"Kasian banget sih!"ucap salah satu peserta Mos

"Untung aja gue nggak terlambat , kalo nggak gue juga akan dihukum juga kayak dia."

"Ra itu Fayola kok bisa sih dia telambat"ucap Zalha sahabat Fayola.

"Di hari penting gini dia terlambat, gue jamin dia nggak akan selamat sama ketos itu,"

Mau taruh dimana mukannya sekarang. Suasana jadi riuh, banyak orang membicarakannya.

Ingatan tentang Informasi seakan kembali di ingatanya tentang pengumuman lengkap tentang informasi mos, jangan sampai tidak di ikuti. Kalo nggak tamatlah riwayat kalian. Baru saja Ia memikirkannya ketos itu kembali mengingatkan.

"Jangan coba-coba terlambat akan berakibat fatal!"ucap ketos itu dengan lantang

Teriknya cahaya mentari, mampu membuat keringatnya bercucuran memenuhi wajahnya. Ia benar-benar tak kuat harus menahan panas matahari. Namun, itu bukan hukuman yang sebenarnya Ia baru menerima the real hukuman setelah acara pembukaan selesai.

Rasanya Ia tak akan kuat menahannya. Kepalanya pusing, pandangannya samar-samar, mungkin akan pingsan sebentar lagi.pikirnya kalo dia pingsan mungkin dirinya tak jadi di hukum, ya kali setega itu kan, Namun itu tak akan pernah terjadi. Karna Ia keburu di panggil dengan kaka Osis.

Ia berdecak kesal.

Lagi-lagi Ia harus berjalan di belakang kaka osis di depannya seperti anak ayam mengikuti induknya. Entah mau di bawa kemana lagi sekarang. Perjalanan panjang menyusuri koridor membuat kakinya pegal, abis di jemur lalu di suruh berjalan sejauh ini.

Kaka itu berhenti, dimana sekarang ruangannya gelap hanya ada cahaya dari lampu yang setengah redup, Ia sedikit takut. Ruangan ini memang belum pernah Ia liat sebelumnya dan disana Ia melihat seseorang berjalan menunju dirinya. Ketua osis. Mata Faylola membulat, Jantungnya seperti ingin copot, Ia tampan tapi terlihat seram baginya.

"Ini peserta mos yang terlambat Vin,"ucapnya pada ketua osis, lalu berlalu pergi  dan memberikan senyuman jahat pada Fayola.

"Lo tau dong apa resikonya orang terlambat,"Gavin menunjuk Fayola, membuat gadis itu bergedik ketakutan. Ganteng-ganteng seram.

"Iya kak saya tahu, saya akan mendapat hukuman yang sangat fatal,"ujarnya patah-patah, Ia begitu takut sekarang berhadapan dengan ketua osis.

"Jangan buat wajah kasian di depan gue, karna gue gak punya hati untuk orang yang sudah melanggar peraturan"tegas Gavin

"Kira-kira apa yah, hukuman yang cocok buat lo, biar lo kapok,"lanjutnya

"Vin, gue boleh kasih saran nggak,"lontar seseorang di samping Gavin, yang sedari tadi Fayola tidak menyadari keberadaan orang itu. Ia membisikan Gavin sesuatu, Fayola bisa dengan jelas melihat Ia tersenyum ada sesuatu di baliknya.

Perasaannya nggak enak.

"Lo ikut gue, mau gue kasih hukuman"ujarnya sambil tersenyum jahat

Mau tidak mau Fayola harus mengikuti ketos itu, Ia di bawa ke tempat yang lebih sepi tak ada seseorang sama sekali disana, rasanya Ia ingin berteriak kenapa harus di bawa ketempat yang sepi sih.

Kayaknya gue mau di bunuh kali yah, sepi amat tempatnya.batinnya

"Kak ini tempat sepi amat,"gumamnya

Tiba-tiba ketos itu mendorong Fayola ke dinding dan dngan cepat menyergap tangan Fayola , sekarang tubuh mereka sangat dekat hanya tinggal beberapa jengkal saja

Ia tak bisa bergerak. Ketos itu benar-benar menguncinya Fayola mengeram memenjam matanya, karna ini sudah tak wajar. Hukuman macam apa inu.

"Kak lepasin saya, apa yang sebenarnya yang kaka mau lakuin sama saya?"lirihnya, nafasnya terengah-engah

"Ini hukuman lo! Jangan mengelak ataupun berusaha lari dari gue, tenangnya aja akan sakit, malah akan buat li ketagihan,"ucap Gavin dengan penuh nafsu.

Fayola sangat takut. Ini pelecehan terhadap dirinya, Ia tak peduli ini hukuman, Fayola pun berusaha lepas dari ketos mesum itu.

"Berani kaka ngapa-nagapain saya, saya akan laporin kaka ke polisi dan akan membeci kaka seumur hidup saya"serunya, dengan mata tertutup. Terlihat gemas.

"Terserah lo mau ngadu sama siapa tapi yang penting lo harus nerima hukuman lo dulu, dan gue nggak peduli lo mau benci gue atau apapun itu"

Dia memulai mendekati wajahnya ke wajah Fayola, tapi Fayola terus-terus memalingkan wajahnya berusaha menghidar dari apa yang akan dilakukan lelaki ini padanya, Gavin pun tidak mau kalah dari Fayola dia pun semakin mendekatkan wajahnya kepada Fayola semakin dekat hampir bersentuhan Fayola, Fayola semakin mengeram berusaha melepaskan diri.

Tiba-tiba ada yang menariknya.

"Hah! Gue di selamatin, Gue akan berterima kasih sama dia,"ucapnya dalam hati.

Setelah selamat Fayola yang masih memenjamkan mata sambil berjalan mengikuti seseorang yang sedang menarik tangannya sedangkan ketos yang bernama Gavin itu kesal, lihat seseorang yang telah memanggil mangsanya darinya.

"Sialan banjingan lo, berani yah lo ambil dia dari gue,"gumam Gavin kesal

Gavin langsung mengikuti mereka, tetapi tiba-tiba saja Gavin di hentikan dengan seseorang yang memanggil dia "Gavin" ucap salah satu guru, Ibu Karin

"Kamu di panggil kepala sekolah "Ucap Ibu karin

Kesal. Tapi, Ia harus pergi. Kepala sekolah lebih penting baginya. Langkahnya di percepat mengingat hal yang baru saja buat dirinya kesal.

Ia harus membalas dendam.

Next part🔜

SENSE IN LOVEWhere stories live. Discover now