Chapter 1

106 5 0
                                    

W.A.R.N.I.N.G.T.Y.P.O

•••

Hari kedua Aku masuk sekolah seperti biasa masih MOS sampai hari Sabtu. Denger-denger sih Penutupan MOS bakal diadakan Kemah uuhh seneng banget.

Dengan langkah semangat tanpa melihat jalan aku menabrak seseorang. Aku mendokak untuk melihatnya itu Wakil Ketua OSIS, dia udah tau yang pasti kalau aku Adiknya Kak Brian.

"Lo gak Papa kan"ucapnya khawatir sambil mengulurkan tangannya.

Aku mengangguk dan menerima uluran tangannya. Ya, di cowok yang cool, Most Wanted Boy, Ketua Tim Futsal, baik, ramah, murah senyum. Makanya disegani kaum Hawa sekali liat senyumannya langsung klepek-klepek. Oke langsung Intinya namanya Verozain Akbar sapaan akrabnya Vero dia temen satu organisasi sama Kakakku, dia anak pertama dari tiga bersaudara. Itu aja yang aku tau.

"Thank Kak, dan maaf tadi aku gak liat jalan"ucapku.

"Iya gak papa"ucapnya sambil memberi senyum tipis yang terlihat tulus aku juga ikut tersenyum dan langsung pergi.

Aku masuk kekelas, yah biasanya temen sekelas MOS nya bakal di Oplos lagi selesai penutupan hari Minggu, denger-denger dari yang lain.

"Hay"ucap seseorang membuyarkan lamunanku.

"Eh- hay"jawabku.

"Kenalin Gue Tyas Nafara Andini bisa panggil gue Tyas"ucapnya mengulurkan tangan sembari tersenyum.

"Kenalin juga gue Angela Acha Azahra lo bisa panggil Acha atau Angel"ucapku menerima ulurannya.

"Ehem kalau mau kenalin gak usah dijalan!"ucap seseorang Ketus.

Aku langsung melihatnya dan mempersilakan dia lewat yah dia Ketua Kelas MOS namanya Fernanda Hafiz Maulana sering dipanggil Nanda dia orangnya Tegas, disiplin, dan dingin satu lagi kalau ngomong itu irit gak ada pengulangan kata baru kali ini panjang ngomongnya kecuali kalau disuruh ngasih tau yang penting aja.

"Eh Cha lo duduk sama siapa?"tanyanya.

"Kan udah diatur tempat duduknya liat tuh papan tulis"ucapku menunjukkan papan tulis di melihat kearah papan tulis.

Sebenarnya aku gak tau duduk sama siapa jadi aku ngeliat juga ke papan tulis dan aku duduk disebalah Nanda Kok nyebelin ya, bakalan bosen batinku. Aku langsung jalan dengan gontai kebangku kU hampir depanku Tyas jadi punya temen ngobrol.

"Ngapain lo kesini?!"tanyanya dengan ketus.

"Lo gak liat papan tulis apa gue duduk disini apa lo buta ya!"ucapku ngebales ketus.

Dia cuman mendengus kesal dan melipat tangannya dan tertidur kearah jendela. Aku langsung duduk gak lama ada Kakak OSIS yang masuk Kak Brian sama Kak Vero OMG ganteng banget.

"Cha Ganteng banget ya Kak Brian"ucap Tyas.

"Biasa aja tuh dia Kakak Gue yang nyebelin gantungan juga Kak Vero"ucapku.

"What! Kak Brian Kakak Kandung lo gak nyangka gue"ucapnya terkejut ralat bener-bener terkejut.

Aku hanya memutarkan bola mata Tyas hanya Terkekeh kecil dan mengisyaratkan'sorry' sambil tersenyum memperlihatkan gigi yang putihnya yang rapih.

"Oke adek-adek Kenalin Gue Brian Ramadhan Putra Ketua Umum OSIS pasti kalian tau dan yang disebalah gue Verozian Akbar dia Wakil Ketua 1 OSIS dan itu pun kalian tau jadi hari Sabtu dipenutupan acara (bla bla bla)" ucap Kak Brian buat aku ngantuk dan males dengerin tapi si Nanda dengan antusiasnya dengerin ocehannya Kak Brian aku aja ngantuk loh.

"Ngerti Angela Acha Azahra adek Nyebelin" semua kalimatnya dengan nada penekanan.

"Eh.. Iya iya Kakak Pelit"ucapku.

"Cie cie"sorakan dari temen sekelasku.

"Diem dia itu adek Kandung Gue ngapain pada nyorakin kaya gitu"ucapnya Ketus, semuanya pada diem.

"Karena lo sama adek lo itu kaya pacaran"ucap Kak Vero semua anak kelas langsung ketawa.

•••

Sekarang udah istirahat aku gunakan ini untuk membaca buku di Perpus sama Tyas. Kadang kita mengobrol tentang yang kami baca.

Andai aku bisa membuat Novel banyak sekali pelajaran tentang Cinta itupun selalu Laris dan gak bosenin aku selalu buat cerita di Wattpad tapi hanya dikit yang baca yah namanya berjuang jadi harus melewati banyak rintangan.

"Eh udah bel yuk kita balik ke kelas"ucap Tyas.

"Ayo"ucapku.

Selesai menaruh bukunya di tempatnya aku dan Tyas langsung berlari kearah Kelas.

•••

Pulang sekolah aku keukeuh minta dijemput Mama terus nelponin Mama dan udah 1 jam Mama belum jemput aku langsung Nelpon Mama diangkat.

"Halo Ma, Mama dimana?"tanyaku.

"Nak ini Papa Kamu nanti dijemput Kakakmu tunggu 10 menit lagi sampai"ucap Papa dengan Nada yang serak.

"Pa, Papa kenapa? Gak terjadi sesuatukan?"tanyaku Khawatir.

"Nanti aja dirumah ya sayang papa tutup dulu"

Telpon langsung dimatikan secara sepihak ketika selesai telponan Kak Brian udah dateng dia terlihat Lesu, pucat, matanya sembab. Aku heran sama Kak Brian aku langsung naik tanpa menanyakan apa pun.

Sampai dirumah didepan rumahku ada Bendera Kuning loh dikeluargaku gak ada yang meninggal Kok ada bendera kuning aku langsung masuk Tanteku langsung nyamperin aku.

"Kamu harus kuat ya Ra hiks hiks ucap Tante Terisak.

"Maksudnya kenapa, siapa yang meninggal aku gak ngerti?"ucapku mulai Takut.

"Kamu harus kuat Mamamu meninggal tabrakan saat menjemput kamu hiks hiks" ucap Tante membuat dunia ini seperti terjatuh.

"Gak gak mungkin kan gak mungkin kan tante jangan becanda ah gak lucu"ucapku mulai menintikan air mata "gak mungkin kan hiks hiks hiks"lanjutku terus menangis Kakakku langsung memelukku dari belakang.

"Kak lepasan aku, aku mau sendirian aja hiks hiks"ucapku berlari keatas dan menangis dibalkon.

Hari ini adalah dimana hari yang membuatku sangat sesak dan jatuh yaitu kehilangan Mama dan hari ini sampai selanjutnya yang membuatku tidak bisa menangis. Mama Meninggal gara-gara aku, seharusnya aku gak maksa Mama untuk jemput aku.

"Nak"panggil seseorang. Aku menoleh kebelakang, ternyata itu Papaku.

Aku bergeming tidak bicara sedikitpun, apakah ini takdir aku benar-benar sangat jatuh.

"Jangan salahin diri kamu itu udah takdir Mama kamu jangan membuat diri kamu sakit tetap bangkit dan tegar mengerti"ucapnya aku tetap diam.

Aku mendengar suara helaan nafas yang berat dan suara pintu yang ditutup. Aku terus memutar Kata-kata tadi aku langsung keluar kamar dan duduk disebalah Mama, aku sama sekali tak menangis.

"Ma Maaffin Acha ya, semoga mama bahagia disana Love You"ucapku dan mencium keningnya.

Aku langsung pergi kekamar lagi dan mendengarkan suara tangisan, doa, dan masih banyak.

AchaWhere stories live. Discover now