penderitaan baru

38.8K 2.5K 16
                                    


Setelah melewati serangkaian interview, akhirnya aku di terima kerja di perusahaan ini. Awalnya mereka heran kenapa dengan nilai ku yang tinggi dan lulusan universitas ternama aku harus kerja di Jakarta dan memulai semuanya dari nol. Sampai orang yang menginterviewku bimbang harus menggajiku berapa. Karna meskipun hanya diploma di Colombia University aku juga lulusan S1 di universitas Atma Jaya.

Setelah keluar dari ruangan HRD dengan senyum mengembang yang sangat besar aku menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, aku mengirim whatsapp untuk Bima.

Anasztazia : saya diterima kerja. Besok sudah boleh kerja 

Aku memasukan kembali ponselku ke dalam tas, dan aku akan pergi ke mall terdekat untuk membeli baju yang pantas untuk bekerja. Sambil menimbang-nimbang kapan hutang ku akan lunas jika gajiku hanya sedikit seperti itu.

Sesampainya di parkiran mall ponsel ku berbunyi.

Bima : Congratz! Saya di traktir dong kalau seperti itu.

Anasztazia : OK! Saya ada di mall dekat kantor nih. Kita makan sushi ya! Saya tunggu sampai jam makan siang.

Setelah mengirim pesan itu, aku berkeliling mall. Mencari baju yang pas untukku bekerja. Bukan apa karna badanku kecil, sedikit sulit untuk mencari ukuran yang pas. Ada saja yang tidak pas, entah tangan nya terlalu lebar, kerah bajunya terlalu longgar, atau baju yang terlalu panjang.
Ponsel ku berbunyi.

Bima’s calling. Aku langsung menjawab telponnya. “Hallo?”

“kamu dimana? Saya sudah sampai di restaurant nya nih.”

“saya ke sana sekarang ya.”

Aku langsung meluncur ke tempat restaurant tersebut. Tidak lama aku melihat laki-laki tampan yang sedang duduk melihat menu. Semakin lama aku berada di dekat Bima, semakin pula aku sadar aku bisa terjatuh untuknya. Dia bukan saja mempesona dengan sikap cool nya tapi menggoda.

“Hai” sapaku sambil duduk di kursi di seberangnya.

“Hai.” aku mengambil buku menu yang pelayan itu berikat dan melihat-lihat apa yang ingin aku pesan. Aku bukan tipe orang yang suka jajan atau belanja. Tetapi aku selalu berusaha memanjakan diriku sendiri setelah mendapatkan sesuatu yang sudah aku perjuangkan. Contohnya pekerjaan ini, aku akan memanjakan diriku sendiri dengan makan enak tentu dengan menraktir Bima. Karna Bima lah yang sedikit banyak mendukungku dalam bekerja. Meskipun hanya boleh di anak perusahaannya.

“Jadi saya boleh pesan semau saya kan?” tanyanya. Aku tau maksud dari pertanyaannya. Dia ingin menggodaku.

“Iya, asal kamu habiskan yang kamu pesan. Dan gunakanlah kesempatan ini dengan baik, karna belum tentu lain kali saya akan seperti ini.” senyum Bima mengembang. Aku sendiri bangga dengan diriku yang mampu untuk mandiri dan hanya bertopang pada diriku sendiri.

Tapi bagiku musuh terbesar dalam hidupku adalah diri ku sendiri. Aku harus masih berjuang mengalahkan egoisku, kemalasan dan keras kepalaku.

Setelah memesan makanan, kami bertukar cerita satu sama lain. Aku menceritakan bagaimana interview berjalan dan Bima menceritakan meeting nya dengan klien barunya.

Tidak terasa jam makan siang pun selesai, aku akan kembali ke apartemen Bima sedangkan Bima akan kembali ke kantor.

