CHANA MENDAPAT PEMBEKALAN PUTRI MAHKOTA

4.5K 249 9
                                    

Kaisar memanggil Putra Mahkota bersama Putri Agung ke singgasananya. Tentunya sebagai pemipin negara ia sudah tahu dan sudah banyak mendengar apa yang terjadi pada dua anaknya itu. Awalnya ia tak habis pikir bagaimana bisa kedua anaknya itu bisa saling jatuh cinta. Namun lama setelah dipikir, ia sadar bahwa apapun bisa terjadi. Apalagi mereka berdua masih muda, darah muda merekalah yang lebih banyak bicara.

"Putra Mahkota telah tiba!". Masuklah anak muda itu menghadap sang ayah. Setelah meghaturkan salam, pemuda itu dipersilahkan duduk.

"Putri Agung telah tiba!". Putra Mahkota kaget mendengarnya. Sebenarnya ada apa gerangan ayahnya mengumpulkan dua anaknya bersamaan. Sedikit banyak mereka tahu bahwa mereka dikumpulkan karena ulah mereka yang kucing-kucingan dengan pasukan keamanan istana. Tapi apa benar karna itu mereka dipanggil? Jika benar berarti mereka akan mendapat hukuman.

"Senang melihat tumbuh kembang kalian", ucap Kaisar membuka omongan. "Bagaimana kabarmu Putri Agung? Apakah tugas yang ku beri sudah kau selesaikan?". "Hamba baik, Yang Mulia Ayahanda. Mengenai tugas yang Ayahanda berikan untuk memberi pendidikan bagi rakyat miskin di Selatan Tanjing telah hamba laksanakan. Sedikit ada kendala bagi hamba untuk menyelesaikannya tepat waktu". Kaisar tersenyum mendengar penjelasan putrinya itu. "Apa kendala itu adalah Putra Mahkota?". Chana tersentak kaget. Ia dan Zin Tan berpandangan sejenak. "Maafkan hamba, Yang Mulia", lirih Chana.

Tapi Kaisar hanya tersenyum mendengar jawaban putri angkatnya itu. "Lalu bagaimana dengan kau Putra Mahkota? Apa tugas yang kuberikan sudah kau kerjakan?". Putra Mahkota berubah mimik wajahnya mendengar pertanyaan ayahnya itu. Tugas berguru pedang dan panah pada padepokan utara Tanjing nyatanya tidak pernah dilakukan oleh Putra Mahkota karena tidak mau dijauhkan dari Putri Agung. Alhasil tugas itu dia alihkan dengan memanggil guru besar padepokan di selatan Tanjing. Jadi masalahnya adalah bagaimana ia menjelaskan pada ayahnya mengenai lokasi dan guru yang mengajarinya.

"Hamba berguru pada Guru Besar Bayan dari padepokan Tanjing Selatan, Yang Mulia. Hamba mengalihkan titah Yang Mulia karena tidak ingin jauh dari Putri Mahkota. Mohon ayahanda mengerti".

Jawaban Zin Tan itu tentu saja dinilai memperkeruh keadaan oleh Chana. "Baiklah, aku terima jawaban kalian berdua", jawab Kaisar. Chana yang awalnya tidak mau menerima hukuman alhasil harus 'menyelamatkan' Tan dari hukuman ayahnya. "Yang Mulia yang pemurah, jika Yang Mulia berkenan limpahkan saja hukuman Putra Mahkota pada hamba. Hamba akan menerimanya dengan ikhlas".

Kaisar sontak tertawa mendengarkan jawaban Chana. Tentunya Chana dan Tan makin bertanya-tanya, ada apa sebenarnya yang terjadi pada ayah mereka. "Siapa yang akan memberi kalian hukuman? Aku tidak pernah mengatakannya kan? Lantas mengapa kalian berpikir demikian?"

"Lalu maksud ayahanda apa hingga memanggil kami berdua kemari jika tidak ada sesuatu yang ingin ayahanda utarakan?". Sang Kaisar bebenarkan posisi duduknya. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Kalian berdua sudah dewasa, kalian secara tidak langsung menjadi sorotan utama rakyat negri ini. Tentu saja aku tidak mau ada kabar miring yang mencemari nama kalian. Jadi aku nengambil jalan ini…".

"Chana akan kuangkat sebagai calon Putri Mahkota dan akan segera mendapat pelajarannya".

Chana dan Tan terkejut atas ucapan ayahanda mereka itu. "Jika ayahanda hanya ingin mencuci nama keluarga, hamba siap dihukum ayahanda…", mohon Tan. Chana juga memilih untuk mengikuti jalan orang yang dicintainya itu. "Benar Yang Mulia, hamba sungguh merasa tidak enak menerima pengangkatan status ini. Apalagi dengan kasus yang kami buat, sungguh rakyat akan berpikir yang tidak-tidak kepada kami. Dan juga keputusan Yang Mulia itu akan menjelekkan nama istana".

Sang ayah terdiam sesaat, lalu melanjutkan "Justru ini kulakukan untuk membersihkan nama istana dan nama kalian berdua. Jika kalian tidak punya ikatan, maka rakyat akan berpikir lebih yang tidak-tidak dari apa yang kalian kira". "Tapi Ayahanda, Yang Mulia Permaisuri tidak merestui hubungan kami. Hamba takut jika kami melangkah lebih serius, Permaisuri akan berulah", ucap Tan yang mencoba memperingatkan.

Empress KwonWhere stories live. Discover now