"Ando ikut papa"

"Iqbal ikut papa"

Serempak mereka berdua, bulat dengan keputusannya. Tidak ada yang perlu mereka pikirkan lagi, tidak ada yang salah dengan ucapan Mr. Bov. Toh, memang hampir 6 atau 7 tahun lebih mereka tidak pernah hidup bersama dan sibuk dengan kehidupan masing-masing. Seperti seseorang yang tidak pernah memiliki keluarga nyata.

Mr. Bov tersenyum legah sembari mengganggukan kepala beberapa kali.

"Habiskan makanan kalian, Dafychi sendirian dikamarnya"

Ando dan Iqbal mengangguk, melanjutkan kembali makanan mereka dalam diam. Meskipun terasa sangat berat, ini sudah keputusan mereka berdua, tidak perlu lagi dirubah, mungkin ini akan menjadi kehidupan yang baru bagi keluarga mereka.

****

Rio turun dari mobilnya, meninggalkan Nyonya Abahay yang sudah masuk duluan ke dalam rumah, Ia tidak langsung ke rumahnya sendiri melainkan rumah disebrang sana, rumah Ify.

Rio sedikit kaget melihat banyak pengawal disana, namun ia tidak mempedulikanya. Ia menerobos saja masuk kedalam, toh tidak ada yang mencegahnya.

"Dimana Ify?" tanya Rio ketika berpapasan dengan Mr. Lay di ruang tamu.

"Dikamarnya, tuan" jawab Mr.Lay sopan.

"Saya boleh kesana?" tanya Rio hati-hati.

"Silahkan. Tapi keadaanya masih belum baik, jadi mohon jangan dipaksakan nona Ify-nya. Dia sedang berada dikondisi other-side-nya."jelas Mr. Lay lebih detai.

Rio menghela berat, mengangguk mengerti.

"Terima kasih Mr. Lay, saya naik dulu"

"Iya Tuan"

Rio melanjutkan langkahnya kembali, menaiki tangga menuju kamar Ify.

Pintu kamar Ify terbuka, Rio perlahan masuk kedalam, menemukan gadis itu sudah tertidur pulas di atas tempat tidur dengan kedua mata sembab dan wajah yang sangat pucat. Rio hanya bisa menatap kekasihnya dengan iba dan bersalah.

Rio mendekati Ify, dan mengambil duduk di ujung kasur, sebelah gadisnya.

"Maafin gue Dafychi" lirih Rio sangat pelan, takut membangunkan Ify.

"Gue minta maaf nggak bisa jaga lo dengan baik"

"Gue minta maaf, karena gue lo sangat terluka"

"Maafin gue"

Rio ingin sekali menyentuh Ify, mengenggam erat tangan gadis itu. Namun, semuanya ia urungkan, tidak ingin mengganggu tidur indah Ify. Hari ini pasti menjadi hari yang sangat berat dan buruk bagi Ify.

"Gue nggak akan biarin lo terluka lagi seperti ini"

"Gue janji, Dafychi"

"Maafin gue"

"Maaf"

Kepala Rio tertunduk dengan desahan napas yang terdengar berat beberapa kali keluar dari bibirnya, perasaan bersalahnya semakin besar saja. Rio menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa Ify.

Suara derap langkah terdengar mendekat, Rio diam mematung.

"Dia sangat cantik bukan?"

Suara khas berat itu membuat tubuh Rio tersentak pelan, ia sangat kenal dengan suara ini. Rio segera berdiri dan membalikkan badanya, menyambut kedatangan pemilik suara itu. Mr. Bov.

ELWhere stories live. Discover now