02

154 19 0
                                    





Jena telah menghubungi teman-teman sekelompok nya untuk mengerjakan tugas di caffe sebelah kampus atas usulan Seokmin.

Dan semua teman-teman nya menyetujui hal itu.

Baiklah.. Besok semuanya akan dimulai. Aku harus tenang dan bersikap sewajarnya.
Jangan sampai dia curiga.
Itu akan sangat memalukan.
Tuhaaaann..
Tolong bantu aku mengontrol diriku.

Jena bermonolog dalam hati sambil menarik nafas dan membuang nya kasar.





***




Jena POV

Aku dan teman-teman ku sedang berjalan menuju ke caffe sebelah kampus saat ini.

Tapi tidak dengan Seokmin.

Lelaki itu mengatakan masih ada keperluan lain yang harus ia selesaikan dan akan menyusul nanti.

Aku dan teman-teman ku memasuki caffe dan mencari tempat yang nyaman untuk kami mengerjakan tugas.

Sejujurnya aku gugup sejak tadi. Bagaimana tidak, ini adalah kali pertama aku akan melihat wajahnya lebih lama.

Saat kami sedang berdiskusi, satu anggota lain yang kami tinggu akhirnya datang.

Aku melihatnya dari jauh.
Dia selalu saja menarik perhatian ku. Eksistensi nya membuat ku melupakan apapun yang ada di sekitarku dan membuat ku hanya mampu memandang nya.

Tanpa sadar aku tersenyum kecil.

Seokmin berjalan sambil tersenyum kearah kami dan mendudukkan dirinya di bangku kosong yang kami sisa kan untuk nya.

"Maaf aku telat. Apa kalian sudah menunggu lama?" ucap nya.

"Tidak, Seok. Baru sekitar 15 menit"

Kim Daemi. Gadis itulah yang membalas ucapan Seokmin sambil tersenyum penuh arti kepada nya.

Entah kenapa dada ku bergemuruh melihat hal itu.

Ditambah lagi Seokmin juga membalas senyuman gadis tersebut.

Aku mengalihkan tatapan ku.
Tentu saja aku tak bisa melihat hal seperti itu.

***

Seokmin begitu aktif pada tugas ini. Melihat nya bersemangat semakin membuatku gugup saat ini.

Sesekali aku melirik kearah nya, memperhatikan dirinya yang selalu tampan dimataku.

Saat aku tengah asyik memperhatikan nya, tiba-tiba..

"Jena, bagaimana menurut mu?"

Dia bertanya padaku dan menatapku serius.

Mati aku!

"Ah? Ya? Jadi apa yang harus ku kerja kan?"

Mereka semua menatap ku lalu menertawakan ku.

Hei! Ada apa?

"Ya ampun Jena.. Apa kau dari tadi tidak mendengarkan yang Seokmin jelaskan?

"Maaf, aku hanya-"

"Kau terlalu banyak melamun. Kenapa? Kau tidak enak badan?"
Tanya Hwangmi padaku.

"Ah tidak. Jadi apa bagianku?"

"Begini, bagianmu adalah mengedit materi-materi yang akan dicari oleh Sukho, lalu setelah itu kau susun kedalam draft dan kirimkan ke e-mail ku jika sudah selesai"
Seokmin kembali menjelaskan tugas yang harus ku kerjakan.

"Baiklah"

Setelah aku menyetujui nya, Seokmin kembali menatap ku.

Aku refleks menundukkan kepala ku.

Kenapa dia seperti itu?
Apa maksudnya?
Apakah dia tau kalau aku..?
Oh astaga..
Ya tuhan..
Bagaimana ini....?



***



Seokmin POV

Aku beberapa kali memperhatikan gadis itu.
Ini hanya perasaanku saja atau dia memang sudah beberapa kali tertangkap basah oleh ku sedang memperhatikan ku?

Aneh nya, saat ku tanya apakah dia sudah mengerti kenapa dia seperti orang bingung?

Aku sengaja tak membalas tatapan nya.
Karena jujur saja aku sedikit risih di perhatikan seperti itu.

Ah sudahlah..
Aku tak mau berspekulasi terlalu jauh.
Lagipula ini bukan hal yang penting bagiku.




***




Jena POV

Mata kuliah hari ini telah selesai.
Aku bergegas menyusun semua peralatan ku dan berjalan keluar kelas.
Tapi aku baru ingat bahwa hari ini aku harus memberikan hasil kerja ku pada Seokmin.

Karena kemarin adalah pertemuan terakhir dalam tugas kelompok ku.

Aku ingat tadi Seokmin masih berada di dalam kelas.

Aku memutar balik dan kembali berjalan menuju kelas.

Aku sedang menunggu nya keluar dari kelas karena aku ingin menanyakan alamat e-mail nya agar aku dapat mengirimkan bagian tugasku padanya.

Kenapa aku tidak masuk saja ke kelas?
Tidak.. Tidak.. Aku terlalu gugup untuk itu.

Sepuluh menit aku menunggu, tapi Seokmin belum menampakkan batang hidung nya juga.

Akhirnya aku pun kembali masuk kedalam kelas.
Persetan dengan degupan jantungku yang tak bisa di kontrol.

Sebelum benar-benar masuk, kaki ku refleks berhenti di depan pintu.

Pemandangan yang kulihat saat ini berhasil mencekat ku dan membuatku menghentikan langkah ku.

Seokmin dan....



Daemi.





One Sided LoveWhere stories live. Discover now