ranjang.

Ia berlari ke dapur mengambil air dan handuk kecil dan meletakkanya di nakas sebelah ranjang. Kemudian ia berlari lagi untuk mengambil kotak P3K dan kembali lagi ke kamar. Ia melepas semua pakaian Hanbin dan hanya menyisahkan boxernya. Pemandangan yang sangat luar biasa. Tubuh Hanbin benar - benar seperti mayat yang habis dianiaya. Begitu pucat dan banyak luka lebam juga sayatan di seluruh bagianya. Bahkan tubuhnya itu juga dilumuri darah yang mulai mengering.

Dengan lembut, Jinhwan membersihkan tubuh Hanbin dengan air di dalam baskom dan handuk kecil yang ia bawa tadi. Ia mulai meneteskan air mata lagi. Tersenyum miris saat melihat ke wajah Hanbin.

Jadi, inilah yang terjadi?
Kenapa orang tuamu membuangmu?
Apa karena ini?
Sebenarnya kau ini apa?

Jinhwan telah selesai membersihkan tubuh Hanbin. Bahkan ia juga telah mengobati luka - luka pada tubuh Hanbin. Ia tersenyum melihat Hanbinya yang kini sudah lebih baik. Ia menggenggam tangan Hanbin dan menyentuhkanya pada pipinya.

Apapun yang telah kau lakukan, bagiku kau tetap Hanbin yang kucintai.

Jinhwan menidurkan dirinya di sebelah Hanbin. Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan menutupi Hanbin hingga ke bahunya. Ia memposisikan dirinya memeluk perut Hanbin dan menyandarkan kepalanya pada dada Hanbin di dalam selimut.

Pukul 7 pagi~~

"Pagi sayang" sapa Hanbin ketika melihat Jinhwan mulai terbangun dari tidurnya sembari mengecup bibir mungil jnhwan. Jinhwan tampak membuka kelopak matanya dan menggeliat di pelukan Hanbin.

You'll Always Be My HeroWhere stories live. Discover now