**
Pagi ini aku mulai bekerja di perusahan Bima. Tentunya di anak perusahannya. Toh bos besar tidak pernah bekerja keras, ia hanya akan memperhatikan anak buahnya bekerja. Untuk mencapai menjadi bos besar aku rasa Bima telah dulu bekerja keras, sekarang waktunya ia hanya menikmati apa yang telah dia lakukan.

Aku memarkirkan mobilku di depan gedung utama. Kantorku tepat di sebelah kantor utama. Kantorku adalah cabang k3 terbesar dari perusahaan yang di pegang Bima. Aku yakin aku harus bekerja lebih keras, karna semakin besar perusahaan semakin besar tanggung jawab yang harus aku terima.

Aku sampai di bilik milikku. Jangan di kira aku akan mendapatkan jabatan tinggi. Aku hanya staff biasa saja. Tidak lama staff-staff lain menghampiri untuk mengajakku berkenalan.
Aku mempelajari apa yang harus aku lakukan. Dan di hari pertama aku bekerja begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.

“banyak ya tugasnya?” suara perempuan bernama Riani. Aku hanya menganggukan kepala. Terlalu banyak file yang perlu di urus dan berkas yang harus di selesaikan.

“sabar ya, dulu yang kerja di bagian kamu itu di berhentikan karna hamil duluan trus ternyata kerjaan yang selama ini dia kerjain ga bener.” Aku hanya menganggukan kepala lagi. Pantas saja pekerjaanku seperti kerja rodi!

“Iya, aku sabar kok tapi ini buanyuakk buanguet loh. Trus di minta selesai besok. Padahalkan orang yang keluar dari kerjaan ini aja udah ga kerja seminggu. Mana bisa aku kebut sehari.” Rewelku.

“iya gara-gara direktur disini lagi keluar negri dari sebulan setengah lalu. Urusan kerjaan sih katanya mungkin sambil liburan. Makanya lama. “ aku hanya menganggukan kepala lagi. Aku rasa aku bisa berteman baik dengannya. Toh selama ini aku tidak pernah punya teman akrab.

Sudah pukul 6 sore dan aku masih di kantor! Huh, pekerjaan ini tidak akan selesai dalam sehari. Hari pertama saja sudah membuat ku lembur. Tapi ketika kulirik sekelilingku, semua meja sudah kosong. Hanya sisa mejaku saja yang masih berantakan. Nasibmu begitu indah Anasz.

Bima : belum pulang?

Suara ponselku berbunyi. Aku membuka pesan chat dari Bima. Saat membaca pesan itu kulirik jam tanganku sudah menunjukkan pukul 8 malam. Aku langsung membalas pesan nya lagi.

Anasz : first day udah lembur.

Bima : rajinnya. Tidak akan ada uang tambahan jika sudah melewati pukul 8. Jadi pulanglah

Anasz : kamu pikir saya sengaja lembur? Uh! Ini kerjaan ga selesai-selesai tau. Di tinggal seminggu nih kerjaan, mintanya diselesaikan sehari. Kantor apa kerja rodi?

Bima : protes lah pada bos mu nasz :p

Anasz : kau bos besarnya! Sudah aku ingin lanjutkan lagi. Doakan aku pulang hari ini.

Aku melanjutkan kerja rodi ini. Andai saja aku melamar pekerjaan di cabang lain, apakah aku akan bernasib seperti ini juga? Atau jika perusahaan lain yang mempekerjakanku akankah aku seperti ini?

Sesampainya aku dirumah ternyata sudah jam 10 malam. Aku sudah lebih dari 12jam di kantor. Kurang ideal apa lagi aku jadi pegawai. Mungkin jika ada pegawai awards aku akan memenangkannya.

Ketika sampai di kamar, aku melihat Bima sudah tertidur. Bisa-bisanya dia tertidur saat istrinya sedang berjuang untuk perusahaannya. Tidak lama aku mandi dan menyusulnya tidur. Badan dan otakku sudah tidak bisa di ajak kerja sama.

