DOAKU UNTUK IBU

2.5K 189 7
                                    

Ibu.. Apa ibu lihat? Ibu sudah dikenang bukan sebagai seorang pengkhianat lagi. Nama ibu sudah bersih sekarang, apa ibu bahagia disana? Apa ibu hidup tenang disana?

Chana kembali dari kuil dan menuju kediamannya yang lama, ya tentu saja di istana. Ia diminta untuk tetap berada di istana oleh Kaisar. Ia tidak bisa menolak takdir, mungkin takdirnya adalah tetap berada di istana. Kwon menghadang Chana, Chana pun menghentikan langkahnya. Mereka berdua berpandangan sejenak lalu tersenyum.

Di balai utama istana sudah banyak orang berkumpul. Kaisar sengaja mengundang banyak orang untuk menyaksikan sebuah penobatan tapi tanpa memberitahu siapakah yang akan dinobatkan dan mendaparkan gelar apakah orang itu. Ia sengaja membuat orang-orang penasaran agar semakin banyak orang yang datang. Chana dan Kwon datang bersamaan dan menuju singgasana Kaisar. Orang-orang berdecak kagum karena kesamaan rupa mereka berdua. Kwon meninggalkan Chana dihadapan Kaisar lalu berjalan kesisi Kaisar.

"Hari ini aku, Tan Kaisar negri ini memutuskan untuk mengembalikan gelar Putri Agung pada Putri Chana dan menerimanya kembali ke istana. Aku, juga menobatkan Padawan Lang yang sudah mengabdi bertahun-tahun pada kekuatan militer negara untuk menjadi Panglima negara menggantikan Panglima Kamsama yang sudah gugur dalam perang beberapa hari yang lalu. Aku yakin Panglima Lang bisa memimpin kekuatan militer kita gar lebih kuat dan tangguh. Aku, mememerintahkan Mantan Gubernur Hainan untuk kembali menjadi Gubernur Hainan dan kembali bertanggungjawab atas Hainan. Tugasmu adalah membersihkan Hainan dari unsur-unsur Serikat Dagang Hitam. Pimpinlah prajuritmu untuk mengusir mereka pergi dari tanahmu, Gubernur. Dan juga aku menetapkan tanggal kematian Selir Agung dan mendiang Raja sebelumnya sebagai hari berkabung. Semua warga diwajibkan untuk sedekah bumi di kuil-kuil dan mendoakan mereka yang gugur dalam tragedi Hainan..."

"Karuniamu sungguh berlimpah Yang Mulia...", ucap Panglima Lang, Putri Agung, dan Gubernur Hainan.

Segera setelahnya Kaisar berpindah lokasi menuju halaman tengah istaana tempat yang akan digunakan untuk melangsungkan eksekusi mati Ibu Suri. Tan berjalan dengan sedikit tergesa. Kwon langsung menahan Tan untuk menghentikan langkahnya. "Kau bisa untuk tidak melihatnya jika kau mau...". Tan tersenyum dan melepaskan cengkraman tangan Kwon dilengannya. Ia lanjut berjalan lagi. Ibu Suri nampaknya sudah menyadari kesalahannya. Ia terlihat menurut ketika digiring menuju alat hukum gantung itu. Pandangannya tidak lepas dari sorot mata putranya ketika beberapa petugas bertugas memasangkan tali di lehernya. Sorot mata Balasara sangat sendu ketika menatap putranya yang dari jauh mengawasinya itu. Putrnya itu, sudah menjadi apa yang ia inginkan selama ini. Impiannya untuk menjadi ibu negri sudah terlaksana. Dan jika ia harus mati dengan cara yang seperti ini, ia sudah menerimanya dengan ikhlas karena ia sadar betul kesalahannya tidak akan pernah terbayar dengan nyawanya sekalipun. Cklak! Menggantunglah kemudian kaki Balasara di udara. Ia tewas setelahnya. Tan menangis. Ibunya mati dengan cara yang ia tidak pernah bayangkan sebelumnya. Cara yang mengenaskan dengan label penjahat melekat di dahinya. Kenyataan memang begitu, terkadang begitu kejam dan menyakitkan. Tan berdiri dari tempatnya, namun ia sedikit terhuyung. Lalu kemudian, ia tidak sadarkan diri.

Tan membuka matanya. Ternyata ia sudah berada di kamarnya. Kepalanya masih sedikit pusing ketika ia tersadar. Ia terduduk di ranjangnya, ia memperhatikan sekitar. Ia menemukan sepucuk surat di meja dekat tempat tidurnya.

Putraku Zin Tan...
Kini aku sadar aku telah mengambil jalan yang salah. Aku tidak seharusnya menempatkanmu di jalan yang gelap dan terjal seperti ini.
Dendamku telah membutakan aku, aku sungguh menyesal dan aku tahu penyesalan ini datang sangatlah terlambat, tapi putraku, tak perlu merasa bersalah. Ini semua salah ibu
Aku bisa tersenyum sekarang, ternyata aku tidak menurunkan sikap yang jahat padamu. Aku bisa meninggalkanmu dengan tenang. Berjanjilah pada ibu untuk melindungi orang-orang yang kau sayangi dan negri yang kau pimpin. Meskipun bulan tidak bersinar selama matahari, kau tetap penerang hidupku
Panjang umur, panjang umur, panjang umurlah rajaku..

Empress KwonWhere stories live. Discover now