Part 5

58 25 2
                                    

Author POV

Sebelum azan subuh berkumandang, Dania sudah siap untuk berangkat menuju gedung akad sekaligus resepsi pernikahan Sandra dan Angga.

Dania menyiapkan setelan dress merah dengan potongan sederhana namun tidak meninggalkan kesan elegan. Dia hanya bertugas sebagai WO di acara ini. Bukan sebagai tamu acara. Jadi sebisa mungkin ia berpenampilan sederhana. Tidak lupa juga ia membawa sedikit perlengkapan make up miliknya. Heels hitam miliknya juga akan dibawa.

Setelah Dania memasukkan semua barang-barang perlengkapannya, Dania tidak lupa untuk melakukan morning call kepada Sandra dan pihak keluarganya.

Setelah nada sambung kesekian kalinya, akhirnya Dania dapat mendengar suara yang sudah sangat ia kenali dari ujung sana.  

"Halo, selamat pagi, Mba Sandra," sapa Dania.

"Halo, pagi, Mba Dania!" sapa Sandra ceria.

"Udah siap semua kan, Mba, semuanya?"

"Udah kok, Mba. Alhamdulillah."

Dania mendesah lega, "syukur kalau gitu. Ini saya morning call untuk memastikan aja. Siapa tau ada apa-apa sama Mba atau keluarga sebelum berangkat ke gedung."

"Semuanya baik-baik aja kok, Mba. Udah siap semuanya. Tapi saya jadi deg-degan banget sekarang," keluh Sandra.

"Loh, kemarin Mba enggak apa-apa, tuh. Udah Mba, serahin semuanya sama Allah. In sya Allah lancar semuanya nanti," nasihat Dania.

"Iya, Mba, aamiin. Semalem baru kerasa gitu deg-degannya."

"Enggak apa-apa kalau deg-degan kok, Mba. Rata-rata semua orang juga pasti deg-degan mendekati hari pernikahannya. Asal jangan sampai berlebihan aja sampai bikin mulas atau apapun."

"Iya. Doain ya Mba semoga semuanya lancar?" mohon Sandra. Suaranya terdengar sedikit melemah.

"Selalu, Mba. Udah, jangan khawatir, Mba," ujar Dania, "pihak keluarga udah siap nih, ya? Supirnya udah stand by  di rumahnya Mba belum?"

"Udah kok, Mba. Dia udah dateng dua puluh menit yang lalu," jawab Sandra.

"Oke, bagus, deh. Kalau gitu hati-hati ya, Mba Sandra? Sampai ketemu di gedung."

"Iya, Mba. Daaah!"

"Dadaaah!"

Setelahnya Dania menghubungi semua rekan-rekan timnya. Hanya untuk mengingatkan kembali agar mereka semua datang tepat waktu. 

Kini Dania hanya tinggal menunggu Julio datang menjemputnya. Kemarin Julio sudah berjanji untuk menjemputnya. Ia khawatir bila membiarkan Dania pergi sendirian pada pagi buta seperti ini. Padahal selama ini Dania cukup sering pulang sendiri pada malam hari dan tidak pernah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hanya saja Julio sedikit berlebihan. Mungkin inilah salah satu bentuk perhatian Julio terhadap Dania. Dania senang saja bila Julio memberikannya perhatian. Tapi Dania berusaha untuk terus mengkukuhkan benteng di hatinya. 

Tiba-tiba ponsel Dania berdering. Sebuah panggilan masuk dari Julio. 

"Halo, Dan? Aku udah di lobby, nih," kata Julio tanpa basa-basi, "Kamu udah siap, kan?"

"Udah, Jul. Aku turun sekarang, deh."

Setelah memutuskan sambungan telefon, Dania berdoa dalam hati agar semuanya berjalan lancar hari ini. 

Ya Allah, semoga enggak terjadi hal-hal yang enggak diinginkan. Bantulah hamba dan yang lain dalam melaksanakan tugas-tugas kami selama acara berlangsung. Aamiin.

A Secret Behind The Wedding (ON HOLD)Where stories live. Discover now