foto keluarga

38.2K 2.3K 6
                                    

Hari ini aku akan foto pre-wedding dengan Bima. Aku tau yang namanya pre-wedding akan dilakukan sebelum menikah. Tapi apa daya ketika pernikahan di lakukan mendadak, fotopun di lakukan setelah menikah.

Ketika pengantin yang lain akan memamerkan foto-foto pre-wedding mereka ketika menikah, tapi kami tidak melakukannya. Mama sempat menampilkan foto-foto kecil kami. Ohya Bima itu sudah tampan sejak dini! Aku tidak tau apa yang mama mertua ku idamkan saat Bima masih di dalam perut.

Aku dan Bima akan melakukan sesi foto duluan. Nanti mama mertua dan keluargaku akan datang untuk sesi foto keluarga.

Aku sangat canggung berada dekat dengan Bima. Apa lagi dengan menyentuh tubuhnya atau tangannya menyentuh tubuhku.

"Ayo dong deketan lagi dikit. Adegan kaya mau cium tapi jangan nempel. Sekali lagi ya!" perintah fotografer itu. Dia tidak tau apa aku bukan fotogenik!

"Jangan nervous" bisik Bima ditelingaku.

Sesi foto kami berdua di tunda. Kami akan foto keluarga.

Mulai dari Bima dan mamer. Aku dan keluargaku. Aku, Bima dan mamer. Dan terus seperti itu sampai selesai.

"Bim Nasz, sekali lagi ya kita foto adegan kissing. Beneran nempel yang ini." kata fotografer sambil mengganti background foto.

"Hemm, kayanya ga usah deh mas." ucapku cepat.

"duh, iya mas kudu tuh foto kaya gitu. yang mesra sama yang bagus ya" seru mamerku semangat.

Aku dan Bima akhirnya melakukan sesi kissing scene. Dengan susah payah dan beberapa kali di ambil. Jujur saja memang bukan pertama kali kami berciuman, tapi kan tetap saja rasanya aneh. Menempelkan bibirku ke orang yang baru saja aku kenal meskipun notaben nya adalah suamiku!

Setelah selesai sesi foto. Kami berencana untuk pergi makan ke restaurant dekat dengan studio.

"Nasz, Bima baik kan sikapnya sama kamu?" seru mamerku sambil mengambil sayur ke piringnya.

"baik kok ma."

"Ran, gimana kalau si Anasz panggil kamu mami aja biar ga bingung tuh dia panggil kita sama-sama mama" kata mamaku

"Boleh juga tuh idemu. Aku setuju, kalau begitu kamu panggil aku mami aja ya nasz. Bima juga panggil mamanya Anasz mami"

Aku kira mama akan memperlakukan mami dengan segan. Tapi kok ternyata mereka terkesan akrab ya? Aku saja segan bukan main dengan keluarga suami ku ini.

Setelah makan dan berbincang-bincang. Kami memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Mami akan kembali ke Bandung hari ini. Sedangkan aku akan kembali ke apartemen Bima.

Di dalam mobil penuh keheningan. Bima pun tidak menyalakan radionya. Bima benar-benar tipe yang pendiam, dingin dan tidak ada basa-basi.

**
Sudah hampir sebulan aku menikah dengan Bima. Dan tidak ada yang berubah. Bima masih asing bagiku. Tapi aku berusaha selalu mendekatkan diri padanya. Biar bagaimanapun dia suamiku kan sekarang.

Hari ini aku akan melakukan interview di salah satu anak perusahan Bima. Anak perusahan Bima selalu berdekatan. Tetapi aku tidak berniat pergi bersama dengannya. Aku tidak ingin di gosipin yang aneh-aneh. Bagaimanapun Bima adalah bos besar di tempatku interview. Tidak mungkin kan datang bersama bos besar.

Aku menyiapkan sarapan seperti sebelum-sebelumnya. Pancake, omelet, dan sosis. Gaya sarapan di New York belum sama sekali hilang. Bima tidak pernah komplen dengan apa yang ku buat. Sepertinya memang dia sangat terima apapun yang aku lakukan.

Hal yang masih belum aku biasakan adalah mandi di kamar mandi dengan pintu kaca di kamar Bima. Aku selalu mandi ketika Bima tidak ada di kamar dan begitupun sebaliknya.

"Kamu hari ini interview kerja ya?" tanya Bima sambil memasukan pancake blueberry yang ku buat.

"Iya nih. Diterima ga ya?" tanyaku gugup

"Saya sih bisa jamin kamu masuk. Tapi katanya kamu tidak manganut sistem KKN." sindirnya sambil meminum kopinya.

"iya lah, saya bisa kok. Kamu jangan remehin kemampuan saya gini-gini saya berbakat kok." ucapku bangga "lagian kalau di tolak masih banyak perusahaan yang mau terima saya"

"perjanjian kita adalah kamu hanya akan berkerja di perusahaan saya Anasz."

Aku tidak memperdulikan Bima. Menyelesaikan makananku secepatnya dan bersiap diri. Lalu aku mengambil kunci mobil yang aku dapatkan.

Sebenarnya aku tidak terlalu uptodate dengan mobil-mobil yang ada di pasaran mobil. Yang aku tau mobil yang aku gunakan sudah canggih, tanpa kunci. Hanya tombol saja.

Dulu sewaktu sebelum ke New York fasilitas mobil dari papa honda jazz. Itu juga masih jazz tipe lama mungkin. Sekarang mungkin mobil sudah menggunakan tombol seperti ini juga. Maklum lah selama tinggal di New York aku tidak pernah berencana membeli mobil.

Aku sampai dimana mobilku di parkirkan. Aku tidak tau mobil model apa yang di berikan Bima padaku. Saat aku menekan tombol unlock bunyi mobil terdengar. Dan yang membuat ku shock Bima memberikanku mobil mini cooper.

Ini sangat mewah untukku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini sangat mewah untukku. Apalagi dengan notaben aku seorang yang memiliki hutang menumpuk padanya. Aku hanya seorang karyawan, dengan mobil mewah. Pasti aku juga jadi bahan pembicaraan.

Tapi sekarang aku tidak bisa memikirkan hal lain. Yang aku harus pikirkan mendapatkan pekerjaan dan
membayar hutangku.

Sebenarnya aku bisa saja tidak membayar hutangku. Tapi perasaanku tidak mengiyakan otakku. Hatiku ingin agar aku melunaskan hutang dan menjadi istri yang tidak di beli. Aku tau ini hanya pikiranku saja. Tapi kadang kita ingin membuat sesuatu lebih nyaman untuk diri kita sendiri kan.

Aku mencoba mempelajari tombol-tombol yang ada di mobil ini. Hemm, aku mencoba menjalankan nya dengan hati-hati. Setelah latihan sedikit di parkiran akhir nya aku mengeluarkan mobil ini dari sangkarnya dan menuju kantor dimana aku harus interview hari ini.

Jalanan Jakarta selalu padat. Entah pagi, siang atau malam. Seakan aktivitas tidak pernah berhenti di kota ini. Sudah lama tidak merasakan berkendara sendiri membuatku sedikit tidak nyaman. Biasanya aku menggunakan bus dan tidak usah repot-repot menyetir, turun ketika sampai. Tapi sekarang aku harus berkonsentrasi menyetir karna terkadang kita sudah mengendarai kendaraan kita dengan hati-hati belum tentu orang lain hati-hati. Dan di saat seperti inilah saat nya aku menggunakan kepala burung hantu yang bisa memutar 360 derajat.

Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now