"Kau tidak akan pernah lahir Naruto, kalau ayahmu tidak beringas di ranjang semalaman bersama ibumu." celetuk Shikamaru lantang membuat ketiganya tertawa terbahak-bahak.

Perempatan jalan tol muncul di dahi Naruto tiba-tiba dan aura itu kembali menguar. Ow...Ow... batin mereka kompak.

"Aa..." Obito mengangguk-anggukan kepalanya seperti berpikir. "Aku baru ingat aku harus ke kantor pak Sarutobi untuk membuat laporan untuk besok." ujarnya seolah baru ingat sesuatu dan beranjak pergi.

"Oh aku harus menemui tuan Han untuk membahas kolam ikan yang akan dia buat." ujar Kimimaro ikut-ikutan.

Naruto berbalik kebelakang dengan cepat, menunjukan wajah bengisnya kepada pria-pria itu, "Kalau saja besok tidak ada latgab, aku pastikan kalian butuh oplas dalam waktu dekat ini." ujar Naruto penuh ancaman dan seringai lebar terukir dengan indah diwajah cantiknya. Keempatnya menelan ludah dengan susah payah.

Mereka terkekeh dengan tidak iklas seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya. Naruto berdesis lalu pergi meninggalkan mereka.

Keempatnya menghela napas lega dan bergumam selamat.

...

[25, Februari]

Karena terlalu malas untuk bertemu dengan para Namikaze, Naruto memilih untuk tidak ikut menyambut mereka di camp. Naruto tahu dia akan bertemu dengan mereka entah itu nanti atau besok dan lagipula dia akan pergi ke Amerika jadi kemungkinan mereka untuk bertemu hanya beberapa jam saja dan Naruto tidak akan pernah melihat mereka lagi tapi sayangnya takdir berkata lain.

Naruto pikir semua pengusaha dan dokter relawan itu sudah datang sekitar dua jam yang lalu ternyata apa yang dia pikirkan tidak. Saat Naruto memarkirkan mobil jeepnya, sebuah bis datang dan berhenti tak jauh dari tempat mobilnya, semua orang keluar dari sana dan berisan tentara langsung menyambut mereka. Oh sial! pikir Naruto kesal.

Kedua sapphire Naruto terbelalak melihat sosok Sasuke turun dari dalam mobil dan menyambut tangan ayahnya untuk turun lalu sosok pria bermata sapphire dan berambut merah menyala bersama pria yang memiliki wajah yang hampir sama dengan wajah Naruto juga ikut turun dan berjalan mendekati barisan tentara.

Wanita berambut merah muda dan pria berambut merah bermata jade ikut turun. Naruto menghela napas kasar dan ikut menyambut kedatangan mereka dengan berdiri disamping Obito.

Keempat pria pengusaha kaya itu tampak diam dengan wajah terkejut termasuk wanita berambut merah muda melihat Naruto memasang wajah dingin.

"Perkenalkan namaku Yamamoto Obito, aku kapten disini dan aku yang bertanggung jawab atas kalian selama disini, tapi berhubung besok, aku dan tim elit harus latgab di Amerika jadi Letnan Kolonel Sarutobi dan Letnan Hinata yang akan bertanggung jawab hingga kami kembali kesini." ujar Obito menjelaskan.

Fugaku dan Sasuke hanya bisa diam memandangi wajah Obito, tentu mereka tahu siapa yang sebenarnya Obito.

"Namaku Letnan Senju Naruto wakil kapten Obito. Dan mereka anggota tim elit. Sersan Mayor Kimimaro, Sersan Shikamaru dan Sersan Utakata." ujar Naruto sambil menunjuk ketiga rekannya.

"Uchiha Fugaku." Fugaku memberitahu kan namanya sambil menundukan kepalanya singkat.

"Uchiha Sasuke."

"Namikaze Minato."

"Namikaze Kurama."

"Selamat datang di Suna." ujar Obito ramah.

"Lalu siapa ketua tim dokter relawan?" tanya Obito kemudian.

"Saya Haruno Sakura." Sakura maju selangkah disamping Sasuke sambil melirik sekilas kearah Naruto.

Sun Flowers [END Tersedia Versi PDF]Where stories live. Discover now