#28 : Goodbye [END]

Mulai dari awal
                                    

"Iya. Aku rasa begitu," jawab Taerin singkat.

"Saya bersyukur karena kandungan anda baik-baik saja." Ucap sang dokter sambil tersenyum.

Taerin membulatkan matanya kaget. "Kandungan?! Apa maksud anda dokter?" tanya Taerin bingung.

"Jadi anda tidak tahu kalau anda sedang hamil?" tanya dokter balik.

Jadi aku hamil? Aku hamil? Batin Taerin senang. Ia memegang perutnya yang masih rata itu dengan senyuman.

"Kandungan ada masih berusia beberapa hari. Jadi jaga dengan baik." Ucap dokter memberi nasihat singkat.

"Dokter, tolong jangan beritahu siapa-siapa. Nanti, saya yang akan memberi tahu keluarga saya." Pinta Taerin, dokter itu tersenyum lalu mengangguk.

Dokter permisi pergi meninggalkan kamar Taerin dirawat. Tak lama, Chanyeol masuk ke dalam, dengan senyuman tipis menyambut Taerin. "Kenapa kau tidur lama sekali? Waeyo?" Terdengar dari suara Chanyeol jika dia sedang merengek pada Taerin.

Taerin hanya tersenyum tipis. Ia mengelus-ngelus perutnya, memberi kode pada Chanyeol. "Kenapa? Kau lapar? Oke, tunggu sebentar, aku akan minta perawat membawakan makanan untukmu." Ucap Chanyeol yang tidak peka dengan kode Taerin.

Taerin mendengus lalu mengangguk. Baiklah, terserah apa kata suaminya saja, ia menurut, padahal Taerin sama sekali tidak lapar. Tapi kasihan manusia kecil diperutnya pasti akan kelaparan. Walau Taerin tahu, anaknya masih gumpalan-gumpalan daging karena masih berusia empat hari.

"Aku tidur dua hari dan itu sangat lama menurutnya?" gumam Taerin lalu tersenyum. Chanyeol sudah keluar dari kamarnya dan menyisakan dia sendiri di ruangan ini. "Oh iya. Bukannya ada hari spesial besok? Sepertinya aku akan memberi tahu Chanyeol besok tentang kehamilanku ini." Taerin tersenyum, ia kembali mengelus perutnya.

Setidaknya, dengan kehadiran malaikatnya, Taerin menjadi lupa sejenak tentang masalahnya. Tentang rahasia itu yang membuat hatinya berdenyut sakit. Oh iya, Taerin lupa menanyakan kabar Eommanya. Seketika senyumnya berubah menjadi senyuman miris. Taerin sangat ingin memeluk Eommanya dan mengatakan bahwa dia sedang hamil.

Jika saja, Appanya tidak melakukan kesalahan dimasa lalu. Pasti mereka semua sedang berkumpul dan merayakan kehamilan Taerin. Tapi akhirnya, Taerin malah berbaring di sini. Tidak tahu harus melakukan apa selain menyusun rencananya besok.

"Lupakan saja dulu tentang itu Taerin. Pikirkan kebahagiaanmu dan kebahagiaan Chanyeol. Aku tidak tahu bagaimana reaksi Chanyeol saat mengetahui ini. Akankah dia senang?" Taerin melirik perutnya, tangannya tetap mengelus-ngelus penuh kasih sayang.

Seseorang sedari tadi mengintip lewat celah dari pintu yang sedikit terbuka. Orang itu terkejut saat mengetahui jika Taerin sedang mengandung. Ia menurunkan topinya lalu kembali menunduk, perlahan langkahnya mundur dan berjalan meninggal tempatnya berdiri.

Ia meraih ponselnya. Dihubunginya seseorang, di dering kedua, panggilannya sudah di angkat,

"Kau dimana?"

"Kau yakin ingin aku melakukannya?"

Tidak peduli dengan pertanyaan yang dilontarkan. Ia langsung bertanya, karena tujuannya menelpon adalah menanyakan soal ini.

"Yes. Memangnya kenapa? Kau tidak mau?"

"Sejak kau menyuruhku. Aku tidak ada mengatakan mau. Kau ingat itu, 'kan?"

"Baiklah, aku ingat. Tapi jika aku yang melakukannya langsung. Apa kau mau melihatnya dua kali lipat lebihㅡ"

"Ya, aku tahu."

Mr. TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang