"Oh, atau lo emang homo?"

"Apa maksud lo?"

Fabian mengendikkan kedua bahunya, "Biasanya kalau orang homo, ya, begitu reaksinya. Karena mereka takut ketahuan kalau orientasinya men-"

"Deal!" putus Aldan sebelum kakaknya itu mengoceh lebih panjang lagi.

Seringaian kembali menghiasi wajah Fabian. "Oke!"

"Inget! Apa pun yang gue mau!" Aldan menekankan lima kata terakhir sebelum keluar dan membanting pintu mobil Fabian dengan kasar.

"Oke anak-anak, Ibu minta perhatiannya sebentar!" guru yang sedang mengajar memberi gestur kepada murid-muridnya supaya tenang. "Mulai hari ini, kita kedatangan murid pindahan."

"Cewek atau cowok, Bu?" salah satu siswi berbandana biru angkat bicara.

"Cowok." Ibu Muna-nama guru itu-menjawab singkat.

"Ganteng nggak, Bu?" kini siswi dengan rambut ombre di bagian bawahnya angkat bicara.

"Ganteng." guru bahasa Indonesia itu menyuruh masuk murid pindahan yang sedari tadi menunggu di luar kelas. "Perkenal dirimu," katanya sembari memegang kedua bahu sang murid.

Seluruh murid di kelas XI-IPS-4 berbisik riuh begitu murid pindahan dengan kacamata yang bertengger manis di pangkal hidungnya berdiri di samping Bu Muna. Murid pindahan itu tinggi semampai. Mungkin dia memberi sedikit pomade pada bagian jambulnya sehingga berdiri. Ekspresi wajahnya terlihat suram, seperti terpaksa pindah sekolah. Siswi-siswi tak henti saling berbisik satu sama lain. Rata-rata dari mereka mengatakan hal serupa seperti:

"Ganteng, njir!"

"Cocok, tuh, jadi calon suami gue."

"Aish, gantengnya. Kokoro hayati nggak kuat!"

Suasana kelas menjadi bising. Bu Muna menyuruh mereka semua diam dan mempersilahkan murid baru itu untuk memperkenalkan dirinya. "Silahkan perkenalkan dirimu."

Murid berkacamata itu mengangguk. "Nama saya, Aldan Giovinno. Pindahan dari SMA Baruwa."

"SMA Baruwa? Itu bukannyan sekolah anak-anak yang sering dugem semua?" lagi, siswi berbandana biru itu bertanya.

"Ah iya, Mel. Pantesan rada nggak asing gitu di telinga gue pas dia sebutin nama sekolah SMA Baruwa," kata teman sebangkunya.

"Katanya, cowok SMA Baruwa ganteng-ganteng tau."

"Udah punya pacar belum?"

Bu Muna mengetuk meja untuk mendapatkan perhatian. "Kenalannya bisa dilanjut setelah bel istirahat! Aldan, kamu bisa duduk di bangku yang kosong, di belakang!" Aldan manut, berjalan ke arah bangkunya. Sesekali ia melempar senyum kepada siswi yang menyapanya.

Selama pelajaran berlangsung, Aldan hanya memerhatikan materi yang dijelaskan Bu Muna sekilas, setelah itu, ponsel menjadi pilihan terbaik untuk saat ini. Beberapa rentet pesan dari Ghana menjadi hiburan tersendiri.

Ghana

"Mas Bro, lo telat?"
06.33 a.m
"Anak Setan! Lo pindah?"
07.44 a.m
"Pindah ke mana lo, Sialan!"
07.44 a.m

Kemudian ibujarinya membuka grup angkatan yang sedang ramai. Aldan menyernyit, karena tumben sekali di jam pelajaran mereka sedang berlomba membalas pesan satu sama lain.

Double A [BXB STORIES]Where stories live. Discover now