ch 1. aku yang berbeda

2.3K 141 2
                                    

"Hahaha lihatlah dia si mata biru"

"Dia alien!!"

"Gyahahaha... bahkan kedua orang tuanya bermata coklat"

"Orang tuanya korea asli loh! ASLI!"

"Jangan jangan dia bukan anak kandung?"

"Omo! Mungkin saja. Atau ternyata... Dia cacat! Wahahaha"

"Itu kutukan penyihir tau! Kkkk"

Ejek beberapa anak kecil menghina si gadis mungil bermata biru.

Ya dia orang korea asli namun istimewa karna matanya yang biru. Orang tuanya berkata hal itu wajar karna kakek buyut dari ayahnya adalah seorang veteran. Juga nenek dari ibunya adalah orang eropa.

Lalu apa hubungannya? Bukannya sangat jauh rentang hubungan antara kakek buyut dan dirinya? Kenapa ia bermata biru? Berbeda dengan yang lain?

Oke, mata biru bukan masalah, tapi akan menjadi sedikit perhatian ketika kamu memiliki kulit putih asia, rambut lurus berwarna hitam legam, hidung yang tidak seperti seluncuran alias pesek, dan memiliki mata biru. Sekali lagi MATA BIRU.

Tidak ada di daerah ini sepertinya. Ia percaya bahwa ini istimewa, tapi kenapa orang orang nyebutnya kelainan?

Air mata telah menggenang di sudut mata gadis cilik itu. Ia tidak cacat. Mata ini adalah keistimewaan. Bukan kelainan apalagi kutukan. Ugh..

Digigitnya bibir berusahan menahan isakannya yang hendak lolos.

Pluk.

Sebuah bola salju mengenai tepat di hidung salah seorang anak yang mengejek gadis itu.

"YAK! SIAPA YANG BERANI BERANINYA MELEMPAR BOLA SALJU KE MUKAKU?!" Teriak bocah yang paling gendut.

"Aku bodoh" bak pahlawan sesosok anak berisi -aku tak mau menyebutnya gendut- berkacamata keluar dari balik pohon. Ia benci melihat orang lain diperlakukan seperti itu.

"Oh anak pembunuh ternyata. Kau berani bocah?" ucap si gendut. Teman teman si gendut menyeringai. Senang mendapat korban baru.

"Tentu saja! Memangnya untuk apa aku takut hah?!" ujarnya maju membawa tubuh mungil gadis itu kebelakang tubuh gembilnya.

"Jangan sekali kali hina orang lain dasar gendut!"ucapnya menantang.

"APA?! KAU BERANI MENGATAKAN AKU GENDUT, GENDUT?!"

"tentu saja!" didorongnya gadis mungil agar segera lari dari tempat itu. Si gadis hanya menurut dan berlari menjauh.

"Yak! Kelinci biru kita kabur. Gara gara kau bocah sial!"

"Jangan hina orang lain!" teriak berang anak tadi. Gadis kecil itu bersembunyi cukup jauh. Menoleh kebelakang mendengat teriakan anak itu. Melihat bagaimana tiba tiba anak itu ditarik paksa segerombol bocah nakal yang tadi mengejeknya.

"Lepaskan! Jangan berani keroyokan hah!"

"Sumpal mulutnya dengan salju! Cepat"

"Rasakan!"

"Umphh!! Umphh!!!"

Gadis kecil itu meringis pelan. Jahat. Pikirnya. Ia ingin menolong dia, tapi tak bisa. Ia tak berani. Ia ingin, tapi tak punya keberanian. Ugh..

Dilihatnya bocah bocah itu melepas syal rajutan yang di kenakan penolongnya itu. Di dorong tubuhnya ke pohon dan digunakannya oleh mereka syal tersebut sebagai pengganti tali untuk mengikat tubuhnya ke sebuah pohon.

"Rasakan. Oi! Bagaimana kalo kita main 'mari lempar bola salju?' siap?!"

"Siap!!"

"Satu...dua...tiga..."

Pluk. Pluk. Pluk.

Gadis kecil itu menangis dalam diam. Ia ingin menolongnya. Ia ingin menolongnya. Ia ingin menolongnya.

Tuk. Seseorang menepuk pundaknya.

"Nona baekhyun, ayo pulang. Tuan besar sudah menunggu anda." ujar seseorang dengan setelan jas hitam khasnya.

"A...ajusshi..." ucapnya pelan. Dan menurut. Digenggamnya tangan ajusshi itu erat dan perlahan pergi menjauh.

Ditengokan kepalanya kebelakang sejenak. Bibir pucat dengan mata terpejam, anak itu masih terus dilempari bola salju oleh bocah bocah nakal tadi. Badannya menggigil kedinginan.

Tes.

Setitik airmata turun ke pipi gembilnya yang mungil. 'Maafkan aku chanyeol-a' batin dalam hati. Sosok itu makin lama makin mengecil hingga tak terlihat lagi pada kedua netra birunya.

'Chanyeol-a'

Tbc

sarang? (chanbaek)Where stories live. Discover now