“enak aja, asal kamu tau aja dulu aku ada yang naksir. Aku aja yang gamau.”

“aku tau. Daniel kan?”

“astaga, bahkan Danielpun kamu tau?”

“Aku tau semuanya sayang.”

Aku sudah tidak ingin menjawabnya. Semua hal tentangku ia tau. Ternyata orang kaya itu memang sangat berbahaya. Untuk mencari informasi seseorang ia bisa mendapatkan dalam sekejap dan mendetail.

Setelah itu kami tertidur. Bima akan memelukku saat kami tidur. Aku sudah mulai terbiasa dengan pelukkan tidur dan sleep kiss dari Bima. Aku seperti kecanduan di dekatnya.

**

Hari ini aku akan menemani mami ke butik temannya. Mami bilang akan menghadiri acara anniversary temannya, jadi ia meminta ku menemaninya.

Saat ini aku sedang di butik. Butik milik mami bukan butik seperti kebanyakan. Ini seperti private butik. Tante Yuli hanya akan memamerkan baju yang ia rancang dan memproduksinya hanya sekali. Tidak mungkin ada kembar baju ini. jika seseorang ingin memiliki baju yang sudah di beli orang, seseorang itu harus membayar 2x lipat. Jadi lebih baik membeli rancangan terbaru bukan yang sudah sold.

“kamu ga ikut milih nasz?”

“Ga mi, aku lagi ga butuh baju pesta.”

Aku membantu mami memilih baju yang akan ia beli. Kebetulan selera kita selalu sama, jadi mami mengajakku untuk membantunya. Yang namanya perempuan awalnya hanya ingin membeli satu, tapi sekarang mami sudah memasukan 5 baju ke dalam daftar belanjanya. Harga baju ini tidak murah, 1 baju saja bisa menguras kocek 3,5juta. Untukku uang 3,5juta bisa digunakan untuk menambahi membayar hutangku.

Meskipun mami ingin membelikanku, aku pun tidak ingin. Aku merasa menggunakan baju seharga 3,5juta tidak akan mengubah penampilan ku menjadi Titi Kamal atau Dian Sastro.

“Bima ga ikut kesini nasz?”

“ga mi, itu tadi ada teman nya datang ke kantor.”

“temannya? Siapa?”

“Kayla mi. katanya sih teman lamanya.” Raut wajah mami sudah berubah ketika mendengar nama itu.

“Kenapa dia ingin bertemu Bima?”

“Aku gatau mi, tadi pas aku jalan kesini mereka akan pergi makan siang.”

“Kamu ga cemburu nasz liat Bima pergi dengan perempuan?”

“Ga kok mi, aku percaya sama Bima. Memang dia siapa mi? cantik deh orang nya mami kenal?”

“ah, tidak, mami tidak kenal.”

**

Beberapa hari ini Bima sering sekali pergi makan keluar kantor. Aku jadi makan sendiri dengan bekalku. Ia juga tidak mengajakku, jadi aku juga tidak mungkin ikut. Ia selalu beralasan pergi makan siang dengan temannya.

Tapi aku sedikit bingung kenapa beberapa hari ini Bima terkesan memiliki banyak teman, bukan maksudku menghinanya tidak memiliki teman. Tapi tidak biasanya ia pergi makan siang dengan temannya. Mungkin saja ia pergi dengan temannya yang sedang berlibur di Jakarta, atau ah sudahlah aku tidak ingin berpikir aneh-aneh.

Sudah hampir pulang kantor Bima masih belum kembali, atau mungkin tidak kembali? tiba-tiba ponselku berbunyi ketika aku melihat mendapat chat dari Bima.

Bima : kamu pulang duluan aja ya, aku masih ngobrol sama teman-temanku nih. Hati-hati di jalan.

Ketika aku mendapat chat itu aku segera membalas, aku sedang malas untuk pulang kerumah. Jadi aku memutuskan untuk berkeliling mall.

Aku tidak ingin membeli apa-apa, tapi aku yakin tidak akan pulang dengan tangan kosong. Pasti ada saja benda yang tidak aku butuhkan tapi aku beli, namanya perempuan kan. Naluri berbelanja lebih kuat.

Benar saja, aku sudah memegang 3 kantong belanjaan. Parfum yang tidak aku butuhkan, tas yang aku tidak sengaja naksir dan baju yang aku suka warnanya. Kenapa aku sama sekali tidak bisa menyimpan uangku, tapi memang sekali-sekali aku harus memanjakan diriku sendiri kan? Batinku bertengkar hebat karna kantong belanjaan ini.

Belum selesai perdebatan hati ku karna belanjaan sekarang batinku kembali berdebat ketika melihat Bima dan Kayla sedang jalan-jalan di mall ini. Kalau aku tidak salah mengartikan teman-teman itu harusnya banyak orang bukan hanya Kayla atau teman yang lainnya sudah pulang? atau mereka baru ingin bertemu dengan teman-temannya? atau mereka sudah pulang dan tinggal lah mereka berdua? atau Bima bohong?

Aku kembali membaca pesan Bima pada ponselku. Aku membaca berulang-ulang sampai aku mengerti dari pesan tersebut, aku sampai membaca dengan berbagai nada agar aku tidak salah mengartikannya?

Bima, ia memberikan senyuman hangatnya pada Kayla. Bahkan aku baru mendapatkan senyum itu ketika kami sudah melakukan hubungan intim. Apakah sekarang aku sedang cemburu? Ah tidak tidak, aku tidak boleh memikirkan hal-hal aneh. Aku akan mencoba menelpon Bima.

Aku menelpon Bima sambil mengikutinya. Ketika nada ke 3 ia baru mendengar dan menjawabnya.

"Hallo" kataku

"Hallo, ada apa nasz?"

"ah tidak, kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di mall"  ah ia tidak bohong. Bima menjawabku dengan jujur. " ada apa? ingin nitip sesuatu?"

"Ah tidak tidak. Kamu lagi sama siapa disana?"

"sama teman-teman nih. Teman sekolah" Bima berbohong. Ia berbohong demi wanita itu.

"ah yasudah, aku tidak ingin menganggu. selamay bersenang-senang" aku mematikan sambungan. Dan Bima memasukan ponselnya ke kantong. Ia berbohong padaku. Teman-teman itu banyak sedangkan ini hanya Kayla!

Aku tidak marah pada Bima tapi aku kecewa. Kecewa karna ia berbohong. Aku tidak ingin bertanya padanya aku tidak ingin di bilang wanita posesif pada Bima. Aku tau aku cemburu tapi aku akan memendam nya sampai Bima akan bercerita padaku.

Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now