[FF] Liar? (Part 01)

158 16 0
                                    

Brukk

"Hahahhaaa!!" terdengar beberapa suara tawa yang semakin menjauh.

Kimura melangkah menuju arah suara dan menemukan sesosok siswa berkacamata yang bersandar di tembok belakang sekolah dengan lebam di sekujur tubuhnya. Semakin ia mendekat, Kimura mengetahui bahwa siswa itu adalah Tanaka Juri, teman sekelasnya.

"Tanaka? Kau masih bisa berjalan? Ayo, kubantu ke ruang kesehatan," ucap Kimura sambil berusaha memapah Juri. Pemuda itu hanya bisa meringis kecil menjawab ucapan gadis berambut pendek tersebut.

"Tunggu sebentar, ya! Hm, kompres ada. Salep ada. Oh, ya, Tanaka, selain lebam, ada luka?"

Juri menggeleng pelan. "Ti..dak. Tidak ada," jawabnya menyadari Kimura tidak melihat gerakan kepalanya.

"Maaf, ya!"

Pemuda berkacamata botol itu menggeleng lagi. Menandakan kalau dia masih bisa menahan rasa sakitnya. Sedangkan siswi yang sedang mengoleskan salep di lengannya, kini menatapnya sedih.

"Maaf, aku tidak bisa menolongmu lebih dari ini," lanjut gadis itu.

Mendengar itu, Juri mencoba tersenyum. Berharap bisa mengurangi rasa bersalah gadis yang tengah mengobatinya.

"Aku tidak apa-apa. Sungguh."

Kimura menatap pemuda di hadapannya itu dengan raut wajah tak percaya. Tapi melihat puppy eyes gagal di depannya, dia pun menyerah.

~~~

Esoknya, saat di perjalanan pulang dari toko buku, Kimura melihat seseorang yang dikenalnya. Sedang bersama beberapa remaja seumuran mereka. Hanya saja kali ini, pemuda tersebut tidak mengenakan seragam sekolah, melainkan kaos putih yang dibalut jaket kulit berwarna hitam. Kaca mata botol yang dikenakannya tampak dilepas dan dimasukkan ke dalam kotak kacamata, menampilkan wajah Juri yang menawan.

Gadis manis itu berjalan perlahan sambil sebentar-sebentar melirik ke arah teman sekelasnya. Benarkah? Apa iya? Lantas untuk apa? Berbagai pertanyaan berputar di kepalanya, sampai dia mendengar suara Juri mengobrol dengan teman-teman pemuda itu.

"Dia bilang, 'maaf aku tidak bisa menolongmu lebih dari ini'. Hahaha! Aku tidak butuh bantuan dari gadis seperti dia. Bahkan aku sengaja membuat diriku di-bully. Agar luka-luka akibat berkelahi ini bisa tertutupi."

Mata Kimura mulai berkabut. Dia segera mengalihkan pandangan dan dirinya dari tempat itu. Secepat mungkin. Sebelum dirinya mendengar Juri berkata buruk lebih panjang lagi tentangnya.

Hari berlalu, minggu pun berganti. Sebisa mungkin Kimura menghindar dari Juri. Sebenarnya Juri tidak mencarinya sih, tapi tetap saja gadis mungil itu selalu mencari jalan lain kalau dia melihat sosok Tanaka Juri. Saat di kelas, dia akan berusaha tidak melirik atau berbicara dengan pemuda itu.

Namun, tampaknya hari ini keberuntungan tidak berpihak pada Kimura. Dia harus sekelompok dengan Juri untuk tugas menggambar.

Juri mendekati meja Kimura dan mengajak gadis itu untuk mengerjakan tugas mereka di taman sekolah. Kimura hanya mengangguk menyetujui. Dan mereka memutuskan untuk menggambar bagian sekolah mereka yang tampak dari lokasi mereka saat itu.

"Aika-san," panggil Juri seraya menyenderkan punggungnya pada punggung siswi di belakangnya. "Kenapa kau menghindariku?" tanyanya setelah mendapat respon dari Kimura.

"Kalau aku menghindarimu, aku tidak duduk di sini sekarang, bersamamu, menggambar bersama," jawab Kimura datar, mencoba tidak terlalu peduli.

"Merepotkan ya, bersama seseorang yang selalu di-bully? Sikapmu beberapa hari ini berbeda dengan saat di ruang kesehatan."

"Sikapmu juga berbeda. Kenapa sekarang kau jadi MAU mengobrol denganku?" sahut gadis manis itu.

Juri menghentikan goresan pensil di buku menggambarnya. Kemudian menjawab dengan suara lirih.

"Karena kau adalah teman pertamaku di sekolah ini. Jadi kupikir aku bisa mengobrol denganmu di sekolah, lalu kau menjauhiku. Aku tidak tau saat itu kau menolongku hanya karena kasihan."

Kimura mendengus pelan mendengar pernyataan Juri.

"Dan kaupikir aku akan percaya? Lalu merasa bersalah dan bisa kau ceritakan lagi pada teman-temanmu sebagai bahan ejekan?" ucapnya ketus membalas perkataan pemuda di belakangnya tanpa menghentikan pekerjaannya. "Selesaikan saja gambarmu agar cepat dikumpulkan," lanjutnya.

Mata Juri melebar. Gadis ini, tahu?

~~~

Bersambung

[FF] Liar?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang