Ayah vernon?

882 124 8
                                    

Hari ini Yein kembali ke sekolah seperti biasa. Namun siapa sangka teman kelompoknya dikelas, Vernon dikabarkan sudah pindah tanpa kata perpisahan pada mereka.

Dan hal itu mengundang tanya yang cukup bedar bagi Yein. Ada apa dengan temannya yang satu itu? Bukannya selama ini ia tidak ada apa - apa? Lalu apa penyebab ia pindah?

"Jeong Yein," ujar Dahyun. Gadis berhidung pesek itu datang sambil membawa kertas beserta gantungan kunci rusa untuk Yein.

"Ini dari Vernon, ia menitipkannya padaku tadi pagi. Sebelum dia pindah. Omong - omong, Vernon juga menyampaikan maaf padamu." Ujar Dahyun. Yein mengerutkan keningnya. Maaf? Untuk apa? Vernon tidak melakukan hal yang buruk kok padanya. Lalu kenapa pria itu justru minta maaf?

"Hm? Terima kasih Dahyun." Balas Yein. Gadis itu membuka kertas yang diberi Dahyun tadi.

Jeong Ye In? Hehe, sebelumnya aku minta maaf karena merepotkanmu untuk melanjutkan tugas kelompok itu sendiri. Walaupun kita tidak dekat, kurasa tak apa kan jika apa katakan sampai jumpa(?)

Aku cukup jahat sebagai temanmu. Maafkan aku Yein. Karena Ayahku kau menjadi amnesia dan terlalu polos begini. Aku takut terjadi hal yang tidak di inginkan walaupun ya ... aku sempat suka padamu.

Aku minta maaf atas perlakuan yang Ayahku lakukan padamu, keluargamu dan semuanya. Aku minta maaf. Juga untuk Jeon Jungkook? Kudengar kalian dekat, dan sampaikan salam maafku padanya ya. Karena Ayahku dua keluarga yang terjalin hancur karenanya.

Kuharap kau memaafkanku, Yein. Karena aku mengharapkan itu dari dulu. Dari dulu sejak Ayahku bunuh diri.

Mungkin aku dendam pada keluarga kalian. Namun ... ya kau tahu apa yang dilakukan Ayahku lebih menyiksa keluargamu. Kurasa itu impas untuk Ayahku. Dan Yein, terima kasih karena selama ini selalu baik dan membuatku lupa bagaimana cara untuk membunuhmu.

Hahaha aku bukan psikopat yang seperti yang kau pikirkan. Tapi memang aku pernah berniat membunuhmu waktu itu. Waktu malam pulang sekolah. Dan kau tahu kan, kau justru memberikanku kue dan bubble tea? Kurasa disitu aku mulai menyukaimu. Dan menghilangkan dendam Ayahku.

Terima kasih Yein karena perhatianmu dan kebaikanmu aku menyadari bahwa .. aku memang tak pantas di dunia. Dan mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama seperti Ayahku.

Pokoknya terima kasih. Dan sampai jumpa! Atau mungkin kita tidak akan pernah berjumpa lagi(?)

Vernon Chwe
🙂

"Dahyun!!" Yein berteriak sambil mengejar Dahyun yang hendak pergi ke kantin.

"Ada apa?" Tanyanya. Yein mengatur nafasnya terburu - buru.

"Sekarang Vernon dimana?" Dahyun dengan wajah datar diam sejenak.

"Pesawatnya berangkat pukul lima sore," Dahyun menjentikkan jarinya.

"Aku lupa bilang padamu ya!"

"Tadi pagi katanya ia akan menunggumu di daerah Sungai Han. Sebelum dia pergi" Yein membelakkan matanya lalu tersenyum.

"Terima kasih Dahyun!" Gadis itu pergi berlari keluar dari lorong sekolah menuju pintu utama gerbang sekolah.

"Pak, saya izin sakit perut. Tadi sudah lapor guru katanya langsung pulang saja." Ujar Yein dengan wajah memelas. Satpam yang menjaga mengerutkan keningnya curiga.

"Dimana tasmu?" Ah. Bodohnya Yein. Seharusnya ia membawa tasnya. Lalu apa alasan kali ini?

"Tas saya berat sekali. Nanti Kakak saya yang mengantarnya saat ia pulang." Ntah dewi fortuna dari mana yang membawa Yein sehingga ia seberuntung ini. Gadis itu berlari kencang lalu memberhentikan taksi dekat halte.

"Sungai Han, Pak." Saat taksi melaju, Yein tidak henti - henti menggigit bibirnya. Sambil merapatkan doa agar tidak akan terjadi apa - apa pada Vernon.

"Terima kasih, ini Pak." Gadis itu sesegera mungkin turun dari taksi lalu berlari ke Sungai Han. Mencari dengan detail dimana keberadaan pria berwajah Amerika tulen itu.

Bagai mendapatkan keberuntungan lagi, Yein tersenyum kecil. Saat ia berhasil menemukan pria itu, Yein langsung memanggilnya dengan kuat.

"Vernon!" Ujar gadis itu. Sang pria hanya menatapnya dari kejauhan sambil tersenyum kecil.

"Kukira kau tidak akan datang." Ujarnya. Yein mengatur helaan nafasnya perlahan. Keningnya berkeringat menandakan ia lelah sekarang.

"VERNON MEMBUAT YEIN TAKUT SETENGAH MATI!" marahnya. Sedangkan yang menjadi korban hanya terkekeh sambil menatap wajah polos gadis itu.

"Tarik nafas duluu! Wajahmu lucu sekali!" Ujarnya sambil tersenyum jahil. Dan Yein tidak lupa menyebutkan sumpah serapahnya pada pria bernama Vernon ini.

"Yein kira Vernon akan bunuh diri..." Vernon menggeleng sambil mengacak rambut Yein.

"Manamungkin aku melakukan hal seperti itu. Aku tidak sebodoh itu, Yein." Vernon lagi - lagi tertawa membuat Yein mengerang kesal.

  "Aku tahu ini sangat terlambat, tapi bisakan kau memaafkanku?" Ujarnya. Yein mengangguk kecil lalu tersenyum.

    "Lagipula Vernon tak salah apa - apa kok. Yang salah 'kan Ayah Vernon. Tapi Yein sudah memaafkan Ayah Vernon jugaaa" Vernon tersenyum kecil lalu meraih Yein ke pelukannya.

   "Terima kasih. Kau memang gadis yang baik!" Yein tersenyum lebar lalu membalas pelukan pria itu.

    "Jadi Vernon benar - benar akan pindah?" Tanyanya. Vernon mengangguk kecil.

    "Aku harus segera pergi." Yein mengerucut bibirnya. "Secepat itu?" Tanyanya. Vernon mengangguk.

    "Aku tidak akan pernah lupa kalau aku pernah menyukai gadis sebaik dirimu." Lagi. Vernon mengacak rambut gadis itu lalu tersenyum manis.

     "Bye Jeong Ye In."

💨❤💨❤💨



Dikit ya? Kelamaan galanjutin crita ini pasti pada lupa hehe🙆

Setelah ini kukiyein moment terus abis deh(?)

Maafyah ngegantungin terus, kalo ga vote juga gapapah

Salah saya juga mah hehe❤🙆🙆

Baby Pink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang