Chapter 13 : Daybreak

35 4 0
                                    

Malam itu, Museum Seni di Paris dikagetkan dengan hilangnya Lukisan Monalisa yang sangat terkenal di dunia itu. Polisi setempat bahkan Interpol pun dikerahkan untuk mencari lukisan yang hilang itu.

"Orang - orang bodoh.."

Seorang pria berpakaian serba hitam melihat orang - orang yang sedang panik itu dari atas menara Eifel. Pria itu membuang puntung rokoknya ke bawah.

"Fuuuhh... kau yakin petunjuk soal Daybreak ada dalam lukisan ini?" Tanya pria itu pada seorang anak kecil yang memakai pakaian santa claus.

"Aku yakin.. Aku sangat percaya diri dengan penglihatanku, Paman Rufus." Jawab anak kecil itu.

Rufus, pria berpakaian hitam itu, kini memasukkan lukisan Monalisa yang berhasil dia curi dengan mudah kedalam sebuah portal mini.

Setelah itu, Rufus memakai masker gasnya dan membuat sebuah portal baru.

"Sebaiknya kita kembali, Sein.." ujar Rufus.

"Baiklah." Jawab Sein, si anak kecil yang berpakaian santa claus.

Lalu, mereka berdua pun masuk ke dalam portal itu dan menghilang.

Beberapa saat setelah mereka menghilang, salju pertama di hari natal pun turun memenuhi langit kota Paris dengan warna putih.

Sementara itu, di Jepang...

"Hachiu!! Ssrpp... Sial.. Kenapa harus pilek disaat seperti ini.."

"Itu karena kau memakai pakaian tipis kemarin, dasar bodoh.."

"Tisunya Kiryuu.. lap dulu ingusmu.."

"Aahh.. makasih banyak Shino, kau memang bidadari penyelamat hidupku.."

"K-Kau ini bi-bicara apa sih?"

Di malam natal yang dingin, namun memancarkan kehangatan, tiga orang sahabat itu sedang menghabiskan waktu dengan berjalan - jalan untuk melihat dekorasi pohon natal di pusat perbelanjaan Sakurazuki.

Kiryuu membuang ingusnya dengan tisu yang diberikan Shino.

"Ssrrp.. haahh.. aku berterima kasih pada pak tua itu.. akhirnya aku bisa punya sedikit waktu untuk liburan dan beristirahat dari latihan neraka itu.." kata Kiryuu.

"Ya.. tumben sekali dia bersikap lembek padamu.." Shiro berkata sambil memegang dagunya.

"Bukannya itu bagus ?" Kata Shino.

"Yah.. memang sih.." Kiryuu menggaruk pipinya.

Shiro tersenyum tipis, dia merasa jika menitipkan Shino pada Kiryuu semua akan baik - baik saja.

Tiba - tiba dia teringat satu hal..

"Hati - hatilah.. sejak tadi ada seseorang yang membuntutimu.." gumam Shiro pada Kiryuu.

"Benarkah? Aku tak bisa merasakan Chakra mereka.." bisik Kiryuu.

"Pergilah lebih dulu bersama Shino.. aku akan mengurusnya.." bisik Shiro kemudian berjalab memasuki kerumunan orang - orang yang ingin melihat dekorasi natal.

"Baiklah.."

"Eehh... Shiro-nii mau kemana ?" Tanya Shino ketika melihat Shiro pergi.

"Dia ada urusan sebentar.. Kita jalan duluan saja.." ajak Kiryuu berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Tapi.. kalau Shiro-nii tersesat gimana? Aku khawatir.." Shino menatap Kiryuu dengan mata berkaca - kaca.

"Itu tidak mungkin.. Aku akan menyusulnya nanti setelah aku mengantarmu ke tempat yang aman.." kata Kiryuu lalu mengajak Shino jalan - jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phantom WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang