3 - Weird Dream

82 32 6
                                    

"Ternyata lo?!"

"Iya ini gue," jawab Mario santai.

"Oh, ternyata kalian udah saling kenal?" tanya Vanessa penasaran.

"Kita kan satu kelas," jawab mereka berdua serempak.

"Aciee, kompak nih," ledek Gavin sembari terkekeh kecil.

"Apaan sih, bang," Luna memanyunkan bibirnya.

Astaga, imut banget, batin Mario.

"Makan di mana kita?" tanya Luna dengan nada super cuek.

"Makan udon aja, ya? Vanes katanya mau makan itu." Gavin menyenggol Vanessa dengan pelan, lalu merangkulnya.

"Tau aja." Wajah Vanessa sedikit memerah.

"Aduh, pedas mata jomblo," sindir Mario dan Luna bersamaan.

"Eh, sorry. Yaudah langsung ke sana aja. Ngapain lama-lama di sini," Gavin pun mulai menggerakkan kakinya, lalu diikuti dengan yang lainnya.

Tak lama kemudian, makanan yang dipesan datang. Dengan lahap mereka menyantap makanan itu.

"Lun, lo ada cowok ga?" Tanya Gavin tiba-tiba.

Luna yang sedang menikmati makanannya pun tersedak. "Gak," jawab Luna singkat, padat, dan jelas.

"Itu kayaknya deket banget duduknya sama Mario, naksir dia ya?" Vanessa menambahkan.

Reflek, Luna menggeserkan tubuhnya menjauhi Mario. "Gue mah, ogah sama dia."

Mario yang sedang menyesap minumannya pun berhenti. Dadanya terasa sakit mendengar perkataan Luna barusan. Gapapa, Mar. Masih ada kesempatan, batinnya.

"Yuk, pulang. Makasih ya, sayang," Vanessa memeluk Gavin dengan mesra.

"Butuh insto," ceplos Luna.

"Gue ada insto, nih. Bagi dua, ya?" Mario menambahi.

"Aduh, kalian cocok banget," ledek Vanessa.

"Terserah kakak, ah," Luna memanyunkan bibirnya, lalu segera mengajak Gavin pulang.

***

"Luna," panggil seorang laki-laki berambut coklat tua.

"Si-siapa kamu?" Tanya Luna dengan tergagap. Ia belum pernah bertemu dengan laki-laki itu. Namun, bagaimana bisa laki-laki itu mengenali dirinya?

"Aku, Avaero," jawab laki-laki itu dengan suara yang sangat kecil, nyaris berbisik.

"Siapa?" Tanya Luna lagi.

"Aku, sa-"

glek.

Luna terbangun dari tidurnya. Mimpi apa barusan? Siapa Avaero? Tanyanya dalam hati.

Ia pun bergegas pergi ke kamar mandi. Hari ini, Kiana berencana mengajaknya pergi ke toko buku. Ya, Kiana adalah pencinta novel bertema teen-fiction, chicklit, dan romance. Ia bahkan rela menghabiskan uang ratusan ribu hanya untuk melengkapi koleksinya.

Setelah selesai bersiap-siap, Luna pun mengambil slingbag berbentuk popcorn dari atas mejanya.

"LUNAAAAA," teriak Kiana dari teras rumahnya. Ia pun bergegas menghampiri Kiana.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang