hanya masa laluku

Start from the beginning
                                    

Kamar kami di padukan dengan warna coklat-coklat kayu, kasur berukuran kingsize, meja kecil yang menghiasi kiri kanan kasur, lemari yang menempel pada dinding, dan meja bangku kecil untuk duduk.

Kamar kami di padukan dengan warna coklat-coklat kayu, kasur berukuran kingsize, meja kecil yang menghiasi kiri kanan kasur, lemari yang menempel pada dinding, dan meja bangku kecil untuk duduk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua foto-foto yang ada di apartemen juga sudah pindah kesini semua. Aku tidak tau Bima merencanakan ini kapan tapi ini bisa membuatku terpukau. Bukan karna rumahnya, tapi karna ia yang mau merencanakan ini semua di dalam semua kesibukannya. Meskipun aku tau ia melakukan ini hanya dengan menyuruh Hengky, tapi semua pasti Bima yang merencanakan.

"Suka?"

"Selera kamu memang pernah mengecewakan?"

Bima memelukku dari belakang dengan erat. Mungkin bisa di bilang ini bukan rumah yang besar, tapi ini sudah lebih dari cukup. Aku terlalu bahagia. Bima pria yang tidak mengecewakan, ia yang bisa bertanggung jawab dan mandiri membuatku semakin-semakin terjatuh. Aku takut suatu saat tidak bisa terbangun jika aku terjatuh terlalu dalam.

"Kamu kapan rencanain ini semua?"

"Aku sudah lama banget rencanain ini semua, tapi kemarin aku masih memperbaiki rumah ini dan membalikan kepemilikan rumah ini menjadi milikmu. Jadi ketika pas kita sebelum pergi ke honeymoon semua sudah selesai, lalu aku berencana memberikan semua kejutan untukmu lagi."

"kamu terlalu baik sama aku, aku ga bisa kasih kamu apa-apa. Lihat apa yang kamu kasih ke aku? Cincin, honeymoon, dan sekarang ini. aku cinta banget sama kamu."

Bima membalas pelukkanku erat "Kamu ga perlu membalas apa-apa cukup berada disamping aku sewaktu aku susah dan senang itu udah cukup. Kamu kebahagian aku, tanpa kamu aku bukan apa-apa."

Aku menciumnya lembut, aku sangat mencintai pria ini. pria yang sudah menjadi suamiku. Pria yang awalnya aku tolak, pria yang awalnya sangat dingin tapi ternyata memiliki kehangatan yang sangat luar biasa.

"Mobil kamu lagi di anter kesini ya." Dari sini ke kantor juga tidak terlalu jauh kok. Tidak lama terdengar suara mobil terparkir di depan garasi. Ku dan Bima keluar kamar dan melihat siapa yang datang. Hengky, ia datang memberikan kunci mobilku dan menjemput Bima.

"Kita pergi sekarang pak?" Hengky jika sedang bekerja akan memanggil Bima pak, dan jika di luat jam kerja memanggil nama. Begitu professional mereka berdua ini.

"Kamu mau kemana?" Tanyaku

"Aku mau liat gedung pembangunan dulu ya. Nanti aku ga makan dirumah. Kamu makan duluan aja. Kemungkinan aku habis liat pembangunan mau traktir pekerjaku makan." Bima mencium keningku lalu pergi.

Sekarang hanya aku dirumah, mungkin aku akan mulai mengenali tempat-tempat dan tata letak dirumah ini.

**

Matahari sudah mulai terbenam, aku masih juga belum memasak untuk dinnerku sendiri. Aku tidak dalam mood yang baik untuk memasak. Mungkin nanti aku akan memesan makanan dari restaurant terdekat. Aku melihat jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Seperti nya Bima sudah selesai di proyek dan akan pergi makan dengan karyawannya. Padahal aku juga karyawannya tapi kenapa tidak di ajak ya?

Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now