Musuh dalam selimut

338 15 0
                                    

Makasih buat yang masih setia baca sampai part ini.
Enjoy reading.

***
Esoknya.

"Bella"
Suara laki-laki itu membuat aku tersentak kaget untung saja aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Iya?"
Aku menoleh ke belakang dan ternyata itu adalah Ziko

"Lagi ngapain?"

"Cari inspirasi"

"Hahaha.. kamu bisa aja"
Ziko merangkul leherku dan mengacak rambutku.

Glek.

Jantungku rasanya mau copot saat dia memperlakukanku seperti itu, padahal kami baru saja kenal semalam dan dia sudah memperlakukanku layaknya sahabat lama.

"Ehemm"
Suara seorang perempuan berdehem dibelakang kami.

"Rossie?"
Aku tersenyum kaku.

"Bel.. aku mau bicara sama kamu.."
Kata Rossie dengan wajah datarnya.
Tanpa senyum.

"Ehm. Ziko bentar yah aku mau temuin Rossie dulu"

"Oh. Iya"

Rossie menarik tanganku saat sudah cukup jauh dari Ziko dia berhenti.

"Sejak kapan kamu sedekat itu sama Ziko?"
Wajah Rossie masih datar.

"Semalam kami bertemu dikafe tempat kerjaku"

"Kamu ngapain dekat sama dia sih? Dia itu playboy! Dan.. kamu gak cocok deket sama dia, kamu tau kan kondisi kamu kaya' gimana.. aku cuma mau ngingetin kamu sebelum kamu sakit hati nanti tau gak"
Rossie menyentuh pundakku, wajahnya terlihat kesal.

"Loh.. kayaknya Ziko bukan orang kaya' gitu deh Ros.. dia baik kok. Dan kayaknya dia bukan playboy"

"Jadi kamu gak percaya sama aku? Bel, jelas-jelas dia itu cowok gak baik buat kamu! Kamu harus percaya aku dong.. aku ini kan sahabat kamu"

Setelah mengatakan itu Rossie meninggalkanku dengan menyentak kakinya tanda kesal.

"Kenapa Bel?"
Ziko tiba-tiba sudah berada di belakangku.

"Gak apa-apa kok. Ke kelas yuk kayaknya udah bel"
Kataku tersenyum.
Didalam hati aku berfikir apakah benar yang dikatakan Rossie itu?

"Ya udah aku masuk dulu yah. Bye."
Kataku yang berdiri di ambang pintu kelas, semua teman sekelasku menatapku penasaran.

"Iya. Aku pergi yah"
Ziko mengacak rambutku lagi.

Aku berjalan masuk kelas, semua menatapku

"Sejak kapan loh deket sama Ziko Bel? Duh gak nyangka deh selera Ziko parah juga yah!"
Kata Andita yang memang terkenal cerewet dan tukang bully disekolah.
Aku hanya berjalan menuju bangku ku mencoba tak mendengar setiap cacian yang dikeluarkan bibir Andita.

Ketika aku duduk, Rossie yang teman sebangku ku malah cemberut.
Aku hanya diam walau aku ingin marah dan sedih karna apa yang dikatakan mereka dan perlakuan Rossie yang sangat berubah terhadapku.

Skip.

Pulang sekolah aku mencari Rossie yang ternyata sedang menuju gerbang sekolah untuk pulang.

"Ros!"
Panggilku sambil menepuk pundak Rossie berharap dia tak marah lagi padaku.

"Apaan sih?"

"Kamu masih marah yah sama aku?"

"Gue cuma minta loh gak usah deket lagi sama Ziko!"
Kata Rossie dengan wajah marah dan melotot.

"Tapi kenapa? Apa jangan-jangan kamu..."
Aku tergagap

"Udahlah Bel, kamu gak dengerin saran aku. Berarti kita udah gak sahabatan lagi!"
Rossie pergi meninggalkanku.

"Bel"
Suara Ziko memanggil dengan nafas terengah-engah dibelakangku.
Aku berbalik.

"Kenapa Zik?"

"Pulang sama siapa?"

"Sendiri"

"Bareng yuk. Motorku diparkir disana tuh"

"Gak usah makasih.. lagian aku gak langsung pulang kok aku harus pergi ke suatu tempat, ada yang perlu diurus"

"Urus apa sih?"

"Sebenarnya.."
Kataku ragu mengatakan.

"Apa sih. Cerita dong!"

"Aku perlu uang banyak dalam waktu singkat ini.."

"Uang? Buat apa Bel?"

"Bayar kontrakan rumah. Udah beberapa bulan belum bayar dan kalau aku gak bayar juga besok.. aku dan mama bakalan diusir dan kemungkinan besar tinggal dikolong jembatan"

"Astaga! ikut aku"

"Gak bisa Zik.. aku harus pergi"
Kataku melepaskan pegangan Ziko ditanganku.

"Bel. Aku bakalan pinjemin uang yang kamu butuhin itu.. dan kamu bisa tukarnya nanti"
Kata Ziko membuatku berhenti melangkah.

"Kamu serius?"

"Iya. Makanya ikut aku"

"Iya"

Kamipun pergi dari sekolah dan melaju menuju rumah Ziko.
Rumahnya besar, gedung dengan desain khas eropa dan air mancur serta taman bunga didepan rumah. wajar saja, ayahnya adalah salah satu wirausahawan yang terbilang sukses.

"Assalamualaikum ma.."

"Waalaikumsalam sayang"
Suara mamanya yang datang dari arah dapur dengan seorang wanita muda yang cukup familiar bagiku.
Aku menatapnya lebih dekat dan wanita itu tersenyum tipis kepada Ziko.

"Ro..rosssssie?"
Aku kaget luar biasa saat melihat Rosie yang juga ada dirumah Ziko.

"Dia temen kamu itu kan?"
Ziko mencoba mengingat-ingat dan menatapku penuh tanda tanya.

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Tanya mamanya Ziko sambil tersenyum penuh kasih sayang kearah Rossie.

Jangan lupa vote dan comment yah kalau ada typo atau ada yang kurang.
Part ini segini dulu aja yah.
Makasih. Syukron. Xiexie.

Give Me A Knife (Completed)Where stories live. Discover now