FESTIVAL TOPENG MUSIM PANAS

3.9K 207 9
                                    

Kaisar mengundang seluruh rakyat untuk berkumpul di plataran istana untuk merayakan festival topeng untuk menyambut datangnya musim panas. Tak lupa Sang Raja juga mengundang seluruh kasim dan dayang untuk ikut bergabung bersama rakyat agar acara semakin meriah. Para dayang mendapat peran untuk memakai topeng merah yang menggambarkan perjuangan, para kasim menapat topeng kekuningan yang berarti melambangkan kesejahteraan, lalu prajurit istana mengenakan topeng berwarna hitam yanh memiliki arti penjaga, dan yang terakhir akan ada seorang lelaki yang akan berperan sebagai penghancur atau sebagai roh jahat dan mengenakan topeng buruk rupa. Karna baru pertama kali, maka Kaisar menunjuk Jendral Ong yang memerankannya. Sementara Kaisar, Ibu Suri, dan Perdana Mentri masing-masing mengenakan topeng bercorak pelangi yang menggambarkan persatuan.

Hari sudah menjelang malam. Festival akan segera dimulai. Para penabuh gendang dan bedug membunyikan alat yang ada di depan mereka. Kaisar dan Ibu Suri sudah siap di singgasananya untuk menyaksikan jalannya festival. Jalannya festival diawali dengan berdirinya si topeng buruk rupa atau roh jahat di tengah lingkaran. Ia lalu membakar garis lingkaran itu yang dimaknai dengan kehancuran yang mengepung. Roh jahat juga menyemburkan api dari mulutnya dan membuat kekacauan dengan tarian dan gerakan yang ia buat. Lalu para topeng hitam membawa air suci dan memadamkan api-api itu. Karna sudah terhimpit si roh jahat berkelahi dengan si topeng hitam. Pertunjukan bela diri tersuguh di hadapan semua orang yang menyaksikan hal itu. Para topeng merah masuk dan membentuk lingkaran mengelilingi yang sedang berkelahi itu. Mereka berjongkok dan mengangkat tangan mereka, lalu menggerakkan ke kanan dan kiri. Para topeng merah bersama-sama menyanyikan pujian-pujian suci dan doa-doa agar roh jahat itu panas dan limbung sehingga mudah untuk dilumpuhkan.

Dan roh jahat itu kalah, lalu dibawa keluar lingkaran. Muncullah para topeng kuning. Mereka bernyanyi dan menari-nari dan membawa hasil bumi, mereka saling bertukar hasil bumi satu sama lain. Ini menyimbolkan pemerataan dan persaudaraan antar rakyat agar kebutuhan bisa terpenuhi dan saling gotong royong. Di tengah orang-orang fokus kepada para topeng kuning, seseorang yang memakai topeng hitam mendekati Kwon dan menariknya. Sementara itu, juga ada orang yang mendekat di kursi Ibu Suri. Dengan anggukan Ibu Suri, orang itu menjauh dari tempat duduk Ibu Suri.

Kwon diseret oleh seseorang yang berasal dari devisi prajurit. Terlihat jelas dari topeng berwarna hitam yang ia kenakan. Orang itu menyeret Kwon agak jauh dari plataran istana tempat diadakannya festival. Orang itu menghentikan langkahnya di dekat kuil, setelah tentunya ia menimbang dan mencari tempat yang tepat. Kwon terengah-engah dan menatap topeng itu kesal. Lelaki itu membuka topengnya. Dan dibalik topeng itu dalah Dalyan. Ya, kalau dipikir-pikir hanya itu satu-satunya cara untuk bisa bertemu dengan Kwon. Kwon juga membuka topengnya. Ia tidak percaya apa yang ia lihat sekarang. Orang yang sangat-sangat ia rindukan ada di depan matanya sekarang. Mata Kwon berkaca-kaca menatap Dalyan. Langsung saja Dalyan memeluk Kwon erat. Kwon mulai menangis di pelukan kekasihnya itu. "Disini seperti neraka bagimu, kan?", tanya Dalyan. Kwon mengangguk pelan. "Aku tahu kau telah dihukum oleh Ibu Suri. Tak akan ada lagi yang akan menyentuhmu. Aku berjanji". Tangis Kwon makin keras. Ia merasakan ketakutan ketika mengingat hukuman itu. Baginya, ia lebih menakutkan ketika menjadi sasaran panah Padawan Lang. Nyatanya kehidupan di istana lebih kejam dari hunusan pedang. Siapa saja, dan dimana saja kau bisa mati dengan alasan kaisar atau keluarganya tidak menyukaimu. Kata-kata dan perbuatanmulah yang bisa menyelamatkanmu, dan tentunya didukung oleh koneksi orang dalam istana. Sesepeleh itulah nyawamu di istana. Salah berbuat sedikit, siap-siap saja digantung atau dipenggal meski kau berusaha membuktikan kau tak bersalah setengah mati.

Dalyan melepaskan pelukannya. Dan JLEB! satu anak panah mendarat di sekitar tulang selangka Kwon. Anak panah itu terarah dari depan Kwon. Seseorang memanah dayang istana istimewa itu. Ya, siapa lagi kalau bukan orang suruhan Ibu Suri yang mendekat tadi. Sialnya pemanah misterius itu berhasil kabur. Dalyan tidak bisa mengejarnya karena Kwon sudah ambruk menimpa tubuhnya.

Empress KwonWhere stories live. Discover now