Chapter 6

44 3 0
                                    

W.A.R.N.I.N.G.T.Y.P.O

•••

Acha berjalan ketengah kerumunan untuk mendengarkan informasi yang akan disampaikan dewan guru. Ia tidak sendirian disana juga ada Fenita, Tyas dan Sania.

"Jadi kita tinggal 1 hari lagi hari Senin sore kita pulang ke Jakarta lagi dan Selasa kalian akan diliburkan hari Rabu kalian masuk dan bagi kelas X kelas kalian tidak akan dioplos"ucap Pak Kepsek.

Semua angkatanku bersorak-sorak karena tahun kami kelas tidak dioplos berarti aku bisa bareng sama Sania, Tyas, dan fenita. Setelah itu baru dari OSIS, untuk pembagian mencari kayu bakar setengah kelompok kelas X dan setengah kelompok kelas XII. Kelompokku ikut untuk mencari kayu bakar.

"Cha ayo kita cari kayu bakar kesana"ucap Tyas.

Aku menangguk dan mengikuti Tyas, Fenita, dan Sania. Aku mengambil Ranting cukup banyak aku terus berjalan tanpa arah masih mencari kayu tapai aku gak sadar kalau aku meninggalkan kelompok aku berbalik arah tapi aku tak menemukan apapun aku terus menyelusuri hutan tapi tetap kembali ketempat yang sama.

Aku tersandung batu dan mengeluarkan darah disikuku.

•••

"Kak Acha tiba- tiba menghilang dihutan tadi"ucapku.

"Apa kaya mana bisa. kan kalian temen kelompoknya kok bisa"ucap Kak Vero.

"Tadi kami mencari kayu bakar tiba-tiba Acha udah gak ada kita udah nyari kemana-mana tapi tetep gak ada"ucap Fenita.

Dan disana seorang cowok mendengarkan itu dia langsung berlari kealam hutan mencari perempuan yang disebutkan tadi.

•••

  Acha mulai takut terus jalan mencari jalan keluar tapi selalu aja balik ketempat nya. Acha akhirnya duduk ditanah karena capek dan ada suara seseorang yang mendekat dari arah belakang. Acha mulai ketakutan dan keringat dingin mulai bercucuran.

"Acha"ucap seseorang dari belakangnya Acha langsung menoleh ternyata itu Nanda"kenapa lo disini?"lanjutnya bertanya.

"Gue.... Gue juga gak tau"ucapku ketakutan Nanda langsung membawaku kepelukkannya.

"Udah jangan takut ayo balik ke perkemahan "ucapnya.

Nanda terus membawa Acha keperkemahan sambil menggendong Ala Bridal Style. Entah kenapa Acha merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan terasa kalau dia sedang blushing Nanda yang melihat itu hanya terkekeh pelan dan membawanya ke tenda PMR setelah itu menidurkanku.

"Udah sekarang lo udah aman lo tidur aja gue harus pergi"ucap Nanda, Acha mengangguk dan menutup matanya.

•••

Acha membuka matanya, disana udah ada Kak Brian yang tidur disebelahnya. Sepertinya dia mengatahui tentang itu, aku mengusap kepala Kak Brian setalah itu Terukir senyuman Kak Brian dan membuka matanya.

Brian memeluk adiknya itu dia merasa gagal menjadi Kakak karena gak bisa adik perempuan semata wayangnya ini.

"Maaffin Kakak ya gak bisa jaga kamu dengan becus"ucap Brian memeluk erat adiknya seperti tak mau kehilangan adiknya.

"Iya gak Papa. Kakak tetep Kakak yang paling terbaik buat Acha"ucapku.

"Ya udah lo kan belum makan pagi nanti gue bawain makanannya lo tiduran aja disini dulu Ok"ucap Brian melepaskan pelukannya Acha tersenyum dan mengangguk.

Brian langsung pergi mengambil makanan buat adiknya dijalan dia menemukan cowok yang nyelamatin Acha tadi dia menyamperin itu cowok dan menyentuh pundaknya.

Seketika Brian terkejut pasalnya cowok ini mirip Pacarnya Acha apa ini dia gak mungkinkan.

"Lo Muhammad Ali Wicaksonokan"ucap Brian dengan mata melebar.

"Gue Kembarannya"ucapnya lagi.

"Gak mungkin kenapa nama kalian gak menunjukkan kesamaan"ucap Brian yang tidak yakin dengan ucapan cowok didepannya ini.

Cowok itu memutarkan bola matanya karena Brian tidak percaya dengan perkataannya Jadi cowok itu mengeluarkan Smartphonenya dan menunjukkan foto bersama kembarannya.

"Ya kiri ini Ali dan sebelah kanan itu gue"ucapnya dan Brian terkesiap melihat foto itu.

Brian gak abis pikir kenapa pensuruh nya ini tidak becus dalam bekerja untuk menemukan Data tentang Ali.

"Sekarang Ali dimana?"tanya Brian.

"Dia masih di Singapura kelas 8 Kemaren dari Bandung dia langsung ngikutin Mama ke Singapura"ucapnya.

Brian mendengus kesal dan melenggang pergi. Brian terus memikirkan tentang Adiknya bagaimana kalau dia inget tentang Ali gara-gara kembaran Identiknya. Brian memberantakkan rambutnya Frustasi.

"Lo ngapa yan"Ucap seseorang Brian langsung melihat orang itu dia sahabatnya Axel.

"Gak Papa lo bisa nganterin makanan buat adik gue ditenda PMR kan gue ada urusan bentar"ucap Brian langsung Pergi.

Axel yang melihat kepergian Brian hanya mendengus kesal seenaknya aja bilang belum tentu ia mau. Jadi mau bagaimana lagi Axel langsung mengambil makanan di tenda Panitia Saji, setelah itu dia ketenda PMR dia melihat adiknya Brian sedang tertidur ingin membangunkannya gak tega karena sepertinya tidurnya sangat pulas tapi kalau gak dibangunin makanannya dingin.

Akhirnya Axel memutuskan membangunkan Acha dengan mengoyangkan tubuhnya. Acha terbangun dan terkesiap karena ada Axel membawa makanan entah buat siapa.

"Emm.. Kenapa ya?"tanya Acha, Axel menyodorkan makanan buat Acha.

"Buat lo disuruh Brian nganterin ya udah gue pergi"Ucap Axel langsung pergi meninggalkan Acha yang menatapnya heran.

Acha langsung memakannya karena dia sangat lapar. Mau bagaimana lagi dia tertidur terus dan sekarang sudah jam sepuluh ia belum makan sama sekali.

•••

"Mengingat seseorang yang meninggalkanku pergi tanpa kata-kata itu sangat menyakitkan dan dia pergi tanpa meninggalkan jejak atau alasan untuk menpercayainya"- Angela Acha Azahra

AchaWhere stories live. Discover now