“Aku masih mencintaimu Bim, kembalilah padaku.” Ucap wanita itu

“Tidak bisa Kay, aku sudah memiliki istri. Kamu harus sadar.” Ketika mendengar percakapan itu, tidak sengaja senyumku muncul dari bibirku. Ternyata benar Bima hanya membantu Kayla dari depresinya.

“aku rela jadi simpenan kamu Bim, maafin aku. Aku udah nyia-nyiain kamu dulu. Kamu pria baik yang pernah ada di hidup aku, aku tidak mau menyesal kesekian kalinya.” Ugh! Aku yang tidak ingin di madu batinku.

“Tidak, kamu sudah memilih meninggalkan aku, dan inilah yang akan terjadi. Jadi aku minta kamu tidak usah berpikir aneh-aneh”

Aku hanya mendengar itu saja, lalu aku bergegas pergi. Pergi dengan hatiku yang di naikan hingga ke awan. Aku akan memasak masakan enak untuk Bima hari ini sekalian mengembalikan cek ini pada Bima.

Sakit hatiku pergi begitu saja ketika mendengar penjelasan Bima. Aku sangat bahagia dengan Bima yang membelaku. Mungkin selama ini aku hanya berpikir negative padanya. Mungkin memang sudah seharusnya aku percaya pada Bima, suamiku.

Aku sudah membeli semua kebutuhan untuk memasak. Mudah-mudahan hubunganku akan berjalan baik dengan Bima setelah ini. kepercayaanku kembali muncul dan aku sedikit melupakan rasa sakit yang Bima berikan padaku.

**

Aku menyetir mobilku memasuki cluster perumahanku, dengan senyum yang tidak pernah pudar dari bibirku. Aku memikirkan Bima, aku akan meminta maaf padanya karna sudah curiga dan tidak percaya padanya. Aku sudah sangat merasa bersalah sekali padanya.

Ketika aku sampai di depan pintu, aku memasukan kunci dan masuk. Aku melihat ada sepatu Bima, dan sepatu perempuan yang jelas bukan punyaku. Batinku sudah mulai memikirkan hal yang tidak-tidak. Aku harus menyingkirkan semua pikiran ini. mungkin saja ini sepatu mami, karna bisa saja mami datang kerumah.

Ketika sampai diruang tamu tidak ada 1 orang pun, lalu aku kedapur tapi kosong. Lalu aku naik keatas mencoba mencari Bima. Ketika aku membuka pintu kamar aku melihat Bima sedang berciuman dengan Kayla di ranjang ku! Diranjangku! Aku menjatuhkan semua belanjaanku, bahkan tanpa aku sadari aku masih menenteng belanjaanku. Mereka melihatku lalu aku berlari. Aku pergi dari rumah itu, aku mendengar Bima meneriakan aku. Aku menyetir mobilku dengan sangat cepat meninggalkan mereka.

Sakit sekali, ketika melihat suamiku mencium wanita itu. Bukankah Bima bilang tidak akan kembali padanya? Tapi kenapa Bima menciumnya dan yang lebih gila lagi mereka melakukan dirumah lagi! Kenapa tidak dihotel atau paling tidak jangan dirumah kami. Kami? Masih bisakah aku menggunakan kata kami???

Aku hancur, sakit hati ini melihat Bima mencium Kayla. Inikah cinta yang kamu maksud Bim? Ini kah caranya kamu menunjukan rasa cintamu padaku? Inikah yang seharusnya suami lakukan pada istri?

Kecewa, marah, dan bahkan sedih sudah tidak bisa mewakili perasaanku. Di saat aku sudah mencintaimu dengan tulus inikah balasanmu? Atau jangan-jangan Bima hanya acting ketika bilang mencintaiku?

Aku mengendarai mobilku entah kemana. Bahkan aku tidak tau ini dimana. Perasaanku sangat kacau, kacau sekali.

Aku memutuskan untuk menginap dihotel, bahkan aku tidak tau ini dimana. Ketika memesan kamar, aku melihat alamat hotel ini. aku sudah sangat jauh dari rumah. Bahkan aku sekarang ada di daerah tangerang.

Aku mandi dan membersihkan tubuhku. aku sengaja mematikan ponselku. Hei percaya dirimu tinggi sekali nasz. Yakin sekali kalau Bima akan menelponmu. Bahkan untuk mengejarmu saja tidak.

Aku hanya orang yang masuk ke dalam percintaan mereka, mungkin aku hanya pelampiasan Bima saja. Mencintaimu seperti menggengam mawar, aku ingin menikmati keindahan dan wanginya aku harus rela terkena jarum yang menempel pada tangkainya.

aku tidak bisa tidur, mataku terus saja mengeluarkan air mata. aku tidak ingin menangis tapi, hatiku berkata lain. Biarkan malam ini aku menangisi nasibku yang tidak sama sekali beruntung. Cinta yang selalu pergi dengan wanita lain, cinta yang selalu tidak pernah aku dapatkan seutuhnya.

sekarang apa yang harus aku lakukan? Mungkinkah kembalinya cek ini menandakan aku memang harus melepas Bima? bahwa Bima bukan untukku? bahwa jalan kami memang berbeda? Aku melihat cincin yang aku kenakan, aku mengingat kembali honeymoonku aku menangis sambil menyentuh hatiku yang sakit. Sakit karna semua hanya akting yang di lakoni oleh aktor yang profesional dan aktris yang bodoh sampai harus terjerumus semua drama ini.

Aku tidak bisa memikirkan apa yang harus aku lakukan, yang aku tau aku sakit dan terluka disini. Aku menertawakan kisah cintaku sendiri, mencintai pria yang tidak akan pernah bisa mencintai aku.

Sebenarnya aku ingin berpikir positive mungkin saja kejadian tadi itu terjadi karna Bima tidak sengaja, tapi melihat dia yang menikmati berciuman membuatku ingin menggunting rambutnya hingga botak.

Sungguh aku ingin sekali menjambak, mencakar, mencubit dan memukul mereka berdua. Tapi yang aku lakukan malah pergi sekencang-kencangnya. Bayangan mereka kembali muncul dan aku, aku masuk ke kamar mandi lagi dan menangis di bawah shower.

Sebenarnya jika aku menangis di kamarpun tidak akan terdengar, tapi menangis di bawah shower membuat hatiku tidak terlalu panas.

Aku hanya menangis dan sesekali menertawakan diriku yang terlalu bodoh. Kenapa aku tidak pernah berpikir tentang masa lalunya. Kenapa aku bisa berpikir Bima menutupi masa lalunya. Kenapa aku berpikir kalau Bima akan menyakitiku. Kenapa aku tidak tersadar bahwa kebahagiaan ku ini bisa bersifat sementara.

Yang bisa aku lakukan hanya menangis hingga aku lelah dan tertidur dengan semua air mata yang mengering di pipiku.

Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now