KEHAMILAN PERMAISURI DAN LAHIRNYA PUTRA MAHKOTA

11K 426 1
                                    

Untuk kesekian kalinya, Permaisuri harus mengakui kegagalannya melawan Selir Agung. Setelah hubungan Hainan-Kaisar yang berjalan dua tahun dan semakin membaik kemudian menampakkan hasilnya, Permaisuri seakan tercekik tinggal di dalam Istana. Ia tidak kerasan karena Hainan yang selama ini ia perangi justru malah membuatnya terhimpit dikediamannya sendiri.

"Yang Mulia, ini ada perembahan hadiah dari Hainan yang khusus ditujukan untuk Yang Mulia". "Buang itu semua, aku tidak butuh pemberian mereka". Dayang Zho menghela napas panjang atas jawaban Permaisuri. "Mohon Yang Mulia menerima pemberian ini. Sebagai Ibu Negri, akan sangat tidak terpuji sikap Yang Mulia jika Yang Mulia memerintah Hamba untuk membuang pemberian ini. Apalagi ditengah hubungan Kaisar dan Hainan yang semakin membaik. Mohon terimalah pemberian ini Yang Mulia". Permaisuri berdiri "Aku akan menemui Kaisar".

Kaisar menerima kedatangan Permaisuri. Permaisuri bermaksud meminta izin Kaisar untuk pulang ke kampung halamannya, Jiang, dengan alasan berdoa kepada Budha, mendoakan Negri ini dan Yang Mulia Kaisar. Tanpa menahannya Yang Mulia langsung memberikan izin. Sejenak setelah itu Kaisar mendapat kabar bahwa Selir Agung jatuh sakit. Kaisar langsug bergegas melihat kondisinya. Hal itu menyulut kecemburuan Permaisuri.

Kaisar bergegas ke kediaman Selir Agung. "Nan!! Nan!", ucapnya begitu ia memasuki ruangan selirnya itu. "Baginda...". "Apa kata tabib? Ini bukan Kolera kan?", tanya Kaisar kepada Dayang Tal. "Yang Mulia tidak perlu khawatir, Selir Agung hanya kelelahan saja karena terlalu bersemangat merawat Putri Agung". "Ya Tuhan...", Kaisar mendesis. "Baiklah, kalian semua keluar", pinta Kaisar kepada seluruh pengawalnya dan dayang yang melayani Selir Agung.

"Kau hampir membuatku gila, Nan!". "Maafkan hamba, hamba pantas di hukum, Baginda". Kaisar termenung, seolah tidak percaya atas ucapan selirnya itu. "Bicara apa kau ini". Kaisar menggengam tangan wanitanya itu. Tangan mulus itu terasa dingin. "Kau kedinginan?". Selir Agung mengangguk lemah. Langsung seketika itu Kaisar memeluk Selir Agung dan mereka tiduran dengan saling berpeluk.

Kaisar memeluk Selir Agung erat untuk menghangatkan badan wanitanya itu. Melihat Selir Agung yang tertidur dengan damai, Kaisar tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecup dahi wanita bernama asli Nandasali itu.

Kaisar adalah pria normal. Berbaring sambil memeluk Selir Agung seperti itu jelas membuatnya terangsang. Namun karena masa lalu Selir Agung tentu saja ia tidak bisa menyalurkan apa yang telah mendesak dibawah sana.

Permaisuri pergi pada malam itu juga. Jarak antara ibukota dengan Jiang memang cukup jauh. Untuk mengarunginya membutuhkan waktu empat sampai lima hari. Dalam lamanya perjalanan itu, Permaisuri tak hentinya berdoa kepada Budha agar dibukakan mata hati Kaisar bahwa selama ini keputusannya memihak kepada Selir Agung akan menjadi penyesalan.

Permaisuri tiba di rumahnya di Jiang. Rumah itu kini diurus bibinya selama ia berada di istana. Hanya beberapa kali saja ia mengunjungi Jiang setelah menjadi Permaisuri.
"Aku telah mendengar semuanya, putriku", ucap bibinya Permaisuri. "Jangan kau bersedih, Budha Yang Agung tidak akan membiarkanmu menangisi itu semua. Mereka telah membunuh kakakku, hidupnya tidak akan tenang".

Malam itu malam pertama Permaisuri di Jiang, ia bermimpi. Sebuah mimpi yang terekam jelas tentang masa lalu kelamnya. Ia melihat langsung ayahnya dihukum mati oleh Kaisar, yang kini menjadi suaminya, akibat perbuatan ayahnya melakukan pembantaian habis-habisan orang Hainan. Ayahnya yang berjiwa nasionalis tinggi tak bisa merasa cukup dengan hanya membunuh Gubernur Hainan. Ayahnya menganggap tentara dibawah komandonya mati sia-sia bahkan untuk perang yang belum dimulai.

Waktu itu memang Kaisar memberi tugas Perdana Mentri untuk membunuh Wang Huan Gubernur Hainan, bukan membantai semuanya. Tanpa ragu Kaisar muda itu memberikan hukuman mati pada Perdana Mentri. Hukum tetaplah hukum. Kesalahan tetaplah harus diganjar. Naiklah kakak laki-laki beda ibu Permaisuri menjadi Perdana Mentri.

Empress KwonWhere stories live. Discover now