Sofia

1.5K 142 35
                                    

"Peluk aku" balasnya pelan.

APA?

"Tidak, jika aku memelukmu, darah itu tetap tidak akan pernah berhenti" kataku, justin merintih

"Kita panggil dokter saja" lanjutku, lelaki ini sungguh merepotkan.

"Tidak, aku tidak ingin diobati jika kau tidak memelukku"

"Tidak, itu tidak akan pern-----"

"Aww" rintihnya sambil menyentuh darah dari hidungnya

"Baiklah" aku mulai ikut berbaring disebelahnya dan memeluknya.

Justin menghadapkan tubuhnya kearahku dan menatap mataku sedangkan aku memalingkan pandanganku darinya.

"Aku mencintaimu" ucapnya pelan, aku menatapnya tidak percaya.

"Katakan kembali padaku" lanjutnya memaksa, aku diam beberapa saat.

Aku tidak akan mengatakan kata kata itu padanya, tidak akan.

"Kau tidak lihat darah ini?" Justin memasukkan jarinya kedalam lubang hidungnya dan seketika ujung jarinya penuh darah

"Aku mencintaimu juga" ujarku cepat, justin tersenyum.

"Sudah lebih baik?" Tanyaku dan segera bangkit tanpa ada cegahan darinya.

Justin ikut bangkit berdiri, ia mengambil sapu tangan dari sakunya dan membersihkan hidungnya yang berdarah.

"Kita tidak perlu ke dokter, aku sudah lebih baik"

"Yasudah" aku kembali menuruni tangga dengan santai dan justin masih mengikutiku.

Lelaki memang selalu mencari kesempatan.

Saat aku sampai di lantai bawah, banyak orang orang di depan meja resepsionis yang membawa kamera dan memotretku, semuanya mendekat padaku dan menanyakan pertanyaan pertanyaan yang tidak masuk di akal. Justin langsung mengenggam tanganku

"Justin, siapa orang orang sialan ini?" Bisikku, aku wanita hukum dan tidak menginginkan ini, aku bisa dikeluarkan dari pekerjaanku, aku akan dijauhi keluargaku.

Skriver, jangan menangis, jangan seperti bayi.

"Justin, tolong, jauhi orang orang ini dariku" bisikku sekali lagi padanya, kami masih terus berjalan melewati orang orang ini.

"Justin!! Jelaskan pada kami kenapa kau tidak ingin menanggapi kami? Persetan kau artis sombong" ujar salah satu lelaki dengan tubuh besar.

"Apa yang kau katakan?" Tanggap justin dan langsung menonjok wajahnya, lelaki bertubuh besar itu tidak terima dan kembali menonjok justin sampai justin terkapar di lantai dan kaki kaki orang yang berdiri disini, dimana pengawal pengawal si lelaki tolol ini? Dasar tidak berguna.

"Hentikan!!!" Teriakku, aku segera membantu justin berdiri, mulut dan hidungngnya mengeluarkan darah.

"Aku disini" bisikku, justin masih terus menatap tajam orang berbadan besar itu.

Aku membawanya kemobilku dan membaringkannya di kursi belakang.

Aku memacu mobil ke rumah sakit, justin terus menyentuh perutnya dan merintih kesakitan

"Sebentar lagi"

Saat aku sudah sampai, aku menopang justin dan membawanya pada suster. Ia dirawat di UGD.

Aku menungu di luar ruangan, beberapa saat kemudian seorang wanita dan laki laki datang mencari justin. Sepertinya aku kenal wanita ini, ayahnya juga.

Lionel richie? Ayahku suka lagu lagunya.

Kentang [J.B] ✔Where stories live. Discover now