luka hati

36.6K 2.4K 30
                                    

Malam ini di kantor akan mengadakan acara yang aku sendiri tidak tau acara apa. Yang aku tau seluruh karyawan di undang dan wajib hadir. Aku sebagai pegawai baru hanya mengikuti aturan saja, padahal sebenarnya aku malas sekali pergi ke acara-acara formal seperti itu. Aku tau ini formal karna salah satu rekan ku bilang kalau di adakan di ballroom hotel bintang 5.

Malam ini aku aka  pergi dengan Riani. Riani adalah teman yang baik dan kami sangat akrab sekarang.

"Kamu mau pergi sama siapa?" ucap Bima ketika aku sedang bersiap-siap.

"Saya pergi sama Riani. Dia mengajak saya untuk dandan dirumahnya. Sekalian main kerumahnya." Bima hanya mengangguk.

"Hati-hati menyetirnya."

"saya di jemput Riani. Dia akan menjemputku. Hehe Lumayan kan hemat bensin"

Tidak lama aku sudah bertemu dengan Riani. Riani sudah ada di lobby apartemenku. Sejujurnya Riani tidak tau jika aku adalah istri dari boss besarnya. Karna penikahan kami pun tidak banyak yang datang.

Sesampainya dirumah Riani, aku di sambut hangat oleh ibunya. Ibu Riani sangat ramah, tidak beda jauh dengan Riani.

"Gue mandi dulu. Lu tunggu sini aja. Lu mau mandi lagi apa ga Nasz?" tanya nya sambil mengambil handuk.

"Mandi lagi. Tapi ntar aja. Lu duluan aja. Gue tiduran dulu bentar." aku membawa semua keperluanku untuk ke pesta. Sebenarnya kami berdua sangat malas untuk pergi ke pesta itu. Nonton film bioskop lebih menggoda dari pada menghadiri acara itu. Tapi mau di kata ketika staff biasa tidak bisa menolak.

Aku dan Riani sudah siap untuk pergi kepesta. Aku akui kami berdua cukup memukau.

Aku menggunaka  dress bodycone hitam yang memperlihatkan lika-liki tubuh ku, dengan sedikit lowback di belakang dressnya, heels hitam memperlihatkan jenjangnya kakiku, dan clutch simple. Aku mengeriting rambut panjangku dengan makeup yang natural.

sedangkan Riani, ia menggunakan dress panjang merah maroon dengan heels senada, menggulung rambut panjangnya dan makeup natural. Riani itu wanita cantik dan berwibawa, tidak salah jika banyak laki-laki di kantor yang menyukainya. Dengan paraz seperti ini siapa yang bisa menolaknya.

***

Mobil Riani sudah mendarat di parkiran hotel mewah ini. Kami memasuki ballroom hotel dengan anggun, beberapa mata tertuju pada kami. Hey! kami memang cantik tapi pandangan mereka seperti melihat makanan ketika lapar.

Aku dan Riani memutuskan duduk di pojok ruangan. Menikmati minuman yang di sediakan. Setelah melihat-lihat sekeliling, Riani pergi untuk bertemu dengan temannya.

"Masih punya malu kamu datang ke sini?!?" Astaga, wanita ini tidak kurang sedikitpun keangkuhannya.

"Saya di undang kesini. Saya salah satu staff di kantor  ini."

"alasan! pasti kamu mau bertemu dengan Vincent kan? Ingat Anasz kamu sudah putus. Jadilah wanita baik. Jangan menjadi perusak rumah tangga Vincent."

Serendah itukah aku di mata ibunya Vincent. Padahal aku sudah tidak ada urusan dengan Vincent. Tapi masih saja di sangkut pautkan dengannya. Tidak lama Viko, Vincent dan Callista datang.

"Ma sudah, jangan bikin malu lihat semua orang memandang mama." Ucap Vincent.

"Masih saja kamu membela wanita tidak tau malu ini. Ingat istrimu lebih cocok bersanding denganmu. Wanita ini masih saja mengejarmu sampai-sampai harus bekerja di perusahan Viko."

"Maaf anda salah. Saya tidak bekerja untuk mengejar anak anda. Saya dan anak anda tidak ada hubungan apa-apa lagi." ucapku geram.

"Wanita hina ini benar-benar tidak tau malu. Meskipun keluarganya sudah dihina pun wanita ini tidak ada rasa sedih atau malu. Cari lah laki-laki kaya lainnya jangan Vincent. Atau jadilah simpanan om-om diluar sana."

Every New Step to Make a New JourneyOnde histórias criam vida. Descubra agora