Paris

1.1K 131 33
                                    

Mica kembali pada kartunya.

Aku duduk di sofa dan berpikir, bagaimana selena bisa mengajak gretha?

Sofia menghampiriku di sofa dan memeluk leherku.

"Ada apa?" Tanyanya

"Selena dan gretha akan datang kesini" sofia menatapku kecewa dan seketika ia menekuk wajahnya.

"Aku tidak ingin mereka kesini, mereka menganggu terutama si gretha itu" katanya.

Aku mengabaikan sofia dan memilih membuka ponselku.

---

"Ini rumahnya" mobil selena berhenti di depan sebuah rumah besar yang terbilang kuno, sesuai dengan toko toko di dekat menara effiel. Intinya, hampir seluruh bangunannya kuno namun menarik.

"Kau tidak ingin masuk, gretha?" Tanya selena, ia sudah berada di luar mobil.

Aku segera membuka pintu dan turun dari mobil. Para pengawal selena membawakan barang barangku.

Pertama, kami melewati kebun dan menemukan wanita yang sedang menyirami tanaman, sepertinya itu tukang kebun.

Tukang kebun itu menghampiri kami dan memeluk selena dan begitu juga sebaliknya.

Siapa wanita ini?

"Kau pasti gretha?" Tanyanya, aku mengangguk pelan.

"Aku ibu justin" lanjutnya.

Astaga, dia ibu justin? Aku kira dia tukang kebun, penampilannya benar benar sederhana.

'Maafkan aku tuhan, aku tidak bermaksud menghina orang yang lebih tua'

"Ayo, masuk" tawarnya, aku dan selena berjalan masuk menuju ke rumah, melewati kolam renang dan taman hijau di sekitarnya.

Selena terlihat sangat dekat dengan ibunya, mereka berbincang tentang rumah ini. Sedangkan aku? Aku hanya menutup mulutku rapat rapat dan menyimak pembicaraan mereka.

Kami sampai di depan pintu rumah, ibu justin membukakan pintu.

Ada orang menyebalkan itu, orang yang memaksaku menemui justin saat di club, ia hanya menatapku datar, ada si lelaki berkulit hitam yang selalu berkata padaku 'jauhi justin' semua teman temannya ada disini, mereka hanya bisa menatapku kasihan.

Kasihan? Ya, aku patut dikasihani, orang yang kusukai akan menikah dengan orang lain.

Apa? Tidak tidak, aku tidak menyukainya, itu hanya spontan dalam hatiku.

Selena menghampiri semua orang sekaligus menyapa mereka.

Aku bukan siapa siapa disini.

'Hindari keadaan awkward ini gretha'

"Nyonya, bisakah aku menumpang kamar mandi?" Tanyaku pada ibu justin.

"Jangan panggil aku nyonya, panggil saja pattie" aku mengangguk ragu.

"Kau keluar dari pintu itu dan naiki tangga, disana kau akan melihat pintu berwarna biru tua. Itu toiletnya"

"Terima kasih pattie" ucapku sambil tersenyum.

Aku berjalan menuju pintu berwarna coklat, aku membukanya lalu menutupnya kembali.

"Hai, lama tidak berjumpa" ucap seorang laki laki, aku menoleh ke sumber suara.

Justin.

Justin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kentang [J.B] ✔Where stories live. Discover now