[01] Aku Velynissa

29 6 2
                                    

Gadis itu berlari sambil memanggul tas ransel berwarna tosca miliknya. Sesekali ia mengambil nafas dengan tersendal - sendal. Hanya butuh sepersekian detik baginya untuk mengambil lalu membuang nafasnya pada kondisinya saat ini.

Waktu menunjukkan pukul 07.10. Kini gadis berambut hitan pekat itu masih terus berlari mengejar tujuannya di koridor SMA Nusa Taruna. Rambutnya yang di satukan dengan ikat rambut berwarna biru menari - nari ke kanan dan kiri. Seolah mengejek siapapun yang ada di belakangnya sekarang.

Sebut saja Velynissa. Gadis bertubuh atletis yang hobi bermain basket ini untuk yang pertama kalinya ia telat. Ini adalah pengalaman buruk pertamanya setelah satu tahun menunjang ilmu di SMA Nusa Taruna. Tapi ini semua juga kesalahannya sendiri. Semalam ia begadang hingga pukul dua pagi hanya untuk menonton tim kesayangannya bertanding. Sehingga ia bangun dari mimpinya tepat pada pukul setengah tujuh pagi.

"Aduh, ini pengalaman gue paling gila. Bisa - bisanya gue telat. Parah, parah," gerutu gadis itu sambil terus melangkahkan kakinya menuju tempat yang seharusnya ia berada sekarang.

Tok Tok Tok ~

Sepuluh menit ia habiskan untuk berlari dari halaman parkir menuju kelasnya. Kini arloji di tangannya menunjukkan pukul 07.20 dan pada waktu itu juga ia telah berdiri di depan pintu kelasnya.

"Velyn? Dari mana saja kamu jam segini baru berangkat?! Kamu lupa kalau hari ini sekolah?! Apa kamu lupa kalau hari ini pelajaran saya?!" cerocos Bu Rani, guru Matematikanya yang terkenal paling galak seantero SMA Nusa Taruna saat melihat muridnya telat dua puluh menit dari bel masuk berbunyi.

Itu membuat perhatian seluruh manusia yang ada di dalam maupun di koridor kelasnya tertuju pada Velynissa akibat teriakan Bu Rani yang begitu menggelegar. "I-iya, bu. Maaf tadi sa-" jelas gadis itu terbatas - bata yang dengan sigap di potong oleh guru supernya.

"Ah, sudah. Tidak usah alasan lagi. Sekarang kamu masuk dan letakkan tas kamu di meja. Kemudian pergi ke kamar mandi putri, bersihkan hingga bersih. Hari ini kamu tidak boleh mengikuti pelajaran Ibu karena kamu sudah telat lebih dari dua menit bel masuk berbunyi," gertaknya panjang lebar.

"Tapi, bu sa-"

"Tidak ada tapi tapi an. Cepat laksanakan atau nilai kamu saya delete semua?!"

Dengan langkah berat, gadis itu masuk ke dalam kelas sesuai perintah. Sebenarnya ia malas untuk melaksanakan hukuman itu. Ralat. Sebenarnya ia lelah untuk menjalani hukuman yang diberikan guru yang baru saja menjatuhkan hukuman padanya secara sepihak. Tapi apa boleh buat. Jika ia tidak melaksanakan perintah super teachernya, nilai - nilai yang ia hasilkan dengan jerih payahnya sendiri akan di delete begitu saja oleh super teachernya.

⚫⚫⚫

"Ish, kzl. Kalo gini caranya kapan selesainya coba. Kamar mandi berasa stadion sepak bola. Hish." gerutu gadis itu sambil tetap melaksanakan hukuman yang diberikan Bu Rani. Sudah lebih dari dua jam melakukan hukuman itu tapi ia tak kunjung selesai juga. Bagaiman tidak? Luas kamar mandi SMA Nusa Taruna itu sama dengan luas satu lapangan basket. Itu hanya untuk toilet putri. Belum toilet pria. Untung saja Bu Rani hanya memberinya hukuman membersihkan toilet putri sehingga beban hukuman yang ia terima tidak terlalu berlebihan.

Sepuluh menit

Dua puluh menit

Tiga puluh menit

Akhirnya hukuman dari super teachernya berakhir bersamaan dengan bel istirahat berbunyi.

"Nah, pas." gumamnya saat mendengar bel istirahat berbunyi. Ia lantas merapikan alat - alat kebersihan yang tadi digunakan untuk membersihkan toilet. Ia mencuci tangan dan merapikan pakaian serta rambutnya yang acak - acakan sebelum keluar dari toilet.

VelynissaWhere stories live. Discover now