Chapter 9: Gadis Yang Mati Tidak Hanya Muncul Dari Udara Yang Tipis

56 9 0
                                    

Ketika aku ingin mengiris tenggorokanku, cahaya yang sangat silau datang menerangi mataku. Tidak hanya mataku saja, bahkan pikiranku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Mataku meredup-redup dan mulutku bagaikan ikan yang kekurangan napas.

"Apa ini"
"Ada apa dengan pandanganku"
"Pandanganku, menari-nari"

Aku ling-lung dan terjatuh pingsan di gang.

***

Aku baru sadar ternyata masih ada cahaya meskipun dalam kegelapan. Kepalaku berdebar-debar, dan mataku sulit sekali untuk dibuka. Hal berikutnya yang aku rasakan, aku berada diatas kasur, tapi kasur yang asing, bahkan ruangan yang asing yang sama sekali tidak kuketahui. Aku berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke arah lemari, disana aku bisa melihat catatan telah ditinggakan untuk ku. Disana tertulis makanan sudah disiapkan, dan itu membuatku sadar kalau aku belum makan selama dua hari.

Seluruh jalan menuruni tangga dan memohon orang ini menjadi Annabel, tapi didalam hatiku aku tahu kalau itu tidak akan terjadi. Berlutut di gang yang mungkin aku bisa kehilangan darah, aku jelas berhalusinasi seperti, seperti aku melihat penyelamatku berjalan kearahku,
dan itulah misteri ini. Aku tidak akan selamat jika bukan karena kebaikan orang asing ini.

Aku mengitari sudut di bagian bawah tangga dan berhenti bergerak. Aku melihat wanita berdiri di dapur. Dia meludah citra kekasihku yang meninggal. Aku melihat yang telah lalu, aku tetap yakin kalau wanita di cermin itu adalah Annabel, aku tahu kebenaran. Tapi wanita ini, yang berdiri di dapur, mungkin bisa seorang malaikat yang dikirim dari surga untuk menyelamatkan hidupku. Membuatku sadar kalau masih ada alasan untuk tetap hidup.

Kami duduk di keheningan dan makan makanan yang sudah disiapkannya dengan ramah untukku. Kemudian aku mulai berbicara, dan mengajak dia pergi untuk berjalan-jalan. Dia tidak mengatakan apa-apa, tapi hanya mengangguk setuju. Meskipun dia tetap tenang, aku akan melihat Annabel didalam dirinya dengan cinta yang lengkap dan pemujaan. Kami berjalan-jalan selama berjam-jam. Dia mendengarkan seperti apa yang telah aku jelaskan, persis seperti aku telah berakhir di gang dengan pisau ke tenggorokanku. Tidak ada di fikirannya apakah aku orang yang salah dan jahat, dia hanya mendengarkan. Dia bertanya padaku...

"Apakah kamu percaya cinta pada pandangan pertama?"

aku katakan padanya..

"Aku tahu sejak dulu mataku telah ku letakan pada Annabel"
"Aku berjanji kalau aku akan mencintai dia untuk selamanya".

Kami menghabiskan malam di perapian, berbagi cerita masa lalu kita, ketakutan kita, harapan kita. Sehingga membuatku benar-benar lupa dengan mimpi buruk yang aku alami. Mungkin ini adalah apa yang aku butuhkan, seseorang untuk mengisi kekosongan, kekosongan kehilangan Annabel dalam diriku. Aku tidak bisa lagi menahan diri, aku bersandar kedepan untuk mencium wanita itu...

Tapi dia sudah tidak ada.
Aku terjatuh ke lantai.

Dibutuhkan waktu sejenak untuk menyadari apa yang telah terjadi.

"Dimana aku?"

Aku mengoyangkan kakiku dan menyadari kalau aku masih digang.
Aku berlutut satu langkah menjauh dari kematian.

"Semua mimpi itu"
"Hanya ilusi"
"Wanita yang merawatku kembali ke kesehatan, bagaimana dengan dia?"
"Dimana dia?"
"Setelah semua yang telah dilakukannya".

Tapi aku yakin, dia ada di satu-satunya tempat dimana aku tidak akan pernah melihatnya lagi.

Tapi aku yakin, dia ada di satu-satunya tempat dimana aku tidak akan pernah melihatnya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Emptiness (Berakhir)Where stories live. Discover now