04

111 12 0
                                    










Jika kau pernah merasakan apa itu cinta. Kau pasti pernah merasakan kehangatan yang begitu kentara walau hanya dengan menatap nya.

Menatap sosok seseorang yang di mata mu begitu indah.

Apapun yang dilakukan olehnya selalu indah bagimu. Bahkan pergerakan-pergerakan kecil sekalipun.

Melihatnya berbicara, melukiskan senyum di wajah mu.
Melihatnya tersenyum dan tertawa, menumbuhkan rasa bahagia di hati mu.

Namun apa jadinya jika semua itu lenyap. Lenyap pada sebuah ketidakpastian rasa yg semakin hari semakin tak kuat untuk kau bendung.
Lenyap pada sebuah kenyataan yg pahit.
Apakah rasanya akan jauh lebih sakit daripada dijatuhkan dari gedung puluhan lantai?

Jena POV

Aku membolak-balikkan tubuhku. Sungguh rasanya aku tak bisa terlelap sekarang.
Semenjak mata ini dengan jelas melihat chat-chat terakhir di grup chat kelasku tadi.

Tuhan....
Apa yang harus ku lakukan?

Tidak.... Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku harus memastikan semuanya.





***













Jena menyerah.. Ia sudah tak tahan lagi terus-terusan si hinggapi rasa penasaran tentang hubungan Seokmin dan Daemi.
Ia telah membulatkan tekad nya.
Ya, ia harus bertanya langsung pada Seokmin saat ini.
Ia sudah tak peduli jika nanti Seokmin akan menganggapnya sebagai wanita yang terlalu ingin tau urusan orang lain.

Ia perlu memastikan..
Apakah ia harus melanjutkan perasaannya atau harus menghentikannya saat ini juga.


Jena membuka aplikasi Line nya dan menambahkan Seokmin sebagai teman pribadi nya.
Apakah selama ini mereka tidak berteman satu sama lain di Line?
Tentu tidak. Jena yang terlalu gugup hanya untuk sekedar menambahkan Seokmin. Dan juga Seokmin yang tidak peduli sama sekali.

Namun beruntung tak berapa lama Seokmin meng'addback' dirinya juga.

LINE

Jena: Seokmin..

Seokmin: Ya, Jena. Ada apa?

Jantung Jena berdegup cepat.
Tidak! Tekadnya sudah bulat.
Ia harus menanyakan nya saat ini juga.

Jena: Maaf aku mengganggu mu. Apa kau sudah tidur?

Seokmin: Jika aku sudah tidur, tak mungkin dapat membalas pesanmu ☺

Ah benar juga.. Bodoh sekali kau Choi Jena...!!

Jena: Ah iya. Maafkan aku.

Seokmin: Tak masalah. Lalu ada apa?

Jena: Begini.. Ada yang ingin aku tanyakan padamu.

Seokmin: Baiklah. Tentang apa?

Jena: Kau dan Daemi.. Apakah kalian berkencan?

1 menit

2 menit

Hinggap hampir 15 menit Seokmin tak membalas pesan nya. Jena sungguh gelisah dibuatnya dan hampir saja ingin meminta maaf pada Seokmin karena pertanyaan lancang nya.

Namun kemudian..

Seokmin: Kurasa apapun yang ada diantara aku dan Daemi bukanlah konsumsi publik. Maafkan aku Jena-ssi.

Mata Jena membulat membaca nya. Jawaban Seokmin tak pernah ditebak sedikitpun oleh Jena. Tapi jawabannya berhasil membuat tangan Jena bergetar dan air mata nya hampir saja tumpah.
Bagaimana tidak, sekali lagi Seokmin membuatnya seperti terjatuh dari gedung yang tinggi.







***










Seokmin POV

"Iya.. Aku sudah selesai. Kau masih di kantin kan?
Aku akan segera kesana"

"........."

"Maafkan aku membuatmu menunggu. Tapi aku tak mungkin membiarkan mu menunggu di kelas sendirian kan?"

".........."

"Baiklah.. Aku akan segera kesana"

Aku menutup telepon ku.
Dan berjalan menelusuri lorong-lorong kampus dengan cukup terburu untuk menemui wanita yang saat ini tengah menunggu ku.

Seperti janji kami tadi, kami akan bertemu di kantin.
Saat tiba di kantin, aku mengedarkan pandanganku untuk mencari nya.
Setelah menemukan sosok nya yang tengah terduduk sendirin di tengah kantin, aku pun menghampiri nya.

Seperti biasa, senyum manis nya selalu menyapa ku terlebih dahulu dan selalu membuat darahku berdesir. Aku pun tak tau mengapa aku merasakan hal seperti ini.

Setelah mengobrol beberapa saat, aku berniat mengantarkan nya pulang kerumah.
Karena sejujurnya kami tak memiliki rencana apapun hari ini.

Setelah mengantarkan nya pulang, aku kembali menjalankan mobilku membelah jalanan kota Seoul yang cukup padat di sore hari seperti saat ini.

Tiba-tiba aku teringat pada salah satu teman ku. Nama nya Jena.
Hmm ya.. Dapat ku katakan sejujur nya aku tak terlalu dekat dengan nya.
Namun pertanyaannya beberapa waktu yang lalu kembali terlintas di pikiran ku.
Sebenarnya ada apa dengan gadis itu?
Kenapa tiba-tiba ia bertanya tentang hubunganku dengan Daemi?

Jika aku perhatikan, memang ia selalu kikuk saat berhadapan denganku. Beberapa kali ia juga tertangkap basah sedang memperhatikan ku.

Apakah mungkin ia menyukai ku?
Ah.. Sudahlah. Kurasa itu bukan urusan ku.

Aku menghidupkan musik di mobil ku dan sesekali bersenandung kecil.

Saat hendak berbelok di perempatan jalan, aku mendengar suara klakson yang panjang dari arah kanan dimana seharusnya jalan itu adalah jalan satu arah.
Terlihat jelas sebuah truk dengan kecepatan tinggi melaju ke arah ku. Sayang aku tak sempat mengelak, dan truk itu pun menghantam mobil ku dan juga beberapa mobil di sekitar ku.

BRAKKK..!!

Setelah itu aku mencium bau anyir yang sangat menyengat.
Dan perlahan semua nya menjadi gelap.



One Sided LoveWhere stories live. Discover now