07. Just friend?

1.9K 190 71
                                    


"Akan ku tunjukkan padamu bagaimana seharusnya perempuan jalang berperilaku."

Mingyu menelan ludah.
Tertegun, tatapannya jatuh pada gaun dan bra Lana yang teronggok di lantai. Ia masih terlihat bingung dengan situasi yang ia hadapi ketika pada akhirnya Lana melangkah mendekat, menaikkan salah satu kaki terlebih dahulu ke sisi pinggul Mingyu lalu duduk mengangkang di pangkuan lelaki itu.

Tersentak, seolah kembali ke akal sehat, Mingyu bergerak menyingkirkan tubuh Lana dengan kasar hingga perempuan itu nyaris terpelanting.
Mencoba menjaga keseimbangan, Lana menarik sweater Mingyu. Tindakan itu malah membuat tubuh keduanya terhempas ke atas tempat tidur dengan posisi yang lebih ambigu.
Lana di bawah, dan Mingyu tepat berada di atas tubuh perempuan tersebut.

Mendapati sosok setengah bugil di bawah tubuhnya, Mingyu hilang akal.
Jatuh ke dalam telaga bening di mata Lana, merasakan hembusan nafasnya, dan gelenyar hangat yang menggerogotinya kulitnya, nafasnya tercekat.
Sejenak, ia lupa cara bernafas.

Dan nyaris.
Nyaris saja ia menyambar bibir Lana yang menggoda jika saja ia tak segera di sadarkan oleh ketukan di pintu.
Menyentakkan tubuh perempuan itu, Mingyu bangkit dengan buru-buru.
Tanpa mengatakan apapun ia bergerak menuju pintu, membuka sedikit, terlibat percakapan dengan orang di luar sana, lalu beberapa saat kemudian ia kembali dengan membawa kunci kamar.

"Ini, kunci duplikat." Ia lemparkan kunci pada Lana yang kini sudah berubah posisi dari telentang menjadi duduk. Tapi peremuan itu tetap belum mengenakan apa-apa.

Mingyu meraih gaun dan pakaian dalam di lantai lalu melemparkan benda-benda itu ke arah Lana dengan kasar.

"Segera pakai kembali bajumu dan pergi dari sini." Titahnya dingin.
Tanpa melihat kembali ke arah Lana, pemuda itu berbalik lalu melangkah menuju pintu dan menutupnya dari luar dengan kasar. Ia butuh udara segar, menyingkir secepatnya dari wanita beracun yang ada di kamarnya.

Dalam perjalanan menyusuri lorong hotel, Mingyu tak henti-hentinya merutuk. Beberapa kali bibirnya mendesis.
Merasakan rasa nyeri di satu titik.
Celananya terasa sesak, kejantannya mengeras.

Lagi, Lana berhasil membangkitkan gairah seksualnya.

°°

Lana buru-buru mengenakan gaunnya lalu bergerak ke kamarnya sendiri dengan kunci duplikat yang baru saja ia dapat. Perasaannya campur aduk.

Sempat mondar-mandir tak menentu, ia menatap kembali pada kunci kamar yang tergeletak di atas meja. Tangannya terulur, lalu mengambil satu lagi kunci yang berada di laci nakas.
Ia menatap dua kunci tersebut sambil mendesis lirih.

Mingyu benar.
Semuanya memang sandiwara yang sengaja ia rancang.
Lana pura-pura kehilangan kunci. Ia pura-pura mabuk dan menerobos ke kamar Mingyu.
Ini yang ia rencanakan, ini yang ia inginkan. Harusnya ia puas, senang.
Nyatanya, setelah apa yang terjadi barusan, ada semacam perasaan tak enak menyelimuti dirinya.
Perasaan bersalah, layaknya pengkhianat.

Ini bukan pertama kali ia menggoda pria. Tapi itu dulu ketika ia belum sah menjadi tunangan orang lain.
Dan sekarang? Ia malah merasa ada yang tidak benar pada dirinya.

Lana menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Ia mengulurkan tangan dan menatap cincin tunangan yang tersemat di jari manis.
Teringat pada tunangannya yang baik hati, Wonwoo.
Tiba-tiba saja ia ingin menelpon pria itu dan mengatakan bahwa ia ada di Jepang dan tanpa sengaja bertemu dengan Mingyu. Tapi ...

Lana kembali merutuk dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Kali ini sosok Seungcheol terbayang di benaknya.
Sahabat terbaik, pria terbaik, Lana ingat semua kata-katanya.

KAU UNTUKKU [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now