Chapter 11 : Paris

Start from the beginning
                                    

Lalu Julian membantuku meletakkan tas besar di bagasi atas. Kemudian kami duduk di kursi itu. Leganya, aku pikir tadi aku akan terlambat, ternyata tidak. Tak lama setelah duduk di kursi pesawat, tas besar jatuh ke arahku. Segera tas itu ditangkap oleh Julian. Aku sangat terkejut, siapa orang yang kelewat ceroboh hingga nyaris mencelakaiku?!

"Maaf! Maaf! Eh? Elena?!"

Ternyata orang yang menjatuhkan tasnya itu adalah Cindy. Steven yang berdiri di sebelahnya tampak cukup terkejut.

"Cindy?!"

Aku sungguh tidak menyangka kami akan bertemu kembali di dalam pesawat. Tunggu dulu... berarti tujuan mereka sama dengan tujuan kami? Setelah double-date... sekarang double-holiday?!

Yang benar saja!

"Ka-kalian juga ke Paris?" tanya Cindy.

Aku dan Julian mengangguk secara bersamaan. Dan seperti sudah diatur sebelumnya, mereka duduk tepat di depan kami. Apakah acara liburan ini akan hancur karena kehadiran mereka? Ah tidak, sesampainya disana, itu sudah urusan masing-masing. Iya, harus begitu! Cindy berbalik melihat kami.

"Eh Len, Julian, kalian sudah menentukan akan menginap dimana? Di hotel?" tanya Cindy.

Aku melirik ke arah Julian, berharap ia yang menjawab pertanyaan dari Cindy.

"Umm... belum sih. Cuma rencananya, memang akan menginap di hotel." jawab Julian dengan suara lembutnya.

Aku hanya mengangguk saja.

"Kenapa kalian tidak menginap di villa milik pamanku saja? Aku dan Steven akan menginap disana." tawar Cindy.

"Tidak perlu Cin, merepotkanmu, terima kasih." kutolak secara halus.

"Ih... tidak kok! Aku tidak mera- ouch! Sakit Steven!" pekik Cindy.

Entah apa yang dilakukan Steven, tapi yang jelas, Steven sepertinya juga ingin menikmati liburan berdua saja.

"Sudah! Pokoknya, kalian menginap bersama kami saja! Biar lebih seru!"

Cindy membalikkan tubuhnya, kembali duduk. Steven dan Cindy tampaknya juga berdebat kecil. Aku setuju, bila Steven tidak setuju. Aku bisa merasakan perasaannya saat ini, ia tidak ingin liburan romantisnya hilang begitu saja, persis seperti diriku saat ini.

Dan ya... Benar saja, liburan penuh romansa cinta seperti dalam bayanganku ternyata tinggallah impian belaka. Semua benar-benar hancur. Lagi-lagi ini karena Cindy!

-----------------------------------------------------------

December 26, 2016
Paris Airport, France

"Sebentar lagi kita akan sampai, para penumpang dimohon bersiap." ujar pramugari pemandu.

Mendengar suara lembut itu, aku terbangun dari tidur lelapku. Kulihat di sebelahku ada Julian yang juga sedang terlelap tidur. Tapi dengan terpaksa, aku harus membangunkannya.

"Li! Li! Ini sudah sampai Li!" panggilku.

Julian yang masih mengantuk, terpaksa bangun. Kami pun menunggu pesawat ini benar-benar mendarat dengan sempurna, hingga sepenuhnya berhenti. Setelahnya kami keluar dari pesawat itu, begitupun Steven dan Cindy.

Setelah kami ambil koper dan barang kami masing-masing, kamipun keluar dari airport dan mencari taksi. Tak sulit mencari taksi, yang sulit adalah bicara dengan supir taksi itu. Tapi Cindy, sangat fasih berbahasa Perancis. Entah apa yang dibicarakannya, lalu Cindy memberikan secarik kertas pada supir itu. Supir itu melihat sesaat, dan menganggukkan kepalanya. Lalu mobil melaju dengan kecepatan yang cukup lamban, mungkin karena usianya yang sepertinya sudah sangat tua, jadi kemungkinan ia takut melaju terlalu cepat. Entah darimana Cindy dapat berbicara bahasa Perancis sefasih itu, mungkin kursus? Entahlah, lagipula itu juga bukan urusanku.

Accidental EncounterWhere stories live. Discover now