Bagian 1 "Siswa Baru"

Start from the beginning
                                    

Keyra menaikkan alis kanannya saat mendengar celetukan para siswi mengenai siswa itu.

"Ganteng? Dari mananya ganteng? Mata sipit, kulitnya putih pucat seperti Vampire, rambutnya coklat. Pasti tuh cowok rambutnya diberi warna. Liat aja loe kalau ketemu dengan pak Samsudin, pasti loe bakalan kena omelan sepanjang kereta api." batin Keyra menatapnya sinis.

"Key, ngapain loe natap sinis ke dia?"

"Gak papa, gue Cuma gak suka cowok begitu. Sok kecakepan" ucapnya pelan

Siswa baru itu menoleh menatap Keyra. Tatapannya datar lalu ia kembali asik memainkan Game di ponselnya.

" Loe liatkan tingkahnya. Sok banget!" ucap Keyra yang entah kenapa Keyra merasa risih dengan kehadiran siswa itu.

"Sudahlah. Lagian juga dia bukan urusan loe, Key. Kan terserah dia mau ngelakuin apa aja." ucap Angga.

" Iya sih. Ya udahlah, lagian dia juga bukan tipe gue." sahutnya.


Pintu gerbang Sekolah dibuka setelah Upacara selesai berlangsung. Seperti biasa, dua orang guru bernama Pak Samsudin dan bu Oneng sudah berdiri dengan membawa rotan di tangannya.


Mau tidak mau para siswa/siswi tidak bisa menghindari hukuman yang diberikan oleh Guru mereka karena kesalahan yang mereka lakukan. Para siswa/siswi mengantri dan mengulurkan kedua telapak tangannya di depan kedua guru mereka. Selain mendapatkan jeweran, mereka juga mendapatkan pukulan di kedua telapan tangan mereka.


Dua baris di depan dari deretan dimana Keyra dan Angga mengantri , siswa baru itu ikut mengantri. Tetapi dia tidak suka jika dirinya dihukum seperti itu, karena menurutnya dia tidak bersalah.


" Maaf pak, bu. Tapi saya siswa baru di Sekolah ini. Jadi bapak dan ibu tidak bisa menghukum saya."

"Jika kau siswa baru di Sekolah ini. Lalu kenapa kau juga harus datang terlambat?!" sahut pak Samsudin

"Karena rumah saya jauh, pak."

"Apa kau pikir! Hanya kamu saja yang rumahnya jauh dari Sekolah ini?! Di dalam sana juga banyak yang rumahnya jauh. Tapi berusaha datang tepat waktu! Dan ini apalagi! Rambut disemir begini!" ucap pak Samsudin sambil menarik rambutnya yang berwarna coklat.

"Sejak lahir warna rambut saya sudah begini, pak."

"Oh. Tapi bagaimana pun juga kau harus tetap di hukum."

"Tidak! Saya tidak mau! Karena saya tidak bersalah!" tolaknya tegas

Keyra bergumam karena ikut kesal pada siswa yang menurutnya tidak sopan pada seorang Guru.

"Uh! Dia berani sekali berkata seperti itu!"

"Tapi dia benar juga, Key. Dia kan siswa baru."

"Tapi tidak harusnya seperti itu pada Guru. Sepertinya dia tidak punya sopan santun!"

"Hust! Nanti kedengaran yang lain." tegur Angga

Perdebatan antara siswa baru itu dengan pak Samsudin membuat siswa/siswi yang lain gerah karena juga sinar Matahari cukup menyengat di kulit mereka.

"Saya akan menerima hukuman bapak, jika bapak bisa menjawab tebakan saya. Tapi jika bapak tidak bisa menjawab tebakan saya, maka bapak juga tidak berhak menghukum siswa yang lain. "

"Baik! Saya akan terima tantanganmu. Apa tebakannya?"

"Bendanya bulat panjang, dibuka, terus dimasukkan, lalu keluar cairan. Kalau sudah lemes dikeluarin lagi. Orang itu melakukan apa? Silakan bapak menjawabnya."

"Love"Where stories live. Discover now