Chapter 3 - He Better Didn't Know

5K 254 1
                                    

3 tahun kemudian

Suatu malam di salah satu ruangan di mansion Russelldy

"pelan-pelan Karin" ujar Tina sambil meringis katika Karin membersihkan lukanya

"iya, aku tahu, Tina sebaiknya kamu ke dokter saja yah, biar aku yang bilang pada bibi Lis"bujuk Karin

"jangan, kalau bibi Lis tahu, nanti dia akan memberitahu tuan muda"

"tapi, lukamu ini besar sekali loh, Tin, nanti kalau infeksi bagaimana?"

"tidak akan, sungguh, lagi pula aku sudah terbiasa, sudah sering kali aku menerima hal seperti ini sejak dari pertama aku masuk ke sekolah"

"hah, kamu ini, keras kepala sekali, anak-anak itu juga keterlaluan sudah 3 tahun mereka mengerjaimu tetap saja mereka tidak pernah puas"

"yah, mau diapakan lagi, habis aku selalu berangkat dengan dia"

"maka dari itu Tina, cepat beritahu saja dia, siapa tahu dia akan membantu kamu"

"hahaha, jangan bercanda kamu Karin, orang yang seperti dia yang selalu mencari gara-gara dengan aku mana mungkin mau membantuku"

"yap, sudah selesai, kalau nanti sakitnya belum hilang, kamu janji ya akan bilang padaku"

"iya, aku janji, nah sekarang aku harus ke kamar dia dulu. Kamu juga harus kekamar tuan Richie kan"

Karin hanya mengangguk sambil menatapi punggung temannya yang semakin lama semakin jauh dari ruangan itu. Karin segera beranjak kekamar tuan mudanya sebelum tuannya marah.

Kamar Nickolas

"dari mana aja lo? Jam berapa sekarang? Udah mulai berani macem-macem lo ya sekarang?!" bentak Nick pada Tina, sementara Tina meminta maaf sambil menyiapkan alat-alat untuk tuannya menjalankan misi sambil berusaha menahan sakit dari luka di kakinya

"gue Tanya lo gak jawab, mau lo apa sih?!"

"maaf tuan, saya tadi ada urusan sebentar, nah ini silahkan"

Nick tahu ada yang tidak beres dengan Tina tapi dia tidak mau terlalu mempermasalahkannya karna dia tahu kalau dia terus bertanya, Tina bisa saja membentaknya dan kalau sampai mereka berkelahi dan terdengar oleh ayahnya, Tina bisa saja di hukum oleh ayahnya dengan hukuman pukulan. Bukannya peduli, dia hanya malas mendengar permintaan ibu, kakak, bibinya dan bibi Lis agar dia meminta ayahnya menyudahi hukuman itu. Yah setidaknya begitulah pemikiran Nick sekarang

"hah..." pemikiran panjangnya diakhiri dengan helaan nafas panjang

Kita tinggalkan pasangan pelayan dan tuan yang satu ini dan beralih ke kamar lain

"gommen tuan, saya terlambat" kata Karin sambil membungkuk

"tidak apa-apa Karin, aku bisa menyiapkan sendiri lagipula. Tapi, kemana kau tadi?"

"itu, hah... kalau membicarakannya aku jadi kesal" ucap Karin sambil menggembungkan pipinya yang berakhir dengan cubitan gemas dari Richie

"ada apa? Siapa yang membuatmu kesal?"

"sakit Richie" Karin mengusap-usap pipinya "itu loh fansgirl kau dan sepupumu, mereka menyebalkan sekali"

"hm, kenapa?"

"ini sudah tiga tahun kan sejak Tina masuk disekolah kita?"

"iya, lalu kenapa?"

"aku heran pada fansgirl kalian itu, sudah dua tahun dan mereka masih punya begitu banyak alasan dan cara untuk membully Tina, keterlaluan kan? Dan yang parahnya lagi ini yang benar-benar membuatku kesal"

"hm, kenapa? Bukankah mereka sudah berdamai dengan Tina, sejak aku memarahi mereka?"

"itu di depanmu, kau tahu, hari ini mereka membully Tina di ruang penyimpanan bola dan yang parahnya, mereka mendorong Tina sampai ia mengenai potongan besi tua bekas tiang gawang kita yang patah" Richie terkejut bukan main mendengar hal seperti itu terjadi pada Tina, buat dia dan Karin, Tina adalah anak yang sangat baik, pandai dan sering kali membantunya saat dia kesulitan, meski setelahnya ia dimarahi oleh Nick sepupunya

"dia, sudah ke dokter belum?"

Karin menggelengkan kepalanya "katanya jangan sampai Tuan muda tahu, dia selalu bilang begitu entah apa yang dipikirkannya, sepupumu juga salah dalam hal ini"

"loh kok kamu menyalahkan Nick"

"iya karna dia tidak peka, padahal mereka sering bersama, tiap hari ada saja luka memar, luka gores dan bermacam macam luka tapi, dia tidak pernah menyadarinya, bertanya pun tidak"

"ya sudah, nanti aku cari jalan keluarnya, sekarang aku berangkat dulu ya" ujar Richie, ia mengecup dahi Karin dan pergi meninggalkan ruangan itu setelahnya

.......

Lagi, misi dimalam itu diselesaikan dengan mudah oleh mereka, dalam perjalanan pulang di dalam mobil Nick, Richie bercerita tentang kelakuan Karin pelayan tercintanya yang hanya di jawab dengan dengusan dari Nick

"Nick, kalo misalnya si Tina dianiaya oleh fansgirl-mu apa yang bakal lo lakukan?"Tanya Richie

"kenapa tanya begitu?" Tanya Nick

"yeh, ditanya malah balik nanya, jawab cepetan"

"kok lo maksa sih, emang kenapa dia? Lagian juga siapa coba yang berani gangguin itu macan betina?"

"sebenernya sih, gue gak boleh kasih tau ini ke lo tapi-"

"tapi apa? Kalo ngomong jangan setengah-setengah"

"itu loh si princess wanna be"

"siapa? Luna?"

"iya dia, si Luna, dia sama genknya sering banget ngebully Tina"

"hah? Gue gak salah denger? Ada juga yang bisa ngebully tuh macan,tapi ngomong-ngomong kenapa juga dia ngebully si Tina?"

"haduh... lo ini macam tak tau saja kalau dia itu udah ngejar cinta lo sejak kita baru masuk SMP"

"terus hubungannya sama Tina apa?"

"dia jealous kali ngeliat lo tiap hari pergi and pulang sama Tina, dulu sih pas Tina baru masuk gue tau kalo ketua fansgirlmu itu sering ngebully Tina, terus pernah lagi kita kelas 3 gue ngeliat Tina dikeroyok sama fansgirl lo, untung dia belom diapa-apain. Gue udah tegur mereka semua dan mereka setuju buat damai sama Tina"

"nah kalo udah damai kenapa dingomongin lagi"

"itu dia masalahnya Nick, udah deh pokoknya untuk beberapa hari ini jangan kejam-kejam sama Tina"

"lah kok gitu? Kasih tau gue dong alasannya"

"gak boleh gue udah terlalu banyak memberikan informasi ke lo, kalo Karin dan orang yang bersangkutan (Tina) tau, gue bisa dimusuhin sama mereka, pokoknya lo jangan marah-marahin dia dulu deh buat beberapa hari ini aja, ok?"

"hm"

Percakapan singkat itu ditutup oleh Richie begitu saja, tanpa diketahui Richie sebenarnya Nick cukup kaget dan kesal juga mendengar tingkah fansgirlnya. Sepulangnya mereka, Nick langsung pergi kekamarnya tanpa memandang Tina yang sudah menyambutnya seperti biasa. Tidur mungkin itu yang diperlukan oleh Nick sekarang ini.

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now