Chapter 11 : Paris

50 11 16
                                    

December 25, 2016
Beijing, China

Aku dan Julian turun dari taksi, kami menyuruh supir untuk menunggu kami. Lalu kamipun masuk ke dalam gereja.

"Li, tadi rumah sudah kamu kunci kan?" tanyaku memastikan.

"Sudah." jawab Julian dengan mantap.

Aku menghela napas lega. Julian tidak membawa mobilnya, ia tinggalkan di rumah. Soalnya kami akan pergi berlibur untuk beberapa hari lamanya, dan rumah juga mobil di tinggalkan begitu saja. Sangat berbahaya bila rumah sampai tidak terkunci. Lalu kulihat ada Ricky dan Jill sedang berdiri dekat pintu masuk utama gereja. Aku menghampiri mereka seraya menarik Julian bersamaku.

"Hei Jill! Hei Ricky!" teriakku.

Ricky dan Jill menoleh ke arahku.

"Hei Len!" teriak Ricky dan Jill secara bersamaan.

"Eh ini siapa Len?" Jill bertanya padaku seraya melirik ke arah Julian.

"Oh... ini Julian, kekasihku. Julian ini Jill, temanku."

Julian dan Jill saling bersalaman. Julian juga bersalaman dengan Ricky. Akhirnya kami saling mengobrol, selagi menunggu yang lainnya. Dan satu persatu mulai berdatangan. Aku mengenalkan Julian kepada semuanya, kecuali Steven dan Cindy tentu saja. Setelah selesai mengobrol, aku,Julian dan yang lainnya segera masuk ke dalam gereja dan mengikuti acara kebaktian.

...

Begitu selesai acara kebaktian, aku segera pamit pada teman-temanku. Waktu yang begitu sempit, membuatku harus terburu-buru menyudahi acara ini.

"Merry Christmas semuanya! Sorry, aku harus segera pergi. Nanti kita ketemuan lagi setelah tahun baru ya!" pamitku.

"Aku juga mau buru-buru pergi nih! Bye everyone! Merry Christmas!" pekik Cindy.

Aku, Cindy, Julian dan Steven pergi meninggalkan yang lainnya. Aku dan Julian segera menaiki taksi yang tadi. Dan segera menuju bandara.

"Julian, aku suka kamu pakai setelan all in white seperti ini." pujiku.

Julian memang sangat tampan sekali dengan mengenakan setelan serba putih. Sweater high collar, celana berbahan kain dan sepatu kets putih.

"Kamu juga sangat cantik." balasnya.

Aku hanya mengenakan gaun selutut berwarna biru tua, dengan mantel coklat tua dan sneakers putih.

Aku hanya tersipu malu dibuatnya.

-----------------------------------------------------------

December 25, 2016
Beijing Airport, China

Akhirnya kami sampai juga di bandara. Kami segera mengeluarkan koper-koper dari bagasi, lalu Julian membayarkan biaya taksinya. Setelahnya, kami segera masuk ke dalam bandara. Aku dan Julian segera menyerahkan tiketnya dan naik ke pesawat, setelah melewati beberapa pemeriksaan sebelumnya.

Aku dan Julian menyusuri jalan setapak di dalam pesawat, mencari kursi kami. Sampai akhirnya, kursinya kami temukan juga.

"Li, tolong bantu aku letakkan tas ini di bagasi atas!"

Accidental EncounterWhere stories live. Discover now