Call My Name

4.9K 223 2
                                    

"Saya yakin anda akan baik-baik saja. Meski begitu anda belum diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit" ujar dokter pada Tina

"Lalu, apakah lukanya akan meninggalkan bekas?" Tanya Cornelia

"Tenang saja nyonya, lukanya tidak akan meninggalkan bekas apapun. Saya tau betapa berharganya kulit seorang gadis" ujar sang dokter menenangkan

Hari ini Nick pergi ke sekolah bersama dengan sepupunya. Nick sebenarnya tidak rela namun, paksaan dari Tina dengan wajah memelas andalannya membuat Nick mengalah. Cornelia mengatakan pada Nick dirinya dan Lucy akan menjaga Tina sampai Nick kembali

"Nyonya, maafkan saya" ujar Tina pada Cornelia sesaat setelah dokter keluar dari ruangannya

"Hm? Apa maksudmu?" Tanya Cornelia

"Saya sudah merepotkan nyonya"

"Tidak, jangan bilang begitu. Justru aku yang harus minta maaf padamu Tina"

"Eh?"

"Kamu sudah menyelamatkan putraku"

Tina semakin merasa bersalah. Dia tahu pelakunya adalah orang yang ia kenal

"Ah, tidak nyonya. Sungguh ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan kebaikan nyonya pada saya"

Cornelia tersenyum, dia membelai sayang rambut hitam Tina

"Dan satu lagi nyonya, saya minta maaf karna sudah lancang menjadi kekasih tuan muda" ujar Tina sepelan mungkin

Cornelia dan Lucy tertawa. Tina menjadi bingung

"Maaf, Tina. Sebenarnya untuk yang satu itu kami semua sangat setuju dengan tindakan Nick" ujar Cornelia

"Kenapa?"

Lucy mendekat "naisho(rahasia)"

Tina kembali terdiam. Lucy dan Cornelia saling menatap. Lalu Cornelia menggenggam tangan Tina

"Kau boleh memanggilku mom, kaasan atau apapun yang sejenis itu jika kau mau" tawar Cornelia

"Benarkah?"

Cornelia mengangguk

"Kaasama" panggil Tina, Cornelia tersenyum

"Tina, apa kau lapar? Akan aku pesankan makanan untukmu" tanya Lucy

"Tidak, nyonya saya belum lapar. Nyonya tak perlu repot-repot"

"Jangan sungkan padaku Tina, dan hey, jangan panggil aku nyonya. Panggil saja aku Aunty seperti Nick dan Jeanne"

Tina mengangguk "aunty" panggilnya dan Lucy tersenyum dengan sangat senang

Tina, Lucy dan Cornelia berbincang bersama. Sampai tiba-tiba pintu ruangan Tina terbuka. Nick datang dengan pakaian seragam yang berantakan. Tina berani bertaruh tuannya itu langsung kesini setelah bell berbunyi

"Kami pergi dulu ya Tina, jaa- nee(sejenis see you)" ujar Cornelia sambil menarik Lucy menjauh

"Hati-hati di jalan, kaasama, aunty" ujar Tina

"Kaasama? Aunty?" Tanya Nick sambil melepaskan Dasinya

"Nyonya Cornelia dan Nyonya Lucy menyuruh saya memanggil mereka begitu" Tina memberi penjelasan dan Nick hanya mengangguk

Nick duduk di bagian pinggir ranjang Tina

"Apa kata dokter tadi? Apa saja yang lo lakuin pas gue gak ada? Udah makan apa belum? Ada yang sakit gak? Lo-" Tina menghentikan ucapan Nick dengan meletakan Telunjuk tangan kanannya di bibir Nick

"Pertama-tama... Okaerinasai Nick-ssama" ujar Tina

"Lalu, dokter bilang saya tidak apa-apa, tapi, saya belum boleh keluar dari rumah sakit. Saya hanya berbincang dengan kaasama dan aunty. Saya belum makan, dan saya baik-baik saja, tidak ada yang sakit" ujar Tina

"Ada lagi yang ingin anda tanyakan Nick-ssama?"

"Kenapa lo gak makan? Dan jangan pake embel-embel Ssama di belakang nama gue!"

"Saya menunggu anda. Lalu, jika saya tidak memanggil anda begitu tuan besar akan marah pada saya"

"Dad, gak akan marah. Harusnya lo tenang aja, secara lo punya mom dan Jeanne-neesan sebagai backing-an lo"

Tina memilih diam saja, dari pada dia harus berkelahi dengan tuannya yang keras kepala ini

"Kenapa lo diem? Ada yang sakit?" Tina menggeleng

"Terus kenapa?" Nick menangkupkan kedua tangannya di pipi Tina dan menarik wajah itu agar menatapnya

Blush

Wajah Tina memerah ketika kedua matanya beradu dengan manik abu tuannya

"Lo demam?"

Tina menggeleng

"Terus muka lo kenapa merah?"

"Saya..." Tina tak berani menjawab

Tina berusaha memalingkan wajahnya ke arah lain dan Nick langsung mengerti penyebab merahnya pipi Tina. Nick melepaskan tangannya dari pipi Tina, kemudian mengacak pelan rambut pelayannya itu. Dia menarik kepala Tina agar bersandar di dadanya

"Lo tahu?" Ujar Nick sambil membelai rambut panjang Tina dengan tangannya

"Gue kaget pas liat lo tersungkur di hadapan gue dengan darah dan pisau menancap di badan lo. Selain itu gue merasa kesel dan marah karna lo udah begitu bodohnya lompat untuk melindungi gue. Lalu, waktu lo dioperasi gue merasa sangat takut. Dan itu adalah pertama kalinya gue takut"

"Tuan takut?"

"Iya gue takut, sangat takut"

"Tuan takut pada apa?"

"Gue takut, takut lo gak bangun lagi. Dan jangan panggil gue tuan"

"Lalu, waktu lo gak sadar selama seminggu, gue bener-bener putus asa. Gue pikir lo beneran gak akan bangun lagi"

"Dan kemarin, gue takut karna gue pikir lo diculik oleh orang yang berusaha membunuh gue"

"Saya tidak tau jika tuan begitu penakut"

"Gue jadi penakut karna lo! Dan gue udah bilang jangan panggil gue tuan!"

"Lalu kalau saya tidak memanggil anda tuan saya harus memanggil anda apa?"

"Call my name. Without honorifics"

"Tuan besar akan menghukum saya nanti"

"Kalau gitu panggil tuan waktu ada Dad. Ngerti?"

"Ha'i wakarimashita"

"Good"

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now