Teaser Three

59 4 0
                                    

Northern Hemisphere, 1920

Pria yang berpakaian serba hitam dan tampak sangat misterius itu memasuki salah satu rumah setelah ia memastikan tak ada satupun orang yang mengikutinya. Sang pemilik rumah yang sudah menunggunya sedari tadi, segera mengajak pria itu ke ruang bawah tanahnya. Tempat dimana mereka bisa leluasa berbicara tanpa diketahui oleh siapapun.

"Jadi apa rencana yang telah anda buat?" tanya pria itu tanpa basa-basi terlebih dahulu karena waktu yang ia miliki sekarang sangatlah sedikit. Ia harus kembali sebelum badai salju yang tengah melanda negeri itu selesai.

"Sepertinya racun yang kuberikan tengah bekerja. Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya sang pemilik rumah tanpa berhenti mengerjakan sesuatu.

"Seperti yang anda lihat, badai salju diluar sana masih berlanjut entah sampai kapan."

"Jadi dia masih belum sadar juga?" kali ini sang pemilik rumah sedang membungkuskan sesuatu untuk pria misterius dihadapannya. Ia memasukkan dua buah botol dan juga satu buah buku.

"Untuk apa ini semua?" tanya sang pria saat ia menerima bungkusan dari kain coklat itu.

"Botol yang pertama harus kamu berikan segera setelah ia sadar. Itu akan membuat badannya merasa lebih baik. Botol yang kedua harus kamu berikan setiap hari. Dua pil per hari sudah lebih dari cukup. Itu untuk menjaga agar dia tetap hilang ingatan. Dan mengenai rencanaku, pertama-tama kita harus membuatnya percaya bahwa dia memiliki sebuah penyakit yang langka, lalu aku akan kembali memberikan obat kedua setiap hari sebagai obat penyakitnya itu. Yang perlu kamu lakukan hanyalah memastikan bahwa dia meminum obatnya dengan rajin. Dengan begitu negeri kita akan selalu dalam keadaan aman."

"Lalu buku ini?" pria misterius itu menunjuk kepada buku warna hijau yang berjudul 'A Story of The Great King' yang ditulis oleh Erick, teman Raja Dean.

"Oh itu, A Story of The Great King. Hadiah terakhir dari Raja Dean untuknya. Meski kita membuatnya hilang ingatan, setidaknya dia tahu Raja Dean sangat mencintainya."

"Baik kalau begitu. Aku permisi dulu. Terima kasih?"

Sebelum pria misterius itu hendak kembali, Sang pemilik rumah yang juga bekerja sebagai tabib istana kembali mengingatkan, "Jangan lupa, dia harus periksa besok disini."

"Baik, besok aku akan kemari lagi."

"Baiklah, sampai jumpa besok, Sebastian?"

+ + +

Hai? Hai? Adakah yang nunggu kelanjutan teaser 'The Lost Memories'? Ga ada ya? 😢 Akan debut kalau pembaca udah mencapa target... Uhuk... Uhuk... 😁✌
See you soon? Bye-bye? 💋

[FANFIC] THE LOST MEMORIES - Book OneWhere stories live. Discover now