Chapter 25 : Strategy Shootout Beetwen Eagle Forces Vs ATC

827 36 3
                                    

Di lapangan Komando Armada Kawasan Barat . . . . . .

Hari ini pasukan sedang bersiap untuk mengikuti upacara pemberangkatan pasukan yang akan dikirim ke Natuna. Pasukan yang berkekuatan besar sudah berbaris dengan rapi dengan perlengkapannya masing – masing sesuai dengan Batalyonnya.

"Pimpinan saya ambil alih, para komandan pasukan ke samping barisan. Kerjakan!" Kolonel Arya bertindak sebagai komandan upacara.

"Kerjakan!" Balas seluruh komandan batalyon upacara lalu melakukan penghormatan individu.

Kolonel Arya membalas penghormatan.

Para komandan batalyon langsung kembali ke samping kanan barisan.

Kolonel Arya langsung menghunus pedang yang digunakan oleh komandan upacara ketika upacara dengan pasukan bersenjata. "Istirahat di tempat........ gerak!" Kolonel Arya mengistirahatkan pasukan.

Pasukan langsung berada dalam posisi istirahat di tempat sambil menunggu inspektur upacara dalam hal ini adalah Jenderal Hardi yang bertindak sebagai inspektur upacara. Zelado tampak gagah dengan seragam militernya dengan menyandang senjata di depan. Hampir 10 menit pasukan menunggu inspektur upacara datang. Di pintu masuk, datang mobil warna hitam dengan plat warna merah dan kuning dan diatasnya ada plat bintang 4 yang tak lain adalah Panglima ABRI Jenderal TNI Hardiyanto Adi Wijaya. Sang Jenderal disambut oleh Mayjen Budi.

"Selamat pagi Panglima!" Sapa Mayjen Budi.

"Pagi." Balas Jenderal Hardi.

Perwira Upacara pun sudah bersiap untuk melapor kepada Inspektur Upacara. Ketika hendak memasuki tempat upacara tiba – tiba . . . . .

"Jenderal!" Panggil seseorang yang berlari menghampiri Jenderal Hardi.

Siapakah orang itu.........?????? Penasaran........???????? ikuti ceritanya!

Jenderal Hardi langsung menoleh ke arah orang itu yang tak lain adalah staf kepresidenan yang datang menghampirinya.

"Ada apa anda datang ke sini Pak Sofyan?" Tanya Jenderal Hardi.

"Jenderal Hardi, saya ke sini mau menyampaikan sesuatu." Kata Staf Kepresidenan itu yang bernama Pak Sofyan.

"Silahkan." Kata Jenderal Hardi.

"Apabila anda tetap mengambil jalan bertempur, tak masalah meskipun resiko yang dihadapi sangat besar. Kemarin perundingan gagal hingga akhirnya menemui jalan buntu dan kita menjadi pihak yang rugi, sekarang Natuna sedang dalam situasi yang sulit. Namun memang langkah yang diambil sekarang ini adalah langkah terakhir karena tidak ada jalan lain lagi. Memang Indonesia cinta damai, tetapi Indonesia lebih cinta Merdeka. Saat ini harga diri kita dipertaruhkan. NKRI Harga Mati! Pernyataan itulah yang tak bisa kita tawar lagi. Semoga berhasil." Kata Pak Sofyan.

Jenderal Hardi mengangguk.

Keduanya langsung bersalaman.

Setelah itu, Jenderal Hardi kini sudah bersiap untuk memimpin langsung upacara pemberangkatan pasukan garuda. Perwira upacara yang sudah ada dihadapannya bersiap untuk melapor bahwa upacara siap dimulai.

"Lapor, upacara pemberangkatan pasukan garuda jaya siap dimulai!" Lapor perwira upacara.

"Lanjutkan!" Perintah Jenderal Hardi.

"Lanjutkan!" Ucap perwira upacara.

Jenderal Hardi langsung memasuki lapangan upacara didampingi oleh ajudannya. Komandan upacara langsung menyiapkan pasukannya.

"Siap.................. gerak!" Kolonel Arya langsung menyiapkan pasukannya.

Setelah Jenderal Hardi masuk, dilanjutkan dengan penghormatan pasukan kepada inspektur upacara.

World At War IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang