Suara pintu apartemen terbuka, Sivia menoleh, melihat Ando berjalan masuk dengan kedua tangan penuh kantong kresek. Sivia mengernyit heran,

"Apaan itu?" tanyanya butuh jawaban.

"Pakaian, stok makanan dan peralatan mandi" jawab Ando, ia menaruh semua kantong tersebut di depan kamar Sivia.

"Untuk?"

"Buat lo"

Sivia terdiam sebentar, menatap kantong kresek sebanyak itu, pasti Ando mengeluarkan banyak uang, suara desahan berat keluar dari mulutnya.

"Gue akan ganti kalau udah dapat gaji" ucap Sivia tak enak,

Ando menggelengkan kepalanya, berjalan ke arah Sivia.

"Nggak usah! Gue yang belikan buat lo" jawabnya menolak, Ando mengambil duduk disamping Sivia.

"Ayo makan" ajak Ando,

"Lo nggak kerja?" tanya Sivia balik,

"Udah lembur semalam" jawab Ando lagi. Sivia mengangguk kecil,

"Gue ganti baju dulu, tunggu"

"oke"

Ando mengajak Sivia makan di salah satu restoran yang ada pusat kota. Mereka berdua sedari tadi berbincang tanpa henti, bahas sana-sini mulai dari yang penting sampai nggak penting.

"Mas Ando"

Seroang perempuan tinggi, kaki jenjang, rambut panjang ter-urai, memakai mini-dress merah cukup ketat, mendekat ke meja makan Ando dan Sivia, mereka berdua menatap perempuan itu.

Ando mengernyitkan kening, mencoba mengingat apakah dirinya pernah bertemu gadis ini.

"Mas lupa sama saya? Saya Hani yang bulan lalu melaporkan kekerasan mantan suami saya" ucap wanitas bernama hani,

Ando mengangguk-angguk, ingatanya menemukan siapa wanita ini.

"Saya mau makasih banyak, kalau nggak ada mas, mungkin saya bisa nggak hidup lagi" lanjut Hani dan tiba-tiba mengambil duduk disamping Ando,

Sivia sedikit kaget, namun secepat mungkin menetralkan ekspresinya, untuk tenang dan biasa saja.

"Lagi makan sama siapa mas? " tanya Hani kepo, ia menoleh ke arah Sivia . " Ini pasti adiknya, cantik ya" tebak-nya asal.

"Bu—"

"Mas ada waktu nggak kapan-kapan? Saya ingin ngajak mas makan sebagai ucapan terima kasih saya" ucap Hani memotong kalimat Ando.

Ando jadi bingung sendiri, ia menatap Hani mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam tas-nya.

"Jangan di tolak ya mas ajakan saya, ini nomer saya mas" Hani menyerahkan kartu nama tersebut, " Saya tunggu ya mas" hani berdiri dari tempat duduknya, kemudian pamit dari hadapan Ando.

Ando menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, matanya menatap kartu nama tersebut dengan kosong, kaget dengan kejadian barusan.

"Cantik ya kakak-nya" ucap Sivia membuyarkan lamunan Ando,

Ando baru sadar bahwa ada Sivia dihadapanya, ia menatap Sivia, gadis itu masih makan dengan tenang.

"Biasa aja" jawab Ando jujur,

" Masak? Sexy gitu, body-nya kayak gitar spanyol, pria siapa yang nggak suka?"

Ando menatap Sivia sebentar,

ELWhere stories live. Discover now