Prologue

202 47 11
                                    

Luna mengerjap-ngerjapkan matanya. Diliriknya jam yang berada di sebelah tempat tidurnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit.

"Astaga, udah jam segini." Ia pun segera berlari ke kamar mandi, berusaha bersiap secepat mungkin. Setelah selesai bersiap-siap, diambilnya sebuah tas kecil berwarna pink muda. Tas itu tampak cocok dengan kemeja putih polos dan rok pink muda yang ia kenakan.

"Lama banget sih," omel Kiana. Hari ini, Kiana mengajaknya pergi ke Kafe Fla'z. Kiana berencana mengenalkan teman lelakinya yang baru saja datang dari Singapura.

"Iya ini udah kok," Luna membuka pintu mobil, lalu segera masuk ke dalamnya. Mereka pun segera pergi menuju Kafe Fla'z.

Sesampainya di Kafe Fla'z, Kiana langsung mencari sesosok orang yang mengenakan jaket biru tua dengan tulisan Beast di bagian belakang.

"Nah, itu orangnya." Kiana menunjuk seseorang yang sedang duduk di meja nomor 12. Ia menarik tangan Luna, lalu menghampiri lelaki itu.

"Lama nunggu ya, Mar?" tanya Kiana, sembari duduk di kursi yang berada di depan laki-laki itu.

"Enggak kok, gue barusan nyampe. Oh iya, itu siapa?" Lelaki itu menunjuk Luna.

"Oh ini teman gue. Lun, kenalin diri, masa gue yang kenalin lo."

"Luna Astella, panggil aja Luna."

"Mario Arjuna, panggil gue Mario." Mereka pun berjabatan tangan, seperti yang kebanyakan orang lakukan. Suasana pun berubah menjadi canggung.

"Yaudah, pesan apa nih?" Kiana berusaha mencairkan suasana.

"Gue pesan taro latte," jawab Mario dan Luna bersamaan. Suasana canggung pun kembali tercipta.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang