first dating

37K 2.5K 13
                                    


Ketika aku sampai di kantor seluruh mata tertuju padaku. Aku yakin karna kejadian kemarin aku akan menjadi bahan pembicaraan hangat.

"astaga Anasz kenapa kemarin lu tinggalin gue tanpa kasih kabar sih?" Riani yang menghampiriku dengan khawatir. Aku lupa sekali mengabarkan nya ketika aku sampai dirumah.

"Maaf ya, gue langsung pulang kemarin."

"Lain kali telpon gue. Gue telpon lu tapi ga di angkat. Lu gapapa kan?" Aku menganggukan kepala dan memberikan senyuman padanya. "Lupain tentang kemarin, biarin aja mereka mau bilang apa. Lu kerja disini kan hasil usaha lu sendiri. Lagian itu nenek sihir berasa anaknya paling kece kali ya. Oh ya kemarin lu pulang sama siapa?"

Aku tersenyum mendengar Riani berbicara. Setidaknya ada orang yang membicarakanku dengan hal positif. "Nanti gue ceritain semua ya. Sekarang mending kerja dulu. Oh ya, barang-barang gue?"
"Tenang aja barang-barang lu aman. Tuh gue bawa. nanti gue kasih lu ya."

**
Bima : Temani saya bertemu client sekarang.

Aku melihat ponsel ku dengan teliti. Aku? Bahkan aku bukan sekretaris nya. Mana mungkin menemaninya.

Anasztazia : Saya masih kerja. Ingat saya hanya staff biasa bukan sepertimu boss yang bisa meninggalkan pekerjaan seenaknya.

Bima : Turun lah sekarang ke parkiran lantai 5. Atau saya akan menjemputmu.

Aku memutar bola mataku. Apa-apaan ini pemaksaan. Apa yang harus aku lakukan? Mana mungkin aku meninggalkan pekerjaan ku.
"Gue sakit perut nih. Gue ijin pulang kayanya." kataku pada Riani. Sialan karna Bima aku harus berbohong.

"Yauda lu balik aja. Nanti gue ijinin. Minum obat ya. Hari pertama ya?" aku hanya menganggukan kepala dan pergi membawa tasku.

Aku menulusuri parkiran dan mencari Bima. Aku sendiri tidak tau dimana Bima memarkir mobil nya. Ugh!

Tidak lama aku melihat mobilnya karna dia menyalakan lampu mobilnya. Tumben sekali dia menyetir. Dan ini pertama kalinya aku memasuki mobilnya. Sewaktu pulang menikah aku menggunakan mobil pengantin.

"Kamu harus membayar semua ini. Bagaimana bisa kamu semena-mena. Nanti saya di pecat gimana? Saya sampai bohong sakit karna kamu." cerocosku dan Bima hanya melajukan mobilnya dengan senyum.

Setelah sampai di salah satu mall mahal di bilangan Jakarta dan memarkirkan mobil nya, aku hanya mengikuti kemanapun Bima pergi.

Aku sampai di restaurant dan kamipun duduk disana.

"Mana client kamu? kenapa sih harus ajak saya?"

"Client ku ini dari New York, dia juga membawa istrinya. Jadi better kamu temani istri clientku. Biar tender ini jatuh di tanganku."

tidak lama pasangan yang di maksud Bima datang. Aku menjabat mereka dengan hangat tidak lupa memberikan senyum termanisku.

Setelah berbincang-bincang. Bima dan Mr. Robbie membicarakan tender sedangkan aku menemani Mrs. Robbie.

Bertukar cerita dan memberikan tempat-temapt recommended di Indonesia, membuat Mrs Robbie merenggek agar di ajak ke Bali, Lombok dan sekitar nya. Mrs.Robbie wanita yang anggun dan lembut.

Setelah selesai, kami mengajak mereka untuk pergi mengelilingi mall ini tetapi mereka menolak secara halus karna mereka masih ada beberapa urusan. Aku dam Bima mengajaknya lain waktu.

"Gimana? Mr Robbie setuju kerja sama dengan kamu?" Tanyaku sambil membantu Bima membereskan berkas-berkas ke dalam tas nya.

Wajah Bima sangat datar dan memberikan kesedihan. "Iya mereka langsung menanda tangani surat kerja sama dengan saya."

Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now