Part 2

159 51 29
                                    

Author POV

"Dan, kamu udah di mana?" tanya Julio dari ujung ponsel.

"Aku udah sampai nih, Jul. Kamu masih di jalan?" Dania membenarkan posisi ponselnya di telinga setelah mengambil kembali handbag hitamnya dari petugas keamanan di pintu masuk untuk pemeriksaan kilat, "sebenarnya aku juga baru sampai, sih. Enggak usah buru-buru kamu jadinya."

"Sorry banget ya, Dan? Ini gara-gara malem minggu jadi macet banget jalanannya. Aku sih udah di daerah Pondok Indah," jelas Julio.

"Klasik banget sih alasan kamu, Jul," Dania cekikikan, "Ya udah, enggak apa-apa, kok. See you, Jul!"

"See you later!"

Setelah sambungan telefon terputus, Dania sempat bingung ingin mampir ke mana terlebih dahulu selama menunggu Julio tiba. Akhirnya dia hanya berjalan mengelilingi mall tersebut.

Selama sepuluh menit berjalan, akhirnya Dania masuk ke sebuah toko yang menjual barang-barang dekorasi rumah. Di sana matanya langsung menangkap sebuah vas bunga cantik berwarna putih. Karena Dania tidak menemukan price tag pada vas bunga tersebut, akhirnya Dania bertanya kepada petugas toko.

"Mba, vas yang ini harganya berapa ya?"

"Kalau vas yang itu harganya empat ratus ribu, Bu," jawab petugas tersebut ramah.

Muka gue gak keliatan tua-tua amat kan? Dania bergumam dalam hati. Ia merasa sedikit tersinggung dipanggil dengan sebutan 'Bu'.

"Oke, makasih, ya?" kemudian Dania berlalu dari situ.

Saat keluar dari toko tersebut, Dania merasakan ponselnya bergetar di dalam handbagnya. Segera ia raih benda persegi panjang tersebut dan menggeser tombol hijau pada layar.

"Halo, Jul."

"Halo, Dan. Aku udah sampai, nih. Kamu sekarang ada di mana?"

"Aku di lantai dua, Jul. Deket bioskop pokoknya."

"Oke, aku ke situ, ya?"

"Oke."

Setelah memutuskan sambungan, Dania berjalan menghampiri bangku yang disediakan di depan bioskop dan duduk menunggu kedatangan Julio.

Selama menunggu, Dania memainkan ponselnya untuk sekedar melakukan kegiatan. Karena sibuk membaca artikel di timeline Facebooknya, layar ponsel tersebut akhirnya mati karena tidak tersentuh selama beberapa saat. Namun karena itu lah, Dania jadi bisa melihat pantulan wajah seseorang yang sedang menghampirinya dari belakang. Dania yakin orang tersebut akan mengagetkan dirinya jika dilihat dari gerak-geriknya.

Saat orang tersebut makin mendekat, Dania bersiap-siap untuk melancarkan misinya.

"BA!"

"Hah! Ya ampun, kenapa malah jadi aku yang kaget, sih?" gerutu Julio karena gagal mengagetkan Dania dari belakang seraya mengelus dadanya.

Dania tertawa, "bosen lagian aku terus yang dikagetin. Jadi gantian, deh. Kaget, ya?"

"Oke, oke. Kamu yang menang kali ini," Julio mengangkat ke dua tangannya ke udara, "kamu udah makan, Dan?"

"Udah sih tadi siang," jawab Dania polos.

"Ya ampun, Dania. Jam makan siang udah lewat tujuh jam yang lalu. Kamu pasti udah laper lagi, kan?"

"Iya, sih," Dania hanya nyengir.

"Nah, kalau gitu kita makan dulu, yuk?" ajak Julio, "Mau makan ramen, makanan cepat saji, atau yang lain?"

A Secret Behind The Wedding (ON HOLD)Where stories live. Discover now