Sebelas

18.1K 2.2K 184
                                    

Ini tentang Radit. Maaf Andre kamu menyingkir dulu. *Tendang Andre*

Happy reading, guys!

***

"Kok berisik banget sih?!" Teriakan Helena terdengar dari dalam rumah.

"Mama, Pa!" Kata Andre panik.

Arnold semakin pucat. "Aduh Papa harus gimana nih, Ndre?"

"Beresinlah!" Ucap Andre bossy. "Biar Andre yang urus Mama. Tapi Papa harus janji nggak boleh ungkit masalah mobil lagi. Kuping Andre panas dengernya."

Arnold berdecak melihat tingkah anaknya yang kurang ajar itu.

"Dih! Kok ngeliatin Andre kayak nggak suka gitu?! Kenapa? Andre teriakin Mama nih!"

"Eh eh! Jangan! Aduh kamu ini bukannya bantuin Papa. Bisa repot kalau Mamamu sampai ngamuk tau!" Ujar Arnol ketakutan.

Andre ingat. Dua bulan lalu Helena marah karena kain sulamnya dipakai Arnold untuk cuci mobil. Mamanya itu lalu mengamuk. Selama dua minggu Arnold dijadikan budak. Permintaan Helena pun nggak ada yang masuk akal. Dari yang minta dibeliin ice cream Singapore langsung dari Singaporenya, sampai minta buatin es teh manis anget nggak pake gula.

Melihat Arnold yang kelabakan merapikan serpihan pot bekas insiden tadi, Andre menyeringai. "Yaudah. Andre bantuin Papa biar Mama nggak marah. Mau nggak?"

"Mau! Mau!" Arnold mengangguk cepat.

"Tapi ada syaratnya." Andre tersenyum licik. Dia menghampiri Papanya lalu berbisik, "beliin motor Ducati ya!"

***

Radit memutar arah begitu sempat melihat Celine berjalan ke arahnya di koridor sekolah. Cewek berbehel dengan kaca mata tebal dan rambut acak-acakan itu sudah dua minggu mengganggu hidupnya.

Radit anggap begitu karena memang kehadiran Celine selalu saja mengganggu dan bawa sial. Sejak kemarin, ada saja kelakuan Celine yang membuat Radit geleng-geleng. Dari mulai tidur pas rapat OSIS, mecahin bingkai foto ketua OSIS yang baru aja Radit ganti, sampai robohin buku-buku yang ada di rak perpustakaan. Dan dari semua kejadian itu, Radit harus ikut bertanggung jawab karena kebetulan dia di sana.

Jangan sampe ketemu tuh anak lagi! Radit mempercepat langkahnya.

"Kak Radit!!!" Jerit cempreng itu terdengar mengilukan di telinga Radit. Radit berhenti, menutup kupingnya dengan kedua tangan.

"Apaan sih teriak-teriak?!" Bentaknya begitu Celine tiba di depannya.

Celine terkekeh. "Kak Radit kalau kesel gitu tambah ganteng. Celine suka deh cowok-cowok dingin gitu. Minta banget diangetin sih."

Celine hampir saja berhasil mencolek dagu Radit, tapi Radit sudah lebih dulu menepis tangannya dengan kasar.

"Jangan pegang-pegang gue!" Radit melotot, memberi peringatan.

"Kenapa lo manggil gue? Ada perlu apa?"

"Ah! Lupa!" Celine menepuk jidat. "Celine lupa, Kak Radit. Tadi mau ngapain ya? Kak Radit inget nggak?"

Kalau Celine bukan cewek, Radit ingin sekali melayangkan kakinya, menendang cewek itu dari hadapannya. Radit muak. Sumpah! Kali ini Radit benar-benar dibuat kesal. Gimana bisa dia lupa?!

"Denger ya, Celine! Gue nggak tau lo punya urusan apa. Lain kali, kalau nggak penting-penting amat nggak usah manggil apalagi ketemu gue."

"Ini penting, Kak Radit. Tapi Celine lupa." Celine ngotot.

Radit menghela napas jengah. "Lo gimana sih?! Kok hal-hal penting gitu lo lupain?! Inget-inget! Ceroboh banget jadi cewek!"

Sekarang, Celine malah keliatan seperti mau nangis. "Tapi... 'kan emang Celine... lupa."

Ceroboh! Pelupa! Cengeng lagi! Umpat Radit dalam hati.

Celine masih berdiri di depannya dengan mata berkaca-kaca.

"Kak Radit, gimana dong? Celine lupa nih. Nanti pasti dimarahin sama Reza lagi. Tadi Reza nyuruh Celine bilang sesuatu ke Kak Radit. Tapi Celine lupa."

Radit menjambak rambutnya frustasi. "Bego banget sih! Lo tinggal cari si Reza lagi, trus tanya ulang. Gitu aja kok repot! Udah ah gue mau makan."

"Celine ikut, Kak Radit! Tungguin!"

Radit langsung berbalik dan membentangkan tangannya ke arah Celine. "Jangan ikutin gu--"

Tubuh Radit mendadak membeku begitu permukaan tangannya menyentuh sesuatu yang menonjol dan terasa empuk. Radit melotot, sadar di mana letak telapak tangannya itu berada. Di sana, ada debaran bertempo cepat. Radit merasakannya betul-betul.

"KYAAAAAA!" Celine tiba-tiba menjerit. Wajahnya memerah. Cewek itu lantas menepis tangan Radit dari dadanya dan melayangkan satu tamparan keras ke pipi kiri Radit.

Plak!

"Aww!!!"

***

Gimana? Semoga kalian suka yaww

Jangan lupa komen ya!!

Please follow ig mereka:

ig andre: andreassergio

ig killa: akillaverera

ig stevi: steviagatha_

ig killua: killuaarkadiav

ig Arga: argaambrosia_

Love you, guys :*

Bunga AmbrosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang