Part 13

41 2 0
                                    

Dania's POV

Beberapa hari yang lalu ibu menelfonku dan mengatakan bahwa hari Minggu nanti keluarga kami akan mengundang teman-teman lama ayah untuk makan siang bersama sekaligus reuni kecil-kecilan. Aku pun diajak oleh ibu karena katanya ayah ingin mengenalkan aku dan Vino, adikku yang empat tahun lebih muda dariku, kepada teman-teman ayah itu. Aku menyetujuinya karena akhir pekan nanti aku juga tidak ada rencana apa-apa selain nonton YouTube di appartement dan ngegym. Sedikit membosankan memang.

Setelah akhirnya hari yang dinantikan tiba, aku kini sibuk memilah-milah pakaian apa yang cocok untuk aku kenakan. Hingga akhirnya aku putuskan untuk mengenakan dress warna peach dengan model yang sederhana. Make up yang akan aku aplikasikan nanti juga aku usahakan untuk terlihat senatural mungkin karena menurutku ini hanya acara makan siang saja dan berlokasi di rumah keluargaku pula bukan di restoran perancis dengan pelanggan-pelanggan glamour dari kalangan sosialita.

Jam tanganku menunjukkan waktu pukul setengah 6 pagi. Memang masih terlalu lama untuk menanti waktu makan siang namun aku tidak mungkin kan datang seperti tamu? Aku pikir sudah seharusnya aku membantu ibu memasak meskipun di rumah sudah ada Mba Yasri yang juga membantu ibu memasak. Tapi yaaa tahu diri saja lah ya?

Aku mengendarai mobilku menuju daerah Serpong dan membutuhkan waktu tempuh satu jam lebih dari appartementku yang terletak di daerah Jakarta.

Begitu sampai di rumah keluargaku, aku langsung masuk ke dalam dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam. Eh, ayo Dan  tolong bantu ibu di dapur ya?" Pinta Ibu saat aku menyalami tangannya.

"Iya, bu. Ayah ke mana?" tanyaku saat tidak mendapati keberadaan ayah di rumah.

"Lagi pergi ke depan sebentar. Ibu lupa beli buah soalnya."

"Bareng Vino?"

"Iya. Udah langsung taruh barang-barang kamu di kamar terus langsung bantuin ibu," perintah ibu.

Aku mengangguk dan setelahnya aku sudah berada di dapur dengan ibu dan Mba Yasri. Saat aku membantu memotong-motong kentang, aku bertanya kepada ibu.

"Temen-temen ayah yang dateng nanti emang berapa orang sih, bu?"

"Ada tiga orang. Laki-laki semua yang dateng," jawab ibu, "Sri, abis itu tolong langsung tumis bumbu halusnya ya?" perintah ibu pada Mba Sri.

"Iya, bu," jawab Mba Sri.

"Entar mereka pada dateng sendiri, bu?" tanyaku lagi.

"Mmm... Ayah cerita ke ibu beberapa hari yang lalu kalau ayah juga sekalian ngundang keluarga temen-temennya. Yaaa biar saling kenal aja."

"Bawa anak-anak mereka juga dong, bu, kalau gitu?"

"Bisa jadi, sih," terka ibu, "Ayo, Dan. Buruan motong kentangnya."

Aku hanya nyengir, "Iya, bu."

§§§§§

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam," jawabku dan keluargaku serempak.

"Wah, Fahri. Ayo, silahkan masuk sini, Fah," ajak Ayah pada tamu pertama kami, "Apa kabar, nih? Lebih subur ya lo sekarang?" canda ayah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Secret Behind The Wedding (ON HOLD)Where stories live. Discover now