**
Ketika aku sampai di kubikelku. aku meletakan tas ku dan kembali melihat pekerjaan ku hari ini. Kemarin aku kebut pekerjaan seminggi yang di tinggalkan dan selesai. Alhasil sekarang pinggang ku encok karna duduk terlalu lama.

“Siapa yang mengerjakan tugas Rara? Apakah sudah ada orang baru kah yang mengisi tempat Rara?” suara laki-laki terdengar nyaring diujung.

“iya pak, Namanha Anasztazia” sontak aku berdiri ketika mendengar namaku di panggil. Dan ketika aku melihat laki-laki itu. Dia adalah Viko. Adik dari Vincent. “silahkan keruanga  saya” aku langsung menghampiri ruangan itu. Tidak lupa mengetuk pintu dulu.

“jadi kamu sudah kembali ke sini?” ucapnya dingin. “jangan sekali-kali kamu berpikir untuk kembali ke kal Vincent. Dia sudah bahagia dengan Callista!” rasanya aku ingin sekali menjitak nya. Tidak kah dia tau bahwa aku yang membantu mereka bersatu. Ah! Memang kejelekan orang selalu di ceritakan tapi kebaikanku tidak di ceritakan. Viko dan mamanya sangat tidak menyukai ku. Dengan alasan aku hanya akan menjadi benalu di kehidupan Vincent. Kekayaan yang dia miliki tidak sebanding dengan kekayaan papa uang hanya kelas menengah.

“Maaf pak. Saya tidak ada rencana untuk kembali dengan orang yang bapak sebutkan.” Balasku santai.

“sekali kamu berani menganggu dan membuat rumah tangga kakak ku berantakan akan ku buat kau lebih berantakan! Ingat aku ini boss mu sekarang jadi jangan berharap menjadi penggoda kakaku.”

“Anda memanggil saya untuk berbicara ini? Jika ya, saya memang tidak berniat sedikitpun dengan kakakmu. Saya dan dia sudah berakhir. Dan laki-laki bukan hanya kakakmu saja” aku sangat tidak suka di rendahka  seperti ini. Semenjak melihat mama terhina amarahku memuncak ketika orang lain akan menghinaku atau keluargaku.

“Pekerjaanmu cukup baik. Keluar sekarang” dengan nada tinggi dia mengusirku. Padahal dia sendiri yang menyuruhku datang ke ruangannya. Aku harus bersabar karna memiliki boss seperti dia. Jika aku tidak punya hutang akan aku tembak kau Viko!

**
Sudah beberapa hari aku bekerja di perusahaan ini. Tidak ada hari tidak lembur. Aku selalu lembur dan  herannya hanya aku saja yang lembur. Aku akan meminta gajiku 2x lipat jika seperti ini kejadiannya.

Bima : lembur lagi?

Aku senyum sendiri melihat Bima memberikanku chat seperti ini. Kami melakukan pendekatan sedikit demi sedikit. Aku sudah mulai terbiasa dengan Bima yang cool, Bima yang selalu bersih, Bima yang sudah bisa komplen jika aku memasak pancake saja, Bima yang ngomel ketika lampu kamar mandi lupa aku mati kan, Bima yang selalu mengirim pesan ketika aku belum sampai dirumah.

Anasztazia : iyaaaa. Saya rasa saya akan meminta gaji 2x lipat.

Bima : tidak ada kenaikan gaji karna selalu lembur.
Anasztazia : kerja rodi bukan kerja kantor.

Bima : jadilah seorang istri yang hanya menunggu suamimu pulang kerja.

Anasztazia : no! :p

Aku menyelesaika  tugas ku dengan cepat. aku sangat ingin bertemu dengan Bima. Hanya dengan melihat wajahnya, lelah ku sudah berganti dengan tenaga. Mungkinkah aku sudah membuka hati untuknya atau aku hanya mulai terbiasa dengan nya?


Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now