Bagian 32: Detik-Detik Akhir (2) (TAMAT)

12K 236 26
                                    

Happy Reading!

Dua bulan kemudian...

"Rey udah dua bulan aku disini, apa kamu tidak tahu aku dimana? Atau kamu tidak mencariku? Apa aku akan mati disini? Atau apa aku harus hidup disini selamanya?"

Cirra tidak tahu lagi mesti bagaimana, padahal Cirra yakin jika Rey pasti menolongnya. Tapi sudah dua bulan, Rey tak kunjung datang. Kandungan Cirra sudah membesar, sebentar lagi ia akan melahirkan dan sudah dua bulan juga Cirra selalu menderita, Varel terus menyuntikannya dengan cairan untuk mengubah bayi nephilim menjadi rephaim. Dan setiap kali setelah disuntik setelah merasakan sakit pasti Cirra tidak sadarkan diri.

Penampilan Cirra menjadi tidak terurus, saat diberi makan pun Cirra paling hanya beberapa suap ke dalam mulut dan perutnya. Tadinya Cirra tidak ingin makan tapi Cirra harus bertahan hidup demi bayinya. Pakaian yang Cirra pakai pun tetap sama dengan yang terakhir ia pakai dan sekarang pakaiannya sudah menjadi lusuh, kotor, mungkin bau.

Cirra selalu berusaha mencari celah untuk kabur tapi nihil, penjagaannya terlalu ketat. Cirra tidak bisa kabur dari sini, walaupun ia selalu berusaha mencari tempat untuk kabur. Tapi percuma. Ditambah Helen yang selalu bersamanya di tempat ini, sekarang ia tidak pernah kembali. Saat Helen mengeluh sakit perut dan air ketubannya pecah, Helen dibawa oleh salah satu penjaga. Helen akan melahirkan. Tapi, sudah 3 hari Helen melahirkan dia tidak pernah kembali lagi. Cirra kesepian, Cirra khawatir, Cirra takut. Padahal Helen satu-satunya manusia yang bisa diajak ngobrol berbagi kesedihan dan kesenangan. Selama Helen disini Cirra selalu dibuat senyum oleh candaannya, padahal Cirra tahu Helen sama menderitanya dengan Cirra tapi didalam kesedihan Helen dia selalu berusaha kuat dan tersenyum padahal mungkin didalam dirinya ia sangat rapuh.

Tak terasa air mata Cirra menetes, ia selalu ingat perkataan Helen. "Apapun kamu, bagaimanapun kamu, walaupun rasa sedih kita terlalu besar dari pada kesenangan kita. Tapi, kita tidak boleh menampakan kesedihan kita kepada orang lain. Karena itu berarti kita lemah, kita harus buktikan kalau kita itu kuat."

Cirra tidak bisa seperti Helen. Cirra tidak kuat seperti Helen, Cirra lemah. Cirra tidak tahu mesti bagaimana lagi. Cirra ingin pulang, Cirra ingin ketemu Rey, Cirra ingin ketemu ibunya. Cirra takut jika saat ia melahirkan tidak ada siapa-siapa disampingnya untuk menguatkannya, Cirra sangat takut.

Tetapi, terkadang ketakutan Cirra hilang setiap Cirra merasakan pergerakan didalam perutnya. Cirra selalu berbicara sendiri atau tersenyum sendiri sembari mengelus perutnya yang didalamnya terdapat dedek bayi yang tidak bisa diam. Cirra selalu berbicara terhadap calon anaknya itu. Kadang Cirra bernyanyi juga untuk menghibur dedek bayinya. Cirra selalu berpikir, jika saja ada Rey pasti Rey yang akan selalu mengelus perutnya dan bernyanyi untuk calon anaknya ini.

Dengan pelan Cirra menghapus air matanya yang sempat mengalir, Cirra selalu menangis ketika mengingat kehidupannya yang menyedihkan. Padahal Cirra hanya ingin hidup normal seperti kebanyakan orang pada umumnya. Cirra ingin bahagia dengan keluarga kecilnya sendiri, apa untuk bahagia sesulit ini? Kenapa Cirra harus mengalami ini? Kenapa untuk tertawa atau tersenyum saja sangat sulit? Kenapa Cirra bisa masuk dalam kehidupan yang rumit ini? Cirra sangat tidak suka. Cirra benci. Tapi, percuma untuk disesali toh tidak akan merubah semuanya.

Perlahan Cirra bersiap untuk bangun dari duduknya, ia akan berusaha kembali untuk mencari jalan keluar agar bisa kabur dari penjara terkutuk ini. Tapi...

"Akh!"

Cirra merasa sakit pada perutnya ketika berdiri. Dengan refleks tangan kiri Cirra menyentuh dinding sedikit menahan dirinya yang hampir terjatuh. Tangan kanan Cirra memegang perut buncitnya. Cirra semakin meringis kesakitan ketika sakitnya bertambah kuat

After marriage [ SELESAI ]Where stories live. Discover now