. Jeon . Jeong .

1.3K 180 9
                                    

Wanita paruh baya bermarga Jeong itu menarik kopernya sambil tersenyum menatap sekelilingnya. Udara Seoul yang lumayan lama tidak dihirupnya.

Wanita itu mengambil ponsel yang sejak tadi bergetar di kantung celananya.

"Ya Yein?" Senyuman hangat itu diulumnya.

"Baiklah - baiklah. Aku akan menunggu kalian." Ia tersenyum lalu tertawa pelan sambil menutup percakapannya dengan putri kesayangannya itu.

"Yoo Ra?" Wanita itu menoleh ke sumber suara yang seperti memanggilnya. Matanya membelak terkejut saat melihat pria sebayanya berjalan ke arahnya.

"Yoo Ra, aku sudah lama mencarimu--"

"Apa?" Wanita itu menatap pria dihadapannya.

"Yoo, tolong dengarkan aku--"

"Diam mulutmu itu Jeon!" Ujarnya memanas. Ia menghentakkan kopernya lalu menatap pria yang lebih tinggi darinya itu sambil tersenyum getir.

"Kau bahkan tidak mendengarkanku Yoo!"

Wanita itu mendadak frustasi saat kebetulan harus bertemu dengan Jungwook, sahabat karib mendiang suaminya.

"Kau tahu Jeon, sudah lama kejadian itu berlalu. Jadi sebaiknya jangan pernah menampakkan wajahmu dihadapan ku lagi." Yoo Ra dengan cepat menarik kopernya untuk pergi dari sana.

"Yoo!" Jungwook menarik tangan Yoo Ra lalu kemudian mendapat perlawanan dari wanita itu.

"Sudah!" Ia berteriak.

"Mulutmu itu Jungwook, mulutmu itu! Aku benci harus membiarkanmu untuk tinggal di tempatku saat kau susah! Aku benci saat suamiku menghembuskan nafas terakhirnya, dan bahkan ia belum pernah Yein sekalipun! Dan kau sama sekali tidak ada di saat ia membutuhkanmu! Sama sekali tidak ada!" Yoo Ra menghela nafas kasar.

"Yoo Ra, maafkan aku."

"Aku sudah memaafkanmu dari lama. Sudahlah lupakan. Tidak usah membahas bagaimana suamiku, bagaimana Chanwoo, dan jangan tanyakan sekali - kali tentang Yein." Wanita itu melangkah pergi dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

"Yoo Ra!" Panggilnya. Wanita itu menghentikan langkahnya.

"Aku hanya ingin bilang, suatu saat, aku ingin Jungkook bertemu dengan Yein. Aku ingin aku bisa memenuhi permintaan suamimu untuk terakhir kalinya."

Lagi - lagi sebuah air mata lolos. Membuat dirinya merasakan kesedihan itu lagi. Benar - benar menusuk dirinya.

"Dan--"

"Aku ingin jika kau bertemu dengan Seul Bi, bilang padanya, Jungkook merindukannya. Bilang padanya, tentang rasa bersalahku." Pria itu terjatuh.

"Kumohon, Yoo Ra." Yoo Ra menitikkan air matanya seraya berjalan meninggalkan daerah bandara dan drama yang terjadi.

It's a lot easier to be angry at someone than it is to tell them you're hurt.

----

"Ibu! Bu! Ibu kenapa?" Tanya Yein saat mereka sedang menyantap makan malamnya.

"Hm? Tidak apa - apa." Yoo Ra menatap wajah Yein yang teduh dan nyaman untuk dipandang itu.

"Kalau ada masalah, Ibu harus cerita ya!" Gadis itu masih dengan senyumannya. Dan Yoo Ra membalasnya dengan senyum kecil.

Seoul, winter.

"Yoo, kau yakin tidak akan menyukai Yewon?" Yoo Ra tersipu malu lalu menggeleng.

"Seul Bi, kau ini---"

"Sedang membicarakan apa gadis manis?" Tanya Yewon beserta temannya Jungwook yang datang.

"Tidak ada--" Yoo Ra menatap Seul Bi dengan kesal.

"Aku bosan belajar. Mau makan siang bersama?"

--

Park Yoo Ra, Hwang Seul Bi, Jeon Jungwook dan Jeong Yewon adalah teman sejoli sejak Senior High School. Selalu berempat. Kemana pun itu.

Dan diantara mereka timbul benih perasaan cinta. Yoo Ra menyukai Yewon.

Dan saat musim salju yang menyejukkan itu, Yewon mengajak Yoo Ra untuk makan malam bersama.

"Kau suka tempat ini?" Tanya Yewon. Yoo Ra mengangguk tersipu.

"Saat kita sudah dewasa nanti, aku berharap kau dan aku memiliki anak yang menyukai tempat ini nantinya." Lagi - lagi Yoo Ra tersenyum manis sambil menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Kau tidak bisa seromantis Yewon pada Yoo Ra ya?" Tanya Seul Bi pada Jungwook saat mereka menguntit kedua pasang sahabat yang sedang berbunga - bunga itu.

Jungwook menatap Seul Bi dengan pandangan datar.

"Pasti suatu saat aku bisa seromantis itu!" Jawabnya malas. Seul Bi mempoutkan bibirnya.

Di sisi lain,

"Yoo Ra, apa kau mau menjadi kekasihku?"

---

Sebuah air mata lolos. Wanita bernama Jeong Yoo Ra itu menatap jendelanya yang dipenuhi salju.

"Yewon, aku merindukanmu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Yang di garis miring itu flashback. Maafya baru bilang sekarang^^

Vote n commentnya di tunggu^^

Makasih yang memang berminat untuk ngevote, makasih buat yang ngebaca jugaya!

Gomawo^^

Baby Pink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang