Dia Berbicara

668 55 2
                                    

Rumor yang menyebar di sekolah membuat Jeffrey tak memiliki teman. Tidak ada yang mendekatinya. Semua yang melihatnya langsung menyingkir. Sebisa mungkin mereka menghindar dari pemuda itu. Sungguh tak masuk akal. Mereka tak tahu kebenarannya. Bahkan tak satu pun dari mereka yang benar-benar tahu apa yang dilakukan Jeffrey malam itu.

Tapi semua itu tak berpengaruh bagi Jeffrey. Ia sama sekali tidak merasa risih dengan tatapan curiga teman-temannya. Hal ini juga berlaku pada Micell. Gadis itu justru dengan terang-terangan membuntuti sang pemuda itu. Bukan untuk memastikan kebenaran dari rumor itu. Karena gadis itu masih penasaran dengan lagu yang ada di Portable Player Jeffrey. Micell tidak pernah sekali pun mendengar lagu-lagu itu di radio atau pun di televisi. Ia juga sudah mencoba mencari melalui beberapa web search engine yang ada di internet. Tapi ia tidak bisa menemukan lagu maupun penyanyinya.

Micell ingat bahwa malaikatnya itu selalu berangkat satu jam sebelum kelas dimulai. Micell akhirnya ikut berangkat pagi juga. Ia membuat kedua orang tuanya merasa heran dengan tingkah putrinya. Saat ditanya oleh ayahnya, Micell hanya menjawab, "Aku hanya ingin berangkat lebih awal, Daddy. Aku tidak mau terlambat lagi. Aku sudah bosan selalu berada di ruang BK dan mendengar ceramah dari Mr.Killer."

Sebenarnya bukan itu alasan yang diinginkan kedua orang tua Micell. Tapi alasan ini cukup baik untuk membuat sang putri bisa disiplin waktu.

Micell datang dengan segenap harapan bisa berjumpa dengan Jeffrey di kelas. Berharap bisa mendapatkan hal-hal mengejutkan lainnya dari pemuda itu.

Pelan-pelan Micell membuka pintu kelasnya. Dan... Senyuman mengembang di bibirnya. Sang malaikat sudah berada di dalam kelas. Micell mendekati Jeffrey yang sedang tertidur. Melihat ekspresi yang tentram seperti itu membuat Micell memikirkan sebuah ide. Ia meraba sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Matanya melirik ke arah Jeffrey yang rambutnya sedikit berantakan karena terpaan angin yang datang dari jendela. Segera saja Micell membidik kamera ponselnya ke Jeffrey.

Cklik!

Micell terkejut mendengar suara kamera ponselnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Micell terkejut mendengar suara kamera ponselnya. Ia menepuk keningnya dan menoleh ke arah Jeffrey. Untung saja suara ponselnya itu tidak membangunkan sang pemuda.

Micell melihat hasil jepretannya.

Keren! Dia memang sangat tampan!

Micell memasukkan ponselnya ke saku bajunya. Ia masih memperhatikan Jeffrey. Otak kecilnya kembali menemukan ide cemerlang. Micell mendekati Jeffrey. Ia menunduk hingga kepalanya berada di atas kepala Jeffrey. Dengan penuh hati-hati ia melepaskan headset yang ada di telinga Jeffrey. Kemudian memasang sebelah headset itu ke telinganya.

"Hujan meteor Perseid, yang muncul pada pertengahan Agustus setiap tahunnya terjadi ketika Bumi dilewati oleh jejak puing-puing yang ditinggalkan komet Swift - Tuttle. Tahun 1973, berdasarkan kalkulasi orbit objek....."

Micell melepas headset itu dari telinganya. Dengan hati-hati juga ia mengenakan headset itu kembali ke telinga Jeffrey.

Apa itu?

Moribund LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora