Chapter Two

53 4 12
                                    

Northern Hemisphere, 1923
Normal POV

“Kudengar sesuatu terjadi di kamar Yang Mulia kemarin malam. Benarkah itu Sebastian?” tanya Deogulas yang merupakan panglima utama negeri ini. Sebastian yang barusan masuk ke dalam ruangannya, hanya bisa menatap diam ke arah Deogulas. Saat ini ia sedang mencoba mengontrol mimiknya agar tidak diketahui oleh Deogulas dan panglima yang lain. Bisa bahaya jika mereka mengetahuinya.

“Yang Mulia hanya pingsan karena kelelahan. Kau tak perlu khawatir Deogulas. Sebaiknya kau pikirkan bagaimana cara menguasai Gunung Seoraksan. Kau tahu, kau hanya diberi waktu selama dua minggu untuk memburu para beruang yang ada disana.” Sebastian mencoba mengalihkan pembicaraan. Deogulas dan panglima yang lain kini mulai berdiskusi dengan serius. Karena sebenarnya ini bukanlah masalah kecil.

Negeri yang dipimpin Jenny sudah sangat sejahtera dan damai. Namun, mereka tetap membutuhkan perluasan tanah. Gunung Seoraksan merupakan salah satu tempat yang dilihat mampu bagi para rakyat untuk bercocok tanam sekaligus beternak. Ditambah terdapat sumber mata air di bagian sana.

“Mereka beruang, sulit untuk memburu mereka tanpa melukai pelindung negeri ini.” Deogulas meletakkan beberapa pahatan beruang disekitar gunung Seoraksan pada miniatur peta ditengah meja mereka.

Sebastian menatap tajam ke arah Deogulas dan bertanya, “Apa maksudmu??”.

“Kau tahu dengan betul arti perkataanku Sebastian.” Balas Deogulas tak kalah tajam. Ya Sebastian tahu betul seberapa besar resiko yang akan terjadi apabila Deogulas benar-benar membunuh para beruang disekitar gunung itu. Sial! Kenapa harus gunung itu yang dijadikan perluasan kerajaan! Pekik Sebastian dalam hati.

“Kau diberi tugas untuk memburu bukan untuk membunuh beruang itu Deogulas.” Sebastian memberi peringatan sekali lagi kepada Deogulas dan membuat suasana diskusi ini semakin menegang.

“Lalu? Mau kau apakan beruang-beruang itu? Kau ingin merawatnya? Jangan bercanda Sebastian! Ini adalah sebuah kerajaan, bukan peternakan rakyat.” Deogulas kembali membawa Sebastian kepada kenyataan. Bagaimanapun juga tempat ini adalah kerajaan dan tak mungkin istana ini mampu menampung beruang yang tak terkira jumlahnya.

“Kita tak punya pilihan lain. Kau ingat terkahir kali kita membunuh se-ekor serigala liar, hujan salju turun selama 3 hari berturut-turut.”

“Dan kali ini yang kita hadapi adalah beruang salju, bisa-bisa rumah penduduk tertimbun oleh salju.” Jawaban Sebastian tak dapat dibantah oleh Deogulas ataupun panglima yang lain. Mereka benar-benar tak punya jalan keluar dan mereka juga tak bisa mempertaruhkan nyawa rakyat maupun Ratu mereka.

“Sial! Seandainya Ratu kita itu manusia biasa!”

“Deogulas!” Flyn mencoba mengingatkan Deogulas. Namun Deogulas sudah terlanjur emosi kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu dengan membanting pintu. Sebastian mengangkat sebelah tangannya, memberi tanda agar Flyn membiarkan Deogulas pergi.

“Flyn, aku ingin kau membantu Deogulas menangkap para beruang itu. Dan jangan sampai kau biarkan Deogulas membunuh beruang itu. Aku mengandalkanmu Flyn.”

“Baik, Sebastian.” Flyn kemudian menyusul Deogulas. Sebastian bangkit dari kursinya, ia berjalan ke arah jendela yang berada dibelakangnya. Ia melihat Jenny sedang membaca buku ditemani oleh Hanna disampingnya.

“Manusia biasa ya?”

❄️❄️❄️

Dua minggu berlalu, namun Deogulas dan Flyn masih belum bisa menguasai Gunung Seoraksan. Jenny yang mendengar hal itu pun marah dan turun tangan langsung. Hanna mencoba mencegahnya berulang kali tapi Jenny bersikukuh ingin menuju kawasan itu.

[FANFIC] THE LOST MEMORIES - Book OneWhere stories live. Discover now