Bagian 15: Masa Lalu Karin

13.5K 189 6
                                    

Warning! 18+

HAPPY READING!

"Sekali lagi aku minta maaf" kata Darel dengan pelan, tak ingin membuat keduanya terbangun. Darel membalikan tubuhnya untuk pergi dari kamar, sebelum pergi Darel mematikan lampu kamarnya.

Sekarang hanya waktu yang bisa menjawab semuanya, hanya waktu yang bisa menentukan jalan untuk kita, hanya waktu kita harus pilih jalan apa dan apa akibatnya.

****

Tok..tok..tok

Tok...tok..tok

Cirra sedikit menggeliat ketika tidur nyenyaknya diusik oleh suara ketukan pintu. Perlahan kedua matanya terbuka dan mengedarkan pandangan kearah jam dinding.

"Akh!" Cirra sedikit meringis ketika bangun dari posisi tidurnya ia merasakan kesemutan pada tangannya. Wajar saja sejak dari tadi Cirra tertidur dengan posisi duduk dan tangannya sebagai tumpuannya. Cirra tertidur karena menjaga Rey.

Saat Cirra melihat tempat tidur kosong, tidak ada Rey. Cirra heran, ia langsung celingak celinguk ke kiri ke kanan mencari Rey di kamar. Tapi, tidak ada. Kemana Rey? Sampai suara ketukan pintu itu terdengar lagi. Membuat Cirra harus segera berdiri untuk membuka pintunya.

Tangan Cirra sudah ada di knop pintu siap untuk membukanya.

Ceklek!

"Re--aa!"

Bruk!

"Akh! Punggungku!" Cirra meringis ketika tiba-tiba saja sesuatu yang berat jatuh ke tubuhnya, membuat keseimbangannya goyang dan terjatuh ke lantai.

Cirra membuka mata yang sempat ia tutup tadi. Cirra terkejut ketika melihat siapa yang sekarang ada didepannya.

"Rey?"

Cirra berusaha mengguncang-guncangkan tubuh Rey yang mendarat diatas tubuhnya. Tapi, tidak ada reaksi. Saat Cirra tadi membuka pintu tiba-tiba saja saat pintu terbuka tubuh Rey terjatuh begitu saja ke hadapan Cirra.

Cirra dengan bersusah payah berusaha menyingkirkan tubuh Rey diatas tubuhnya.

"Hah..hah.." akhirnya dengan tenaga seadanya Cirra berhasil menyingkirkan tubuh Rey. Sekarang Rey terlentang dilantai. Cirra dengan masih mengatur napasnya. Matanya membulat ketika melihat wajah babak belur Rey.

Dengan segera Cirra mendekati Rey, kedua tangannya memegang kedua pipi Rey dengan perasaan yang khawatir. Cirra merasakan suhu tubuh Rey kembali mmeningkat. Cirra yang bingunh sendiri harus bagaimana dia sedikit berpikir bagaimana caranya untuk memindahkan Rey ke kasur, karena tenaga Cirra tidak kuat jika harus menggendong Rey yang tidak sadarkan diri.

Tanpa pikir panjang lagi Cirra segera berdiri untuk mengambil kompresan dan kotak P3K. Cirra tak lupa juga mengambil selimut dan bantal untuk Rey. Karena, Cirra tidak punya pilihan lain tanpa memindahkan Rey ke tempat tidur. Karena Cirra tidak kuat. Jadi Cirra mengurus dan menjaga Rey dilantai. Oh iya jika kalian tidak tahu lantai dipenginapan ini seperti dari kayu bukan dari bahan keramik biasa.

Cirra dengan perlahan mengangkat kepala Rey untuk ditaruhnya dibantal. Lalu, dengan beberapa selimut Cirra menyelimuti Rey sehangat mungkin. Cirra masih tidak habis pikir, sebenarnya apa yang sudah Rey lakukan sampai babak belur begini? Cirra jadi menyesal sudah ketiduran, harusnya ia terus menjaga Rey dan terus mengamatinya.

Cirra dengan hati-hati membersihkan luka disudut bibir Rey, Rey terlihat mengerutkan dahinya dengan mata masih terpejam dan keringat perlahan terus keluar. Setelah selesai mengobati Cirra mengompres Rey dan sesekali mengelap keringat yang keluar. Kali ini Cirra tidak ingin ketiduran lagi, dia ingin menjaga Rey sampai Rey benar-benar sembuh.

After marriage [ SELESAI ]Onde histórias criam vida. Descubra